♚LY •• Eps.3♚

8.8K 261 4
                                    

Katakanlah pagi ini adalah pagi yang paling bermakna dan begitu indah dalam sejarah Min Yoongi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Katakanlah pagi ini adalah pagi yang paling bermakna dan begitu indah dalam sejarah Min Yoongi. Bagaimana tidak? Kali ini, untuk pertama kali Yoongi mendapatkan hadiah mewah melebihi; gaji per bulannya yang bisa membeli gedung dan rumah di Dubai, penghasilan bonus yang bisa membeli kota dan pesawat pribadi, serta uang tabungan yang turun menurun dilakukan keluarganya  bisa digunakan untuk membeli roket dan pergi keluar angkasa.

Kau tahu apa hadiah mewah di musim semi ini dari Tuhan untuk Yoongi? Hadiahnya; tentu saja melihat sosok gadis yang dia deskripsikan cucu hawa termanis sedang terbaring satu ranjang bersamanya.

Bagaimana gadis yang di sampingnya ini tertidur dalam satu posisi, dia begitu manis saat tidur. Kadangkala Yoongi juga mencuri kesempatan dalam hal-hal seperti ini.

Yoongi mengecup sekilas mata kanan Seulji lalu berkata samar, “terima kasih. Terima kasih telah hadir di bumi.”

Barangkali Yoongi ingin bertindak dan menyentuh titik kenikmatan Seulji tanpa memiliki dosa di alam baka, mungkin … sudah dari tadi Yoongi akan menyentuhnya.

Warna hitam pada kantung mata Yoongi tertara dengan jelas, jika pria pemilik zodiak Pisces ini tidak tidur semalaman. Aroma tanah basah yang menyeruak masuk dalam kamar--beraroma seks ini menjadi saksi bisu jika Yoongi benar-benar lemah ketika menatap visual indah ukiran Tuhan di depan mata yang sudah tak butuh jarak.

Dia tersenyum bak bunga mekar, ketika tubuhnya harus dijadikan guling. Pria ini tak berhenti untuk tersenyum-senyum, bagaimana lucunya sosok gadis yang menjadikannya guling ini menyembunyikan wajah imutnya pada dada bidang yang Yoongi ekspos.

Untung saja, semalam Yoongi sudah membuang guling-guling di kamar ini. Keberuntungan kali ini sedang berpihak padanya. Dia rela menahan kantuk di sepanjang malam hingga sang kirana menyeruak masuk hanya untuk mengatakan jika hari sudah berganti.

“Katakan padaku, kenapa kau bisa memikat ku?” gumam Yoongi sembari tersenyum--sesekali membenarkan anakan poni Seulji yang berusaha menutupi bulu mata yang lentik serta bibir cherry yang lembut.

Yoongi menghela napas. “Kau hanya gadis kentang, bertubuh ramping dan tak berisi.” Yoongi berkata jujur, Seulji gadis yang ramping, tak terlalu besar pada dada dan pantatnya. Pinggangnya kecil, tubuhnya kurus. 

Netra Yoongi mulai fokus pada perut Seulji. Tat kala juga benda di balik celananya mulai menegang dam mengembung. “Bisakah aku mengisi perutmu dengan bayi lucu?” Yoongi tersenyum tertawa sendiri. “Pasti itu sangat lucu. Selucu dirimu….”

Seulji mulai mengerjap. Disambutnya dengan visual Yoongi yang menatap bak anak bayi tengah sedang kelaparan. Ini juga menjadi puncak di mana pada degup anomali terjadi pada dirinya maupun dengan Seulji. Bisakah Yoongi berkata jujur? Yoongi bukanlah pria yang mudah bertatapan dengan lawan jenis sebegitu lamanya. Sementara dari pihak lain, Seulji berusaha sekuat tenaga mengumpulkan seluruh kesadarannya dengan netra membelalak tak percaya akan situasi yang sedang terjadi padanya.

“Kurasa matamu tak bisa lepas akan kecantikan diriku, Min.” monolog Seulji saat dia luncurkan dengan kondisi kesadaran yang belum genap.

“Menjauhlah dari tubuhku sebelum benda di balik celana mu yang mengembung itu menggesek area ku tanpa izin.” sambung Seulji secara blak-blakan.  Mungkin gadis satu ini tidak sadar jika Yoongi sudah melakukan hal yang membuatnya tuli semalaman.

Yoongi menarik bibirnya hingga menunjukkan garis tipis. Tapi Yoongi tak beranjak pergi dan memilih mengangsurkan garis tipis itu menjadi senyuman manis. “Kenapa kau cerewet sekali, ha? Ini masih malam.....”

Seulji memutar bola matanya dengan jengah. Pikir Seulji sekarang, Pria tua ini sedang mengigau. “Ini. Pagi.” tekan Seulji di setiap kata.

“Pagi juga….”

“Sialan….,” umpatnya akan kelicikan Yoongi.

“Katakan itu kepadaku tiap pagi nanti. Kau mengerti, Hwang?”

“Aku mengerti, Min. Tapi aku hanya mengucapkan pada suami ku kelak, bukan pria sosiopat seperti dirimu,” kilah Seulji sembari beranjak duduk dan tertarik paksa oleh Yoongi--hingga jatuh pada dada bidang Yoongi yang terekspos.

“Oh, ya? Katakan padaku lelaki mana yang akan mau pada seonggok susunan tulang ini?” Yoongi memperhatikan dada Seulji lalu kembali menatap netra Seulji. “Lihat. Rata.”

Seulji mendelik tak percaya dan menampar samar birai tipis Yoongi. “Rata bukan berarti tak laku. Aku bisa menjahit bibirmu jika kau berkata aku rata lagi.”

“Dan aku juga akan membuat lubang pada setiap tubuhmu. Kau mengerti....” Yoongi menjeda kalimatnya, membuat posisi Seulji duduk pada pangkuannya. “Kau harus ingat ini. Kau akan tetap tinggal dan aku yang akan meninggalkan.”

Seulji mengangkat satu alisnya. “Aku tidak paham.”

Yoongi tersenyum sayu. Memajukan visualnya dan mencuri satu kecupan pada birai Seulji. “Kau tidak perlu paham. Karena yang kau pahami, aku adalah sosiopat yang akan membuatmu mencintaiku dalam diam.”

“Oh, ya? Pak tua Min, akan menaklukan singa betina ini? Astaga, asumsi baru apa lagi ini?” remeh Seulji sembari tertawa sindir.

“Berhenti tertawa dan cepatlah mandi. Lihat dirimu ini, " Yoongi mengernyit memandangi tubuh Seulji, "lusuh, buluk, seperti; kentang dalam tanah.”

Biar kan apa kata yang Yoongi suka. Seulji bukan gadis yang apa-apa dibawa perasaan. Sebahagia Pak Tua itu, ingin mengatakan apa kepadaku.

“Aku mandi setelah mu. Jika aku mandi terlebih dahulu, kau akan menunggu dan bersandar di depan pintu kamar mandi hanya untuk mengintip tubuhku secara diam-diam.”

Yoongi mendecak keras. “Pikiranmu terlalu dangkal. Aku tidak akan melakukannya secara diam-diam? Untuk apa melakukannya, ha? Dan apa keuntungannya dari mengintip?”

“Kau pikir aku bisa percaya dengan pria seperti mu, ha? Dan bagaimana aku bisa percaya jikalau kaj tak akan mengintip tubuh ku sedikitpun?"

Yoongi menyeringai samar. “Ku buat dirimu mandi bersamaku. Dan itu membuktikan jika aku tidak akan diam-diam mengintip mu hanya untuk melihat tubuh kurus mu.”

Lieber YWhere stories live. Discover now