24. Mencari Informasi

5.7K 750 83
                                    

Selamat menjalankan ibadah puasa bagi teman2 yang menjalankan. Semoga ibadahnya lancar dan berkah. Semangat!!

......

Wenda mendelik yakin tak yakin jemari tersemat cincin yang sedang di pamerkan Nadia melalui sambungan video call. Kedua alis Wenda tampak terangkat tinggi.

"Lo nggak halukan?" Tanya Wenda tak yakin.

Nadia menarik tangannya dari depan kamera dan kini tampaklah wajah berbinarnya. "Iih, ini tuh bukan suatu kehaluan Wendaa," Gerutu Nadia mengetuk cincin berlian pemberian Joni.

"Ini mas Joni yang kasih. Mas Joni udah ngajak gue nikah. Ya Tuhan.. Gue juga kaget tauk," Ucap Nadia tertawa cekikikan. Ia begitu bahagia mengingat kenyataan bahwa Joni sudah mengajaknya menikah.

Wenda memutar bola matanya malas dan menghelakan napasnya. "Kalau gue jadi lo sih, mana mau lagi gue sama si Joni itu. Udah ninggalin, gitu datang langsung ajak nikah. Enak banget dia," Omel Wenda.

Nadia mengerutkan dahinya bingung. Ia sampai memiringkan kepalanya sembari berpikir. "Kok lo ngomong gitu? Bukannya lo yang udah sekongkol sama mas Joni?"

"Idih," Balas Wenda cepat. "Kenal aja kagak gue sama si tukang bakso itu. Sekongkol apaan,"

"Jadi? Kok?" Nadia terbingung.

"Kok apa?" Tanya Wenda penasaran.

Nadia mengenyam bibirnya bersiap menjelaskan. "Gue tuh kan selama ini berspekulasi kalau mas Joni itu mafia ya. Gue cuma bilang itu, sama lo, Wen. Terus, kenapa mas Joni bisa tau kalau gue mikir kalau dia itu mafia? Gue pikir, lo yang bilang. Lo sekongkol gitu sama dia," Jelas Nadia.

"Nggak ada ya, Nadia! Jujur aja, gue malah males banget tiap lo nyebut nama Joni. Gue ngerasa kaya dia itu beban banget di kuping gue. Yang betul aja gue mau kerja sama sama dia. Ogah," Omel Wenda.

"Jadi kok mas Joni bisa tau ya?" Nadia menyipitkan matanya sembari berpikir.

"Tauk. Ngestalk kali tuh orang," Balas Wenda malas.

"Eh eh eh, Wen," Nadia tiba-tiba berubah antusias. "Gue udah tau nama aslinya mas Joni loh," Ucapnya bangga.

"Terus?" Balas Wenda mengeryitkan dahinya. Ia sungguh tak peduli dengan pria bernama Joni itu. Dan bukan berita mengejutkan juga bahwa Nadia sudah tahu nama asli pria itu.

Nadia mengigit bibirnya sembari mengambil sebuah kertas. Ia sampai harus menulis nama asli Joni karena tidak juga sanggup untuk menghapalnya. "Namanya keren banget tau, Wen," Ucap Nadia antusias sementara Wenda hanya memutar bola matanya malas.

Wajah nadia tampak berbinar saat dirinya mengingat Joni di pikirannya. "Namanya, Jasvier Janeiro Jordan! Keren bangetkan wen? Hahaha,"

"B aja," Balas Wenda malas.

"Bantuin gue dong, Wen," Pinta Nadia sambil tersenyum manis. Membuat perasaan Wenda jadi tak enak seketika. Menaruh curiga.

"Bantuin apaan? Lo kira gue Basarnas. Gue nggak mau ya kalau ada hubungannya sama Joni itu," Balas Wenda ketus.

"Pleaseee," Pinta Nadia memohon. "..demi masa depan gue yang suram ini," Nadia memasang wajah memelas membuat Wenda malah merasa geli.

"Bantuin apaan sih?!"

"Bantuin gue, cari tahu tentang mas Joni." Ucap Nadia yang langsung membuat Wenda benar-benar sangat malas.

...

Nadia menghelakan napasnya berat. Ia saat ini sedang duduk di kursi kerjanya. Tempat ia di tetapkan kini.

Pekerjaannya di sini terbilang jauh lebih santai di banding saat ia bekerja di Jakarta. Sangkin santainya, bisa dalam sehari tak ada yang bisa ia lakukan selain bermain ponsel.

Be My Boyfriend Mas Joni Where stories live. Discover now