Part 3 - Intens via online

385 3 0
                                    

Glenn sedang lari di tempat di pekarangan rumahnya, sedikit lagi batinnya, sedikit lagi larinya selesai. Ia melihat stopwatch yang sebentar lagi memasuki lima menit. "Hah!" jeritnya saat menit stopwatch berada di lima menit. Cowok yang gemar berolahraga itu duduk di gazebo. Membuka kunci ponsel lalu mengklik WhatsApp. Pesan yang ia kirim kepada gadis yang kontaknya sudah ia simpan tadi malam bercentang abu-abu alias belum dibaca.

Tidak lama sebuah pesan WhatsApp masuk. Bibir Glenn langsung terukir senyuman tipis.

Hei

Jelita
Ya?

Kemarin nelvon?

Jelita
Terpencet. Lagi scrolling grup, sorry.

Gue nyadarnya baru tadi malam
Lo cari Glenn Prasetya gitu?

Glenn Prasetya adalah teman sekelas mereka yang nama depannya serupa dengan Glenn. Cukup lama juga setiap balasan pesan dari Jelita, seumpama Glenn membalas semenit kemudian, Jelita sepuluh menit.

Jelita
Nggak
Lagi cari file di grup mata kuliah Statistik

Mmm oke oke
Save boleh ni? Jadilah tambah temen eksklusif

Jelita
Oh, boleh boleh

Okee, Jel

Centang berwarna abu-abu, Glenn yakin gadis ini tidak akan membalas lagi. Ia kemudian masuk ke dalam rumah untuk mandi usai lari pagi, menuju kamar mandi yang terletak di dalam kamar tidurnya. Bangun pagi untuk lari pagi membuat Glenn mengantuk di jam sepuluh, ditambah lagi ia usai mandi, rasa segar mendongengkan dirinya supaya tidur.

Tidak perlu berpikir ulang supaya tidur, begitu kantuk datang Glenn memejamkan mata langsung, namun sebelum itu, ia mengirim sebuah pesan ke Jelita. Tidak berharap kapan gadis itu membalas, tetapi dalam hatinya ada harapan kecil ketika ia bangun tidur sebuah notif dari gadis itu masuk.

Jelita melapor ke Ratih atas apa yang terjadi dari mulai semalam sampai pagi ini. Dari mulai ia terpencet menghubungi Glenn, berpura panik karena takut cowok itu berpikiran aneh-aneh. Iya. Berpura panik. Menurut Jelita, tidak ada yang berhak tahu strateginya.

Hal itu disembunyikan karena ia tidak mau image-nya buruk, di depan teman dekatnya sekalipun, di depan teman yang menghubungkan signal kedekatan ia dan Glenn meskipun. Tanpa banyak bicara, Ratih pun menenangkan dengan berujar kalau ia juga pernah melakukan kecerobohan seperti Jelita.

Chat bersama Glenn, Jelita screenshots lalu ia kirim ke Ratih. Ratih yang semula mengkhawatirkan Jelita akan dekat dengan Glenn pun mulai menerima. Tetapi, bukan dekat sebagaimana status Ella ataupun Callista.

"Bagus, woy. Pepet terus!" suruh Ratih lewat panggilan masuk.

"Lo bilang dia naksir sama Ella. Masa iya gue ganggu." Jelita hanya ingin mengenal sewajarnya, bukan tidak wajar seperti yang dimaksud Ratih.

"Yaaa itulah, strategi cowok bangsat." ujar Ratih diselingi tawa singkat. "Seolah-olah dia suka, padahal nggak, kaya cuma tarik ulur, kaya gituu. Yaa itulah gaya-gaya cowok gak ada akhlak."

"Paham banget, lo."

"Lo kan juga paham! Gue malah belajar lewat, elo."

Jelita and Glenn  [Tamat]Where stories live. Discover now