Step for

157 20 0
                                    

"Hingga saat ini ada satu hal yang selalu mengganggu pikiranku. Haruskah aku sembuh ?"

~ X-Man
















KRAK !

Suara besi bersentuhan terdengar begitu jelas. Yoshi mendongakkan kepalanya. Masih pagi begini kenapa sipir membuka pintu penjara.

Si sipir itu menguap, membuka mulutnya dengan lebar dan menatap Yoshi dengan sebal. Dia mengayunkan pandangannya ke sekitar sebelum menatap Yoshi kembali.

"Ck- ck....teman satu sel-mu aja masih tidur dengan nyenyak " keluhnya lalu menatap jam di dinding yang menunjukkan pukul tujuh lewat lima menit. Selisih lima menit dari jam besuk tahanan.

"Gue jadi heran deh sama elo. Elo kelihatannya kayak orang baik, tapi kenapa masuk penjara ? " tanya sang sipir.

Yoshi terdiam. Dia bangkit dari duduknya karna tau betul ada yang menunggunya diluar. Pemuda itupun sama-sama kaget mengetahui jika orang itu datang sepagi ini. Biasanya ia datang jam delapan malem atau lebih. Apa karna ini hari minggu jadi ia datang lebih pagi ??

Si sipir menggiring tubuh pemuda Kanemoto tersebut menuju bilik pertemuan. Yoshi masuk dan dirinya langsung disambut oleh kehadiran dua orang temannya disana.

Satu orang dengan rambut pendek berwarna merah dan satu dengan rambut panjang hitamnya. Tunggu, kemarin Yoshi lihat dia dengan rambut blonde panjangnya dan sekarang sudah berganti.

Yoshi duduk dengan santai menghadap dua temannya yang entah sejak kapan sudah duduk disana. Sedangkan itu, teman berambut merah mengeluarkan sebuah kertas dari sakunya dan menyodorkannya ke pemuda Jepang itu.

"Turuti ucapanku dan kau akan segera bebas. Rencananya besok kami sendiri yang akan jemput kau "  isi surat tersebut.

"Kau yakin bakal berhasil, jangan nekat !" peringat Yoshi.

"Iya, gue yakin pasti berhasil. Gue masih butuh elo buat jalanin rencana. Kalo elo mau gue kasih kalo nggak juga nggak papa "

Yoshi berpikir sejenak. Keluar dari penjara memang sulit dan bisa dikatakan mustahil. Tapi bagaimanapun caranya ia harus keluar dari tempat ini. Yoshi tak bersalah. Yoshi tak pantas ada ditempat seperti ini. Dia mau keluar dan membuktikan kebenarannya. Ia harus segera keluar.

"Baik, " setuju nya.

Pria berambut merah itu mengambil sebuah obat dan plester dari sakunya. Yoshi sempat ragu untuk mengambilnya namun pada akhirnya ia ambil pemberian pria tersebut.

• • • •

" APA NGGAK BISA ??" Jerit Junkyu.
"Loh kok nggak bisa pak ? Kita mau jenguk dia masa nggak boleh sih ?" kesalnya.

"Iya, lagian ini baru jam delapan loh pak. Baru dibuka juga kok nggak bisa " gerutu Yedam.

" Masalahnya itu udah ada yang njenguk dia tadi " jelas sipir penjaga.

"Dijenguk ?? Sepagi ini ?? Siapa pak, ?"

Sipir penjaga melihat catatan pengunjung dan diikuti oleh keduanya namun begitu ketahuan sipir penjaga dia segera menutup buku catatannya. Katanya sih rahasia. Tidak bisa diketahui sembarang orang.

" Aah..." sungut Junkyu dengan wajah imut khasnya.

" Pak Yoshi itu temen kita, jadi bolehlah kita lihat catatannya. Kita mau tau siapa yang udah jenguk dia selama ini. Boleh ya pak ?!" bujuk Yedam.

" Nggak boleh !!" kata sipir penjaga tegas. "Mendingan kalian pergi aja kalo nggak ada urusan. Anak kecil kok mainnya di penjara, sana sana pergi ! Ganggu aja !"

••My Treasure•• √Where stories live. Discover now