♚LY •• Eps.2♚

10.5K 311 5
                                    

Ada kalanya aku memberontak dan siap menerkamnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ada kalanya aku memberontak dan siap menerkamnya. Tapi seluruh tubuh sudah tercekal olehnya dengan erat. bagaimana kuku-kuku tumpul itu mencengkeram ku bagaikan kucing jalanan yang meraung meminta tolong. Decitan pintu dari kamar yang penuh rekaman neraka terbuka sempurna.

Aku tahu betul, bagaimana kamar ini dijadikan saksi bisu para jalang yang bermain saliva hingga mani pada ranjang yang tak setara dengan alas tidur ku.

Yoongi menurunkan ku perlahan, sementara otak ini memutar kembali bagaimana tangan suci ini pernah membersihkan sisa-sisa mani yang berada di ranjang. Oh tuhan, jangan bilang pria muda di hadapanku akan melakukan hal yang tidak-tidak kepada gadis SMA yang baru saja tamat sekolah ini.

Namun aku tak melihat pergerakan yang membuatnya ingin mencicipi tubuhku. Dia hanya memandangi ku sembari duduk di kasur yang penuh dosa. Aku pun memandanginya balik, dan ingin berkata 'berhenti menatap ku jika nyawamu masih ingin berada satu raga denganmu, Min', tapi itu tak berlaku untuk ku lontarkan.

Dikarenakan rintikan hujan deras mulai berjatuhan membasahi seluruh kota Gangnam.

Oh shit! Aku sangat takut dengan hujan.

Bagaimana hujan ini harus mengingatkan ku pada pertumpahan darah yang tak ingin ku saksikan.

Bunyi dentuman petir mulai bergemuruh di atas langit hitam.

Aku mengingat betul, bagaimana hujan serta jalanan licin membuat orang tuaku harus pergi meninggalkanku selamanya.

Aku berjongkok. Menunduk--menutup telinga se-erat mungkin untuk tak lagi mendengarkan suara-suara air deras itu berjatuhan dari langit.

"Kau takut hujan?"

Ku rasa Yoongi melihat gerak-gerik ku yang terlihat begitu takut, dan itu membuatnya harus bertanya.

Aku hanya memilih untuk diam, membiarkan mata ini memejam hanya agar tak meloloskan air mata di hadapan pria asing. Aku tak suka menangis di hadapan orang, itu akan membuatku di matanya seolah aku ini gadis lemah. Itu bukanlah aku, Hwang Seulji.

Namun sial, sial, dan sial! Cairan bening bak kristal ini tak bisa diajak untuk berkompromi. Kurang ajar sekali, lolos tanpa ada kata permisi.

"Masih ada ya, manusia yang takut akan keindahan sang pencipta di mana ini sangat menyejukkan." monolog Yoongi yang ku dengar bak puitis.

"Ini masih hujan air, belum lagi hujan api. Pasti kau akan mati terlebih dahulu sebelum ke tetesan." sambungnya yang kudengar sedang menyindir.

Tanpa ku tahu, Yoongi sudah berjongkok di depanku. Menyentuh bahuku dan berkata, "Ku tanya kepadamu kucing betani kecil ku, Kenapa kau takut dengan hujan?"

Aku tak menggubris. Tak ada hasrat untuk menjelaskan tahap pertahap untuk orang asing ini. Dia akan hanya ingin tahu dan mendengar tanpa ada simpati untuk merasakan. Dia sama saja dengan manusia yang sok baik, tetapi nyatanya munafik.

Lieber YWhere stories live. Discover now