♛LY •• Eps.23♛

2.9K 86 17
                                    

Jangan lupa untuk tekan tombol ★ dipojok kiri bawah. Satu bintang dari kalian sangat berharga untuk aku lebih semangat menulisnya.

 Satu bintang dari kalian sangat berharga untuk aku lebih semangat menulisnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ya, kenapa kalian berdua tidak saling bicara sedari tadi?"

Jungkook bertanya penasaran, kepada dua orang yang memilih membungkam. Membiarkan suasana sunyi juga dirasakan si lelaki yang sibuk menyetir—dengan netra yang sesekali melirik spion dalam untuk melihat wajah bersalah terpampang pada Yoongi dan tarikan berat yang baru saja dikeluarkan Seulji sembari kedua mata yang sibuk memandang benda pipih.

"Apa orang dewasa akan bersikap seperti ini jika memiliki masalah? Diam dan memikirkan tanpa bertindak lebih lanjut?" sinis Jungkook singkat yang kemudian memberhentikan mobil di mana sedang dia kendarai pada persimpangan jalanan yang sepi.

Jungkook tahu betul walaupun netra Seulji menatap layar yang menyala, namun telinganya benar-benar tidak mendengarkan suara dari benda pipih tersebut. Itu hanyalah tipuan Seulji menghindari pertanyaan dan kekesalan terhadap seseorang.

Sementara Yoongi?

Pria muda itu tetap diam. menatap jalanan memikirkan hal beberapa jam yang lalu, apa itu sebuah dosa atau sebuah mimpi? Sehingga mengabaikan apa yang sedari tadi keluar dari birai saudara laki-lakinya. Barangkali Yoongi paham, Seulji tidak akan menjadikan hal tadi menjadi keseriusan. Justru Seulji juga merasa perlu untuk membenahi diri; jika dia sama. Dia akan melakukan hal sama jika berada di posisi Yoongi. Seulji hanya butuh kejujuran tidak lebih dan kurang.

Dan Kara? Bagaikan Jungkook untuk Seulji. Namun dengan watak yang berbeda. Jungkook bagaikan bunga lotus yang tau kedudukannya, sementara Kara, dia berwatak hama dan bangkai. Yang tidak tahu akan posisinya yang merugikan. Walaupun indah, namun merusak.

"Kami diam, karena membenahi bagaimana menjadi diri sendiri. Tidak perlu menjadi orang yang terlihat benar jika nyatanya itu sama saja (busuk). Kenapa tidak terus terang saja, jika kenangan dan suara orang yang dulu pernah ada masih menusuk sampai sekarang," monolog Seulji yang berhasil membuat Yoongi kali ini menoleh ke arahnya. Sementara Jungkook, dia hanya bisa menganga karena ketidakpahamannya. Otak Jungkook masih berputar untuk mencerna.

"Bukankah begitu, Min?" tanya Seulji dengan tatapan sinis—hingga diakhiri senyum yang menyeringai. "Dasar pria berengsek," umpat Seulji yang langsung membuang muka.

"Dan ya, barangkali peran kita berada di dunia drama." Seulji mulai mendumel, menatap kembali layar ponselnya yang menyala. Di mana menunjukkan serial drama Korea yang sedang tayang hari ini. "Kemungkinan terbesar pria yang menduduki sad boy bukanlah, Kak Jungkook. Melainkan pria yang berada di samping ku."

"Kau baru saja menyebut diriku pria sad boy? Apa maksudmu?" Yoongi langsung berucap cepat karena tidak menerima dengan apa yang baru saja di katakan Seulji.

Sedangkan Jungkook dibuat kebingungan. Pasti ada hal yang baru terjadi beberapa jam lalu sebelum kehadirannya. Sebab, Jungkook tahu betul watak gadis yang dia lihat tengah sibuk mengeraskan volume ponselnya, untuk menghindari pertanyaan Yoongi. Seulji tidak akan seperti ini jika tidak ada orang yang membuat ulah.

Lieber YWhere stories live. Discover now