♛LY •• Eps.26♛

4.3K 162 22
                                    

Area dewasa. Tolong bijak saat membaca.

Aku sudah up bab ini. Atas kemauan kalian.
Tolong pengertiannya, jangan lupa tinggalkan jejak dengan cara vote dan komentar.

Terima kasih dan selamat membaca.

Aku membuka mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku membuka mata.

Menatap kamarku yang gelap. Gelap gulita, seperti tidak ada kehidupan lagi. Bahkan aku tidak bisa melihat langit-langit di kamar ini.

Aku sudah mencoba memejam mata. Namun naas, Tuhan membuatnya menjadi berantakan. Aku dibuat Tuhan dengan tempurung yang masih memikirkan pernikahan. Apa rasa seperti ini yang akan datang berkala, ketika mendekati detik-detik pernikahan?  Ini menyiksa sekali, Tuhan!

Aku menghela napas. Merasakan diri Yoongi yang menjadikan tubuhku layaknya  seperti guling. Tiap hembusan napas yang hangat keluar dari kedua lubang hidungnya, semua itu berhasil menerpa sopan pori-pori leherku.

Aku mulai sedikit bergerak. Karena ingin mengambil segelas air minum di laci sebelah ranjang ku. Sialnya suara khas berat saat bangun milik Yoongi, tiba-tiba menyapa rungu ku dengan sopan. "Belum tidur?"

"I-i-iya," jawabku kikuk ketika Yoongi mengangkat kepala, namun badan dalam posisi masih terbaring. Kurasa dia sedang menatapku di tengah kegelapan ini.

"Sama. Aku juga tidak bisa tidur. Rasanya susah. Seperti bingung, cemas, gugup," ujarnya yang di mana langsung beranjak bangun. Menyalakan salah satu lampu tidur yang berada di sampingnya.

Aku sekarang bisa melihatnya. Rambut Yoongi berantakan. Punggungnya yang tidak terlalu lebar itu terlihat indah dibalik piyama hitamnya. Tapi masih tampan. Aku tersenyum singkat. Bukankah ... Yoongi sebelumnya memakai kaos? Ah, pasti dia menggantinya saat aku memejam.

"Sudah jam dua dini hari. Ahhh!!!" keluhnya. "Aku sangat mengantuk! Tapi kenapa aku tidak bisa memejam dengan tenang."

Aku beranjak bangun, lalu bersandar pada punggung kasur dengan kedua kaki ku yang ku tekuk."Kita terjebak dalam perasaan gundah, kak.  Itu wajar."

Dia menoleh. Merangkak—mendekat dan duduk di sampingku. Menarik kedua kakiku yang semula masih aku tekuk dan kini menjadi lurus. Dia membuat kakiku sebagai bantalan.

Yoongi terbaring dengan tangan dilipat. Mata sabit mulai terpejam lembut. Dan aku?  Aku memandangi bagaimana dia tertidur. Dia memang pria. Tapi dia cantik sekali saat tidur. Hidung mungil yang mempesona. Tanpa sadar,  tangan ku terulur untuk mengusap rambut Yoongi. Mengusap lembut tanpa mau tahu, jika aku tidak menikmati momen ini.

Yoongi tersenyum. Hingga bibir tipis yang menggoda itu berucap. "Aku menyukai momen ini."

"Aku juga," sahutku lirih.

Lieber YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang