Part 4 - Terabas

372 3 0
                                    

Jelita memasukkan ponsel ke sling bag miliknya usai menyerahkan semua chat untuk dibaca Ratih. "Kayaknya, dia gak suka sama gue." kata Jelita seraya membuka tutup botol soda.

"Kenapa lo bisa ngomong gitu?"

"Tanda-tanda dia suka gak ada."

"Yaa, kan emang awalnya dia gak pdkt-in, elo." ujar Ratih seraya mengelap meja kasir yang sudah sebulan tidak berpenghuni, ditutup karena pandemi virus covid-19.

"Iya sih." ujar Jelita sembari mengambil tisu dalam sling bag, menyeka sisa soda di mulut usai meneguknya.

"Dari chat kalian yang gue baca, dia itu kayak berusaha cari topik, lo ngerasa gak?"

"Nggak." ucap nada rendah Jelita.

Ratih menyipitkan mata ke depan, menaruh telunjuk di dagu seperti orang berpikir. "Jangan, jangan, sebulan ini lo temen gabut dia? Kan, sebulan ini kita daring." pendapat Ratih bersemangat.

Jelita menopang dagu dengan sebelah tangan, sedikit terkekeh. "Iya, ya. Sebulan udah selesai. Udah nggak daring lagi. Mungkin setelah ini dia juga gak kenal gue."

"Emang kemarin-kemarin kalian gimana?" tanya Ratih bernada rendah.

"Komunikasi, cuma gak intens. Obrolan kita juga gak penting."

"Tapi, kalau raja fakeboy bisa lo luluhkan, keren juga, Jel." Ratih antusias.

"Gak. Ada. Waktu." ujar Jelita penuh penekanan.

Ratih terkekeh, punggungnya menunduk menaruh serbet di bawah meja yang bersekat atas bawah. Saat punggungnya sudah tegap kembali, ia sudah tidak lagi melihat Jelita duduk di sampingnya melainkan tengah berjalan keluar kafe.

Jelita langsung melangkah menuju lautan manusia. Kalau saja Glenn tidak menyuruh dirinya datang, ia tentu tidak akan datang. Jelita sempat berjinjit mencari Ella. Ia paham pasti bukan dirinya saja yang diundang Glenn untuk datang. Mendapati Ella tengah fokus melihat ke arah lelaki Jelita pun terkekeh. Pasti bukan mereka berdua saja yang diundang Glenn.

Aksi perwira Glenn di keluasan tanah lapang saat terabas motor trail dibentuk tanah naik turun meributkan kaum perempuan dalam menyemangatinya. Jelita mengakui, adrenalin Glenn menaklukkan tanah berlumpur itu menampilkan kegagahan Glenn berkali-kali lipat. Penampilan cekatan Glenn bermain motor trail juga seperti orang yang sudah akrab dengan kegiatan terabas satu itu. Diantara komunitas lain, Glenn lah yang paling mumpuni.

Jelita menghimpit tubuhnya agar bisa keluar dari desakan orang-orang berdempetan. Daripada melihat aksi Glenn walau keren, jujur saja, ia lebih tertarik memilih pergi.

Membeli rujak buah yang ia idamkan sejak kedatangannya di sana. Berkali-kali ia memuji Glenn dalam hati. Sedikit kesal juga kepada lelaki itu, mempantaskan Glenn mengundang gebetan-gebetannya guna memamerkan dirinya. Meskipun kesal, Jelita ingin mendekatkan kepada Glenn.

Saat Jelita menyantap tenang buah semangka tiba-tiba kedua mata mereka beradu. Glenn yang berjalan di depan Jelita masih memegang helm. Ia melihat Jelita bersama wajah kakunya, demikian Jelita. Seseorang yang sebulan ini mereka kenal tidak begitu dekat sekarang ada di hadapan saling memandang kurang lebih sepuluh detik.

Jelita and Glenn  [Tamat]Where stories live. Discover now