Step Seven

106 15 2
                                    

" obat itu nyatanya memang bereaksi tapi sedikit lebih lambat dari yang gue harap. Setelah meminumnya beberapa kali, efeknya mulai terasa sekarang "

~ X-MAN

Happy weekend 🤗











Seseorang dengan pakaian serba hitam tampak di kegelapan malam kota. Dia mengenakan topi serta masker hitam. Senyumannya terukir jelas dimatanya kala ia melihat sebuah video yang menampilkan detik-detik Jaehyuk mengakhiri diri.

" Gue, udah turutin permintaan elo. Jadi gue boleh pergi,kan ?" tanya seorang siswa yang tak jauh darinya.

Pria bermasker hitam itu melirik ke arah siswa yang kini dipenuhi dengan darah segar yang mengalir dari perut serta lengannya yang terkoyak. Kemudian ia melirik mainan di tangan kanannya. Ada sebuah pisau disana.

" Syarat kedua...."

" Syarat kedua ?" heran siswa itu sambil mengerutkan dahinya.

" Iya, gue mau jari elo !"

Sontak siswa itu mendelik hebat kala mendengar ucapan pria bermasker itu. Sementara si pembuat syarat terdiam sambil tersenyum yang bisa dilihat meski bibirnya tertutup oleh masker.

" Canda gue " sambung pria bermasker setelah melihat raut wajah sang lawan yang merasa sangat ketakutan. " Elo boleh pergi kok, tapi ingat pergi dari kota ini secepat mungkin. Gue nggak mau lihat muka elo dilain waktu "

Siswa tersebut langsung mengangguk dengan cepat. " Baik, gue janji bakal pergi. Gue pasti bakal pergi !" ungkapnya begitu sumringah.

Siswa SMA tersebut kemudian bangkit sambil memegangi perutnya yang terluka. Ia meringis kesakitan sesekali. Luka itu memang tak besar. Untung saja itu juga tak terlalu dalam. Tapi tetap saja, yang namanya luka pasti sakit meski itu sekecil bulir padi.

Siswa tersebut berusaha menahan semua rasa sakit tersebut untuk segera pergi dari tempat itu. Ia harus cepat-cepat kabur dari pria bermasker itu.

Namun tak lama kemudian sebuah pisau tiba-tiba melayang ke arah siswa tersebut dan jatuh tepat di punggungnya. Siswa tersebut langsung tumbang kembali ke tanah.

" Ups, sorry kelepasan !" ucap pria bermasker.

" Siapa itu ?" saut seseorang dari kejauhan disusul bunyi langkah kaki yang mendekat. Suara yang di timbulkan siswa itu ternyata mampu menarik perhatian dari seseorang yang kini tengah datang kemari.

" Ada orang disana ?" tanya seseorang kembali menyaut. Mendengar ada orang di dekatnya membuat sang siswa mencoba kembali membuat suara yang mungkin bisa menarik perhatian seseorang ketempat ini.

" Di sini- aku, " ucapannya terputus kala mulutnya yang secara mengejutkan mengeluarkan busa putih. Siswa itu kewalahan menghadapi tubuhnya yang kini terasa amat menyakitkan. Seperti ada hewan yang tengah menggerogoti tubuhnya dari dalam. Sedangkan suara itu terus menyahut.

Pria bermasker hitam itu mendekat. Perlahan dia buka masker dan memperlihatkan wajah tampannya yang tampak semakin indah dengan sebuah senyuman.

" Satu tetes aja udah cukup. Tikus yang memberontak harus segera dibasmi biar nggak merugikan " tukas pria tersebut lalu menjatuhkan sebotol racun.

Mulut siswa itu terus saja mengeluarkan busa putih. Ia merintih kesakitan namun si pria bermasker tak menunjukkan rasa kasihan sedikitpun. Dia terus saja diam hingga siswa itu kehabisan nafas dan nyawanya.

BRUK !

" Doyong, itu kau ? Doyong-ie ??" ungkap seseorang. Pria bermasker itu sontak menengok. Di sana sudah ada seorang pemuda dengan Hoodie pink kesukaannya tengah berdiri sambil memandanginya tak percaya.
























































••My Treasure•• √Where stories live. Discover now