♛LY •• Eps.27♛

3.1K 137 28
                                    

Sebenarnya hari ini aku tidak diizinkan untuk menginjak kaki di rumah yang semestinya akan menjadi tempat tinggal ku juga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sebenarnya hari ini aku tidak diizinkan untuk menginjak kaki di rumah yang semestinya akan menjadi tempat tinggal ku juga.

Sungguh.

Ibu terpaksa menyuruhku kemari.

Ini sebuah ketidaksengajaan di mana ibu dari pria yang akan mengikat diriku dalam tujuh sumpah janji suci tersebut, menyuruh untuk pulang sejenak mengambil undangan yang semestinya akan diberikan kepada teman kerja dari calon ibu mertua.

Karena ibu sibuk menyiapkan gaun dan seragam untuk panitia. Jadilah aku yang mau tidak mau harus ke sana. Aku diantar Jimin. Tapi pria itu berkata, jika dia akan menunggu di depan saja. Ku langkahkan kakiku untuk menaiki anakan tangga. Sebenarnya, rumah ini sepi hari ini. Para pelayan sibuk membantu di gedung pernikahan. Bahkan, aku tidak tahu di mana posisi Yoongi sekarang.

Aku hanya tahu Jung sedang pergi bersama teman-teman Yoongi, katanya sih, mengecek dekorasi gedung kembali dan tempat duduk tamu. Tetapi, Jung bilang, Yoongi ada di rumah.

Iya. Dia di rumah. Mobilnya saja terparkir rapi di halaman depan. Apa dia tidak ke kantor? Seharusnya dia ke kantor sejenak untuk hari ini.

Sebelum aku mengambil undangan di kamar ibu. Aku pergi terlebih dahulu untuk menemui Yoongi. Aku merindukannya! Ya ... ini secara tiba-tiba saja. Padahal baru shubuh tadi kami pisah.

Aku harus menyusuri lorong terlebih dahulu. Hingga sampai di depan kedua pintu yang bersampingan. Aku ingin memberi kejutan secara diam-diam.

Pintu kamar pria yang ingin kutemui, terlihat terbuka, namun hanya sedikit. Tidak masalah. Ini bukan berarti aku gagal memberi kejutan untuk dia. Dan pada hitungan ketiga, tanganku sudah memegang ganggang pintu, begitupun bibir ku mengembang ke atas ketika aku memanggilnya.

"Kakak! Sup—"

"—Ahh! Sayang pelan-pelan jangan terges—ahh...," desah sosok wanita yang aku kenal dengan nama Kara.

Senyuman ku sekejap pudar.

"Ahh ...." Aku masih mendengar Kara mendesah lagi. "Aku juga mencintaimu, Ahhhmuach ...." balas Kara ketika dia berhasil menidurkan pria muda yang ingin ku jumpai di atas sofa panjang dengan sedikit ciuman balasan.

Aku mendesah kecewa. Senyuman miring terbit dengan mata memerah, sebab menahan genangan buliran air mata yang sejujurnya tidak kuat aku tampung terlalu lama. Aku pikir, aku akan memberi kejutan. Tapi nyatanya, justru dialah yang memberikan kejutan.

"Bajingan!" bentak ku yang langsung menendang pintu kamar.

Dua sejoli yang bercumbu cinta panas tanpa rasa dosa langsung terduduk tegak. Aku melihat, melihat Yoongi menggeleng dengan bibir bawah yang dia basahi. Birainya seakan mengucap namaku, namun aku menggeleng dengan derasan tangisan.

Aku langsung pergi. Berlari menuruni anakan tangga tanpa memperhatikan. Tidak peduli aku jatuh dan terluka, yang jelas hatiku sudah lebih terluka. Bahkan obat rumah sakit sampai dokter terpintar tidak ada yang bisa menyembuhkannya.

Lieber YWhere stories live. Discover now