Part 22 - Tragedi

377 3 0
                                    

Jelita tengah menunggu panggilan video dari monitor laptop. Memiringkan tidur sambil berselancar di media sosial miliknya menggunakan ponsel. Iseng, ia mencari kabar Ella, terdapat salah satu postingan yang menerangkan jikalau Ella telah bertunangan. Selain itu ia mencari kabar Callista. Hanya ada kabar yang memberitahu kalau Callista belum memiliki kekasih.

Seuntai senyuman mendarat dari bibir Jelita. Memiliki Glenn hingga detik ini, ia merasa seperti menang pertaruhan. Mengingat Glenn seperti sulit didapatkan. Bunyi nada dering asal laptop menyadari Jelita. Ia tersentak senang.

"Halo?" sapa Glenn bertelanjang dada.

"Lama banget mandi. Dasar wanita."

"Wajar dong aku kan luluran dulu, berendam air mawar." sindir Glenn sambil membuka lemari pakaian.

"Iihh banci!"

"Wangi tau. Kecium gak?"

"Gak. Masih bau asam."

"Kamu udah mandi?" tidak ada jawaban dari Jelita, ia melihat layar laptop. "Hey. Kenapa cemberut? Udah mandi?" tanya Glenn teramat halus.

"Gak enak ldr."

Glenn memasukkan kaus dari lubang leher. "Sabar, hey. Cuma 2 tahun."

"Mau 2 tahun, 2 bulan, kalau gak ketemu kamu tetep aja rasanya lama."

Glenn memindahkan posisi laptop yang semula di meja ke tempat tidur. Menaruh laptop di atas paha dengan bantal menjadi alas. Menyandarkan tubuh pada kepala ranjang. "Ingat aja. Tanam mindset kamu, 2 tahun sebentar." sebetulnya Glenn pun sama, tidak kuat menjalani hubungan jarak jauh. Akan tetapi, ia tidak pernah mau menampakkan ketidakberdayaannya di hadapan Jelita.

"Gak bisa, sayang.." rengek Jelita sembari telungkup, menaruh laptop di hadapan.

"Bisa.." tutur kata halus Glenn bercampur nada semangat.

"Hmm."

"Ngapain aja tadi?"

"Kerja, pulang kerja makan, mandi, video call-an."

"Ada cerita apa hari ini?"

Jelita sedikit tertawa mengingat rentetan kejadian dari mulai pagi sampai menjelang malam. "Tadi aku berangkat kerja telat, gara-gara kepala aku di-pup burung. Aku jadi cuci rambut lagi." Jelita bernada manja.

Glenn terkekeh. "Udah sampai di mana?"

"Baru di depan rumah sih, keluar dari depan gerbang. Tapi, tetep aja aku jadinya telat, harus mandi lagi. Ih."

"Terus, terus?"

"Tadinya niat aku basuh rambut aja, eh susah. Blus aku ikut basah. Mana Mama ikut keter lagi suruh cepat biar gak telat kerja aku kan jadi makin panik. Ya udah aku buru-buru. Parahnya waktu aku ganti blus, rel sleting rok span aku putus."

"Kasiannya, sayangku."

"Aku gendutan."

"Gak apa-apa. Sexy."

"Hilih."

"Iya, sayang." Glenn membenarkan posisi laptop yang hampir merosot. "Hey, lagi. Ceritalah cerita."

"Tadi, barusan aja sebelum kamu vc. Mama suruh aku belah semangka terus potong. Aku belah ni semangkanya jadi 2, aku cuci di kamar mandi karena kran wastafel lagi rusak. Waktu aku cuci, semangkanya jatuh di lantai kamar mandi." Jelita cengar-cengir.

"Semua jatuh? Bagian kulit atau gimana?"

"Enggak, 1 jatuh. Bagian dalamnya tau, buah semangkanya."

Jelita and Glenn  [Tamat]Where stories live. Discover now