Glenn Tama Adibrata

701 7 0
                                    

"Nih," Glenn memberi ponsel miliknya yang terbalut casing silikon berwarna hitam itu ke Ella. "Lihat. Baca chat aku sama Callista."

Telah berada sudah, ponsel Glenn dalam pegangan Ella. Gadis itu membuka room chat Glenn dengan Callista. Meski scrolling chat yang seusai dibacanya memang tidak memaparkan bahwa Glenn balikan kepada sang mantan yakni Callista, hal itu belum membuat tenang hatinya.

Glenn menerima ponselnya kembali dari Ella. "Gak ada dekat sama siapa pun, La." kilah Glenn, menyandarkan punggung ke bangku.

Ella, sejujurnya sadar. Pasti tidak hanya dirinya yang dekat dengan Glenn. Namun, kebodohan serta kecintaannya membutakan semua pola yang menyuruh Ella untuk tetap menunggu Glenn mengajak dirinya berpacaran suatu hari.

Lirikan mata Glenn jatuh ke jarum panjang jam tangannya, berada di pukul dua belas. Yesss. "Katanya mau kerja kelompok hari ini? Udah jam 4 ini." pernyataan Glenn membuat Ella berdiri sebelum pamit.

Glenn kembali menyandarkan punggung ke bangku. Mengayunkan sebelah kaki yang bertumpu di atas paha. Menunggu seseorang. Seraya menunggu, Glenn membuka story whatsapp, salah dari seorang temannya yang tidak begitu dekat-Adit membuat story WhatsApp. Menampilkan foto candid seorang gadis dari sisi samping, bertulis caption emoticon hati berwarna merah.

Merasa pernah melihat sosok gadis itu, Glenn memperbesar fotonya, mengamati. Oh, Jelita. Teman sekelas di Kampus.

"Hm." Callista mendeham. Glenn mengunci layar ponsel, mulai fokus menyelesaikan semua masalah percintaan satu persatu. "Kamu dekat sama siapa aja?" interogasi Callista.

"Cuma Ella."

Ekspresi tidak puas Callista dapat Glenn pahami. "Aku cuma mau kita kayak gini. Meski udah putus, ya.. Tetap komunikasi, tetap dekat. Aku gak bisa lagi menjanjikan ada hubungan. Aku takut gak bisa jadi pacar yang sesuai ekspetasi, kamu."

Perlahan hati Callista melunak percaya, mengatupkan bibir lalu berdiri. "Alright. Aku percaya. Tapi, kalau kamu berubah, aku maklum."

Glenn melambaikan tangan ke Callista yang menoleh ke belakang. Hanya pertemuan singkat, tidak ada antaran pulang untuk kedua gadis tadi karna lelaki itu memiliki jadwal olahraga sore ini yaitu, basket. Andai jadwal kosong pun, sepertinya mungkin saja ia memilih mengatakan ada jadwal. Kaki jenjang Glenn, ia luruskan sebelah guna memasukkan ponsel ke dalam saku celana.

"Halo?" jawab seorang gadis ketika panggilan tidak lama berdering. Berjalan melewati Glenn yang duduk menumpukan masing-masing tangan pada kedua paha.

"Adit?" gadis itu terkekeh. "Dia teman aku, babe."

Dari mendengar sebuah pengakuan gadis itu saja, Glenn dapat menangkap fakta bahwa gadis yang berdiri berjarak tiga meter dari hadapannya kini tengah diminta jawaban dari, yeah pasangan, pacar, atau apa lagilah sebutannya? Gadis itu Jelita, sosok yang ada dalam story Whatsapp yang barusan Glenn lihat. Gadis cantik dengan ciri khas Indonesia. Bibir tipis, alis cukup tebal bagai semut beriring, hidung tidak begitu mancung tapi bisa dikatakan mancung dan model rambut keriting tergerai sedada bergaya beach waves.

"Teman mesra?" interogasi lelaki dari seberang sana.

"Oke. Hubungan aku sama dia, sama kayak hubungan aku-kamu."

"Oooh, mainkan perasaan aku kamu selama ini, iya?"

"Nggak, Van."

"Aku gak bisa percaya, kamu?"

"Aku gak berniat." pungkasan tulus Jelita. Tut. Panggilan dimatikan sepihak oleh lelaki itu.

Jelita menatap layar ponsel, panggilan masuk dari lelaki tadi berdurasi hanya tiga menit. "Udah? Gitu aja?" gumam Jelita menahan tawa. Tiba-tiba seorang lelaki menghampiri Jelita, keduanya berjalan bergandeng tangan menuruni anak tangga, sebelumnya Jelita diajak pulang bersama namun menolak karna ia membawa mobil.

Adit, Van, cowok yang mengajak gadis itu pulang sekarang ini. Glenn membatin, menyambungkan serangkain para laki-laki dari gadis itu. "Fakegirl." gumam pelan Glenn, tersenyum miring kemudian pergi dari tempat itu.

Begitulah sebatas perkenalan antara Glenn dan Jelita. Di mata Glenn, Jelita adalah gadis yang tidak menginginkan keseriusan, kesetiaan dan ketulusan dalam sebuah hubungan. Jika Glenn bertemu seseorang dengan tipe seperti Jelita, ia cukup mau mengenal sewajarnya atau bahkan sementara waktu.

***
Maaf, belum sempat ganti aplikasinya. Harap bersabar ya readers nanti kalo dah ada waktu aku ganti seluruh part yg bukan Zi0n1st.

Jelita and Glenn  [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang