♚LY •• Eps.10♚

3.9K 138 11
                                    

Lihat, bagaimana cuaca dingin menyeruak sejuk dengan sensasi suara rintikan hujan dari balik jendela yang mengembun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lihat, bagaimana cuaca dingin menyeruak sejuk dengan sensasi suara rintikan hujan dari balik jendela yang mengembun.

Nyaman. Dengan seduhan secangkir minuman hangat--ditemani benda persegi panjang pipih yang kian menyala sedari shubuh tanpa henti.

"Hyung! Dengarkan aku! Apa kau benar-benar mengabaikan diriku?"

Suara husky yang kian menggema berulang kali sedari shubuh tanpa ada jeda henti. Namun Yoongi hanya diam dan fokus akan layar persegi panjang di mana menampilkan banyak sekali grafik dua dimensi naik turun yang masih bisa pria muda satu ini pungkiri.

"Ya, Hyung! Aku memang marah dan tidak ingin berbicara denganmu, karena dirimu menikah tanpa sepengetahuan ku! Tapi bukan berarti kau harus mengabaikan ku seperti ini. Ini menyakitkan sekali!"

Suara itu kembali menggema—berdesis—merutuk—merengek bagaikan bocah laki-laki yang sedang merajuk kepada sang paman di mana tak mengacuhkannya kembali.

Sementara Yoongi, dia hanya bisa menyandar sesekali menaikkan satu kaki ke atas meja yang bisa digambarkan hanya setinggi lutut manusia. Dan barangkali pria pemilik persepsi yang tidak terlalu klise ini tidak merecoki, mungkin, dan kemungkinan saja, Yoongi sekarang tengah tidur manja sembari menatap bagaimana sosok gadis di seberang kamar sana masih terlelap bersama bunga tidur yang dia rangkai untuk menjadi sebuah cerita indah maupun buruk. Atau mungkin, dia sudah bangun?

"Hyu—"

"—Ssstt!!" kode Yoongi dengan mengusap wajah, lalu turun pada birai—melempar udara kosong dan diakhiri menggunakan telunjuk jari kanan yang seakan tengah di lambai cepat untuk memperingatkan Jimin untuk diam.

"Ya, ya, ya. Aku diam. Tapi jikalau hyung-nim sudah menyelesaikannya, hyung harus berbicara denganku. Kau sudah hampir lima hari ini mendiamkan ku. Dan membiarkan aku menggerutu hingga berbuih sendirian."

Terserah Jimin dan terasa bodoh buat Min Yoongi. Yang Yoongi bingung kan sekarang ialah bagaimana mengajak kucing hutan untuk menemui sang ibu yang tengah menantikan kepulangan Yoongi.

Ya. Dibalik letihnya Yoongi akan pekerjaan siang dan malam, dia letih akan sebuah konsekuensi yang dia dengar melalui telepon dari sang ibu jikalau Yoongi tidak pulang untuk menceritakan semua hal bodohnya tersebut. Ini semua karena Jimin, pria yang berstatus sepupu sekaligus tangan kanan pekerjaan Yoongi tidak bisa merahasiakan akan pernikahan yang tak bisa disebut legal.

Sementara di sisi lain, di seberang kamar sana, sosok gadis dengan penampilan yang terlihat selesai memanjakan kulit tersebut, sedang terduduk meratapi embun dan rintikan hujan yang begitu dia benci sampai sekarang. Menangis—menepis dengan kasar dengan anak punggung tangan. Itulah kegiatannya. Benci. Hal itu yang dia tengah sulutkan.

Andaikan saja malam itu tidak ada acara pertemuan penting diantara pihak dari Ayah Seulji, mungkin, mereka masih akan tetap hidup. Seulji hidup dan tumbuh besar dengan baik. Tidak seperti ini. Memainkan karakter yang membuatnya risau.

Lieber YWhere stories live. Discover now