♚LY •• Eps.14♚

2.5K 106 4
                                    

Setelah sapaan dan mengenal singkat siapa dengan siapa, Nyonya Min memberikan fasilitas untuk Seulji beristirahat, dan menyiapkan segalanya untuk memanjakan kulit

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah sapaan dan mengenal singkat siapa dengan siapa, Nyonya Min memberikan fasilitas untuk Seulji beristirahat, dan menyiapkan segalanya untuk memanjakan kulit. Awalnya, Yoongi akan mengajak Seulji satu kamar, namun Nyonya Min melarang. Bila kata secara kedaulatan mereka belum sah secara agama. Tidak baik jika digunakan untuk satu ranjang.

Tapi siapa sangka, jika mereka secara tak sengaja sudah pernah satu ranjang bahkan berhubungan badan sebelum waktu tiba.

Yoongi menemani Seulji untuk menuju ke kamar yang seperkiranya ada di satu lantai dengan kamar Yoongi. Kamar mereka saling bersampingan, dan bahkan, ada satu pintu kamar yang menghubungkan ke kamar lain. Itu adalah kamar adik sepupu Yoongi.

"Setiap kamar memiliki kode kunci atau kata sandi, jadi, orang tidak bisa masuk sembarangan. Begitupun dengan kamar tamu yang keluargaku sediakan. Itu demi keamanan dan kenyamanan saja sebenarnya," jelas Yoongi setiap langkah menuju lorong yang akan mengarah ke kamar Yoongi.

Rumah Keluarga Min adalah rumah termewah. Semua didesain seperti kemauan tiap keluarga. Dan lorong yang tengah dilewati Seulji adalah lorong yang didesain oleh Yoongi sendiri, warna biru laut dengan atap putih yang terlihat sejuk di mata.

"Rumahmu sangat indah dan mewah, ahjussi," puji Seulji sembari menelisik tiap bagian yang tengah dilewati.

Mendengar pujian itu, Yoongi tersenyum. "Ini rumah ayah dan ibuku. Bukan rumahku," ujar Yoongi sedikit membenahi satu kata yang terucap salah dari birai gadis di sampingnya.

"Tapi, ini juga rumahmu, kau beruntung memiliki mereka."

Seakan Yoongi tengah terlihat tersenyum remeh dengan kepala menunduk, dan kemudian memberhentikan langkahnya. "Tidak semua apa yang aku miliki ini, adalah sebuah keberuntungan."

"Kau tidak bersyukur?"

Yoongi menatap Seulji. Mensejajarkan diri, dan meraih dagu imut milik gadis itu. "Aku sangat bersyukur jika aku membangun rumah bersamamu, di sebuah tempat yang semestinya aku dirikan untuk anak-anakku supaya tumbuh sehat dan besar seperti mu."

Seulji menepis, dia tidak minat untuk dengan godaan pasaran kaum adam. Seulji menghela napas panjang dan kemudian membuka katup merah cherrynya. "Aku tidak minat dengan godaan mu, ahjussi. Aku sedang serius."

"Dan aku sedang ingin menggoda mu, karena kau tadi sempat membuatku menunggu lama, Seul—"

"—Hyung, kita harus segera ke kantor, ada be-berapa yang menyangkut dengan kerugian kerja sama kita. Dia men—" monolog Jimin yang terdengar sedikit terbata namun berhasil dipotong Yoongi. Jimin tahu, Yoongi jika mendengar kata 'Dia' pria satu ini tahu, siapa dalangnya.

"—pergilah dan siapkan mobil, aku akan menyusul. Pastikan kau membawa berkas kemarin," tegas Yoongi memerintah. Ya ... walaupun di awal mereka sempat saling potong memotong dan terdengar tidak sopan. Nada Yoongi juga seperti cemas, akan semua yang baru saja dia dengar dari Park Jimin.

Lieber YWhere stories live. Discover now