Part 27 - Tak berdaya

374 3 0
                                    

Kurang lebih terdapat 700 kamera pengintai di stadion Gelora Bung Karno. Dipasang di beberapa titik. Polisi mengerahkan kekuasaannya dalam mengusut pencarian Glenn. Jelita ikut atas kemauannya sendiri.

Mula-mula rekaman kamera pengintai diputar dari mulai pintu masuk. Diputar terus hingga Glenn beranjak pergi. Saat itu, Glenn keluar menaiki mobilnya akan tetapi, turun seperti tidak jadi naik mobil. Berjalan kaki menuju jalan raya lantas menyeberang di tengah padatnya pengendara. Glenn melangkah lancar sebab macetnya jalanan karena Indonesia menjadi tuan rumah pertandingan sepak bola kemarin. Banyak Warga Negara Asing masuk ke dalam Negeri.

Sosok Glenn tidak terlihat lagi dalam rekaman. Petugas keamanan kamera pengintai menjelaskan bahwa kamera pengintai sampai di titik jalanan terakhir Glenn terlihat. Setelahnya tidak ada lagi. Polisi menguatkan Jelita agar bersabar. Pencarian hari pertama berhenti.

Jelita yang membawa mobil sendiri, tidak pulang bersama Polisi. Ia menyetir di jalan tempat Glenn terakhir terlihat lewat kamera pengintai. Memperhatikan sekitar. Menengok ada tiga rumah mewah. Menuju ketiga rumah tersebut. Nekat mendatangi untuk bertanya memiliki kamera pengintai atau tidak.

Jelita berbicara halus ada maunya namun, siapa saja tentu menolak. Akhirnya Jelita meminta nomor rekening, wanita si pemilik rumah tersebut langsung paham dan memberi tahu isi rekaman kepada Jelita.

Strategi itu ia lakukan di ketiga rumah yang ia singgahi. Kamera pengintai di rumah pertama menampakkan Glenn tengah berjalan kaki, berbelok di gang cukup besar. Kamera pengintai di rumah kedua dan ketiga tidak memperlihatkan sosok Glenn.

Saat di dalam mobil sambil berpikir, Jelita melihat ada tempat yang sekiranya memasang kamera pengintai. Ia langsung ke tempat itu. Perlakuan ia masih sama, pemilik toko bunga itu pun membawa Jelita masuk ke ruang tengah. Lewat layar komputer, Glenn yang masuk ke dalam kamera pengintai hanya lewat saja. Jelita menghembuskan napas kecewa lagi.

Dalam tubuh yang lelah, ia kehabisan ide. Hendak pulang ke rumah namun membatalkan niat dikarenakan Dini menghubungi dirinya untuk ke rumah Glenn. Ya, rumah Dini sebetulnya.

Memenuhi pinta Dini di hari sudah sore, Jelita tiba di rumah Glenn menjelang malam. Dini yang tahu kegiatan Jelita di hari itu menjamu calon mantunya sangat hormat. Jelita diberi handuk dan pakaian lama Dini jika ia ingin mandi. Tentu Jelita enggan menerima. Ia meminjam kamar mandi saja lalu tidak lupa diajak Dini makan malam bersama.

Di makan malam tersebut, Jelita berkali-kali menghilangkan raut wajah sedih, wajah datar, murung membalut. Ia harus memaksa tersenyum sebisanya karena ia sadar, bukan dirinya saja yang kehilangan Glenn, akan tetapi kedua Orang Tua di hadapannya kini pasti mengikut.

Dini-Hamdi berbincang tentang Kakak perempuan Glenn yang tinggal di luar Negeri. Di situ Jelita baru tahu kalau Glenn bukan anak tunggal. Kesedihan langsung meyergap. Dirinya ini sebenarnya siapa? Hal kecil begitu saja telat tahu. Ia sadar dirinya mencintai Glenn tapi.

"Nak, maksud Ibu panggil kamu ke sini semata-mata bukan ingin berjumpa kamu saja." terang Dini.

"Lalu, Bu?"

"Di kamar Glenn, kita tidak tahu ada apa di sana. Kita tidak begitu paham. Kamu masuk saja, barangkali ada sesuatu yang kamu temukan."

Hamdi menyambung. "Sesuatu yang berkaitan sama masalah ini, Nak."

"Baik, Bu, Pak. Jelita paham."

"Sini, Ibu antar." ajak Dini usai mereka selesai makan malam.

Jelita mengekori Dini. Semenjak naik ke lift menuju kamar Glenn, tidak ada perbincangan antara mereka. Masing-masing isi kepala dipenuhi Glenn, Glenn dan Glenn.

Jelita and Glenn  [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang