♚LY •• Eps.7♚

4.8K 143 11
                                    

Rasanya menjadi tolol ketika perdebatan tak kunjung kelar dalam tiap langkah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rasanya menjadi tolol ketika perdebatan tak kunjung kelar dalam tiap langkah. Orang bahkan memandang Seulji bak sosok domba yang mengekori tuannya untuk pergi ke ladang. Jarak jalan mereka begitu berjauhan.

Berulang kali gadis dengan seribu kata panah api tersebut, menggerutu sampai birai nya berbuih tapi tak ada tanggapan sedikitpun dari Yoongi. Keras kepala! Itu lah yang tengah berada dalam pikiran Seulji.

Dan sekarang harus ada adegan kejar mengejar sosok pria muda. Oh, ini memalukan. Akan diletakkan di mana wajah jahat Seulji ketika dia harus berlari untuk mencangkup jarak dengan Yoongi--meraih tangan untuk menghentikan sikap keras kepala yang melebihi kerasnya batu ambang di sungai dangkal.

Beruntungnya, Seulji berhasil menggenggam telapak tangan Yoongi. Tapi harus disayangkan, ketika Yoongi meludahinya dan mengucapkan kalimat serapah.

"Jauhkan tangan kotor mu ini dari tangan suci ku, gadis murahan."

Haruskah Seulji mencerna kata-kata Yoongi? Bagaimana kalimat itu keluar melebihi sumpah serapah di atas altar merah dengan bongkahan kebohongan. Apa dia semurah itu dimata Yoongi?

Mata merah padam kini menghias penuh pada visual Seulji. Tangan mengepal ketika punggung Yoongi mulai menjauh dengan rajutan langkah kesal. Di sini, tak hanya Yoongi yang sakit hati. Gadis yang tengah dia tinggal di belakang dengan merasakan sakit, sakit saat harga dirinya dibilang murahan. Kurang ajarnya bibir tipis merah mudah tersebut berani mengatakan hal seperti itu.

Tak ada kesabaran yang pantas diberikan untuk Yoongi. Seulji melangkah dengan penuh amarah--meraih tangan Yoongi dan mencekal menggunakan kuku-kuku yang sekiranya sedikit memanjang dengan hiasan warna biru langit. Yoongi bahkan berhasil dibuat Seulji terbanting namun bisa bertahan untuk tak jatuh. Kemudian, air mata Seulji menetes satu membentuk sungai yang mengalir.

Tak enggan-enggan di tempat parkiran, Seulji melambungkan tangan kanannya untuk memberi tamparan yang kencang ke pipi tak terlalu cabi dan tak terlalu tirus itu. "Kau pikir dengan cara kau menghina harga diriku, aku akan diam saja, Min?" Seulji menggeleng sembari menyeringai tajam. Walaupun buliran kristal bening tak dapat lagi Seulji sembunyikan. "Tidak, Min. Aku tidak akan diam."

Yoongi terkekeh samar dan sekali menunduk mengumpatkan wajahnya pada dua telapak tangan yang pernah mengisi sela-sela jemari Seulji. Kening Seulji berkerut bingung. Di kala situasi sedang sama-sama kecewa, kenapa pria ini tertawa tak jelas?

"Ya. Kau tidak akan diam, kau akan terus berceloteh dengan senjata air mata agar mendapatkan belas kasihan. Enak sekali, jadi gadis. Oh, kau bukan gadis lagi."

Seulji benar-benar kehabisan kata. Memicingkan netra tak percaya dengan ungkapan yang terdengar sangat begitu ingin mengajak debat. "Okeh. Jika seorang wanita selalu mengeluarkan senjata air mata. Tapi tak semua air mata adalah senjata untuk berbuat untuk melarikan diri dari sebuah masalah. Tak semua, Min."

Lieber YWhere stories live. Discover now