Prolog

1.1K 81 1
                                    

Mashiho menaiki tangga dengan terburu-buru.Wajahnya tampak begitu cemas seakan-akan akan ada hal buruk yang terjadi jika dia tak segera sampai di roftoop.

Perlahan kakinya mulai menjelajah ke atas,mencapai anak tangga satu persatu hingga habis.Tangannya segera mendorong kuat pintu roftoop.

Begitu terbuka, pemandangan pertama yang ia lihat adalah seseorang tengah berdiri tegak di pinggir roftoop.

Mashiho segera berlari menghampiri orang tersebut yang kita kenal sebagai kawan baiknya di kelas.Dengan langkah cepat dia segera menarik tangan orang tersebut sebelum jatuh bebas ke tanah.

"Apa yang mau elo lakuin? Jangan konyol deh!"protes mashiho khawatir.

Orang itu membalasnya dengan sebuah senyum simpul.Dia fokuskan kedua matanya menatap ke bawah sana."Gue sakit.Dan gue butuh bantuan elo biar sembuh"

Sekarang orang tersebut balas menatap mashiho dengan cermat.Dia berjalan mengitari tubuh mashiho sambil memegang pundak pemuda Takata itu.

"Elo mau bantu gue nggak?"tanyanya berhenti didepan mashiho.Tanpa ragu lagi,mashiho segera mengiyakan permintaan itu.

"Jadi gitu,ya?"balas orang itu lalu bergerak ke belakang tubuh mashiho secara pelan.Lalu dengan sangat hati-hati dia mendekatkan mulutnya ke telinga mashiho dan membisikkan sesuatu padanya.

"Kalo mau gue sembuh,elo mati aja,ya!"ucapnya sontak membuat mata mashiho membulat dengan sempurna.

Niatnya mashiho mau berbalik atau kalau bisa kabur aja dari sana.Namun semuanya hancur karna secara cepat tubuhnya didorong jatuh kebawah.

Mashiho tak sempat untuk menyelamatkan diri.Semuanya terjadi begitu cepat sampai-sampai ia tak sadar kalau kini ia sudah sampai di tanah.

"Akh....,"rintihnya saat merasakan kalau tubuhnya pasti sudah terluka dengan parah mengingat ia sudah jatuh bebas dari lantai tiga sekolahnya.

Pandangannya mulai kabur.Dia bisa rasakan bahwa cairan merah dalam dirinya sudah menggenang banyak disekitarnya.Mashiho juga bisa merasa kalau banyak tulang-tulangnya patah akibat benturan hebat tersebut.Namun sayang yang bisa ia lakukan saat ini hanya menatap langit yang bertaburan bintang-bintang.

Jangankan untuk meminta tolong,merintih saja dia tak bisa.Terlalu susah untuk membuka mulutnya.Lagian mashiho percaya pasti tak ada orang disekitar sini.Siapa juga yang mau datang ke sekolah saat malam-malam tiba.

Buat apa juga mereka datang kesini.Kalau sudah gini,mashiho nyesel banget mau datang ke sini karena panggilan seseorang.Dia menyesal karena sudah tertipu oleh sahabatnya sendiri.Sahabat yang udah ia anggap sebagai saudaranya sendiri tapi malah tega mendorongnya dari roftoop.

"Bisa gak gue minta setidaknya ada satu orang saja ada disini.Gue mohon satu orang aja."



























































































"Bukan buat nangkap si pelaku ataupun nyelametin nyawa gue yang gue sendiri nggak yakin bakal selamat.Tapi gue mau satu orang ada disini,menemani sisa hidup gue.Gue mau ada seseorang yang lihat senyum terakhir dari gue.Gue mau lihat seseorang sebelum akhir dari hidup gue....."




































"Kak mashi........!"panggil seseorang dari kejauhan.Mashiho tersenyum senang saat menyadari kalau doanya terkabul.

"Kak mashiho ......"panggil orang itu sekali lagi.Dia segera menaruh kepala mashiho dalam pangkuannya.Wajahnya nampak begitu cemas.

"Kenapa bisa gini,kak? Siapa yang lakuin ini ke kakak? Siapa yang buat kakak begini?"tanyanya sambil mengusap wajah mashiho yang terciprat darah.

Mashiho hanya tersenyum manis menatap pemuda dihadapannya itu.Dia cukup senang saat tahu ada seseorang yang datang menemani sisa hidupnya.

"Apa dia masih ada disini,kak mashi? Kak tolong jawab!"seru pemuda itu.Namun mashiho malah membalasnya dengan gelengan kepala.

Pemuda itu kemudian mengedarkan pandangannya ke sekeliling sekolah yang mulai mencekam.

"Makasih-ya, udah-da-teng..."ucap mashiho tersengal-sengal sebelum akhirnya menutup kedua matanya rapat.

"Nggak,elo nggak boleh nutup mata! Cepet bangun lagi! Kak mashi,bangun!! KAK MASHI........!!"teriakan itu menggelegar ke seluruh sekolah disaat pemuda itu menyadari kalau mashiho sudah tak bernyawa.

Tak lama kemudian,hujan mulai turun dan membuat suasana disana tambah pedih saja.Pemuda itu menangis sejadi-jadinya memeluk tubuh mashiho yang perlahan mulai dingin.


















































































"Ada yang bilang kalau malam memang ditakdirkan gelap selamanya.Malam selalu identik dengan yang namanya kesepian.Tapi bagiku,malam adalah sebuah anugerah yang semesta beri padaku yang merasa kesepian.Malam begitu menggambarkan diriku yang begitu merindukan cahaya matahari.

Mungkin sebagian dari kalian penasaran kenapa aku lakukan hal keji itu.Tak ada alasan berarti.Aku lakukan karena aku mau.Aku mau sembuh.Aku mau hidup normal seperti yang lainnya.Apa salah meminta hak ku? "

-X Man




























































∆∆∆

Hai ketemu lagi di cerita ku yang lainnya.Buat castnya ada anak-anak treasure dan mungkin akan ada yang lain juga.Eh nggak papa kan kalo aku juga tambahin yoonbin disini, takutnya kalian nggak suka🙏

Semoga enjoy

Pay pay semuanya 🙋

Pay pay semuanya 🙋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
••My Treasure•• √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang