10. Cari tahu

5.7K 654 57
                                    

Nadia masih saja menekuk wajahnya cemberut. Ia memang bersedia di ajak jalan-jalan oleh Joni, tetapi lihatlah kelakuan wanita itu.

Ia duduk di boncengan Joni. Membuat jarak duduk dengan pria itu. Bahkan ia tak mau memeluk pria itu sebelumnya. Kedua tangannya ia lipat di dada. Menegaskan bahwa ia memang sedang ngambek.

"Pegangan, nanti kamu jatuh," ucap Joni memperingatkan.

"Biarin!" Seru Nadia ketus. "Udah jadi pacar nggak di akui, mau mesra-mesraan harus tunggu 3 tahun lagi, makan bakso juga harus bayar, dasar nyebelin!" Rajuk Nadia.

Joni hanya menghelakan napasnya dalam sembari fokus mengendarai motor maticnya. Ia membiarkan saja Nadia bersungut-sungut akan hubungan mereka yang tak sesuai dengan kehendak Nadia.

...

Nadia melipat kedua tangannya dan terus saja memasang wajah juteknya itu. Sementara Joni menatapnya lekat. Saat ini mereka sedang duduk berdua di sebuah cafe sembari menunggu pesanan makan mereka datang.

"Cemberut terus. Bibirnya udah kaya bibir bebek," Ucap Joni yang membuat Nadia langsung menatapnya sinis.

"Kalau kamu masih terus cemberut begitu, ketara banget anak-anaknya. Nggak dewasa," Ucap Joni lagi membuat Nadia jadi kesal.

"Iih mas Joni!" Rengeknya mencubit lengan Joni. "Kalau ceweknya lagi ngambek tuh di manja-manja dong mas Joni. Bukan di ejek begitu!" Gerutu Nadia.

Joni mengangkat matanya dan kedua sudut bibirnya iya turunkan. "Iya juga ya. Kan ceweknya masih anak-anak ya," Ucap Joni membuat Nadia langsung merengek.

"Eeee.. Aku nggak anak-anak," Rengek Nadia. Ia merangkul lengan Joni menarik-nariknya.

Joni tertawa geli. Ia mencengkram pipi Nadia hingga bibir wanita itu tampak memaju. "Jelek banget mukanya kalau lagi cemberut," Komentar Joni.

Wajah Nadia jadi semakin cemberut. "Dasar tukang gombal nggak konsisten! Waktu itu bilangnya aku cantik kalau lagi cemberut. Sekarang di bilang jelek. Nyebelin!"

Joni tertawa melihat kelakuan wanita itu. Sangat manja. Lihatlah wajah cemberutnya itu yang tetap setia karena keinginannya tidak terpenuhi. Sangat kekanakan sekali.

"Mas Joniii, kenapa sih phpin aku terus?" Lihatlah, ada saja bahan bicara wanita itu. Yang terus saja menyerang kewarasan Joni. Yang terus saja mencoba meruntuhkan komitmen seorang Joni.

"Masa pacar sendiri beli bakso harus bayar?" Ucap Nadia membuat Joni tertawa cekikikan.

"Udah gitu, semenjak kita jadian, aku kok nggak boleh sih makan di warungnya mas Joni? Padahalkan aku nggak ganggu ya. Aku kan cuma mau makan bakso sambil lihat mas Joni jualan."

"Bukannya apa mas Joni, kalau baksonya di bungkus tuh ya sampai di apartemen kuahnya tuh nggak panas lagi. Udah gitu kan aku nggak punya kecap sama saos ya, kadang suka kurang yang mas Joni kasih. Teruskan, aku kan suka pedas ya, kadang nggak ada cabai lagi. Jadinya nggak puas."

Joni hanya mengangguk anggukkan kepalanya mendengar curhatan wanita itu. Ia tahu itu hanya akal-akalan Nadia agar ia di izinkan nongkrong di warung Joni.

Joni bukan tidak ingin Nadia berada di sana. Ia justru sangat ingin. Tetapi ia tahu Nadia. Tidak mungkin wanita itu hanya duduk diam sambil memakan bakso di warungnya seperti yang wanita itu katakan. Nadia pasti akan mengganggunya dan menggoda Joni terus.

"Aku boleh ya makan di warung mas Joni? Yaaa? Aku nggak cuma beli bakso deh. Aku juga beli mie ayam. Harganya dua kali lipat juga nggak papa. Yaa? Yayayaya?" Pinta Nadia yang bergelanyut manja di lengan Joni.

Namun sayang, Joni menggelengkan kepalanya. Membuat Nadia sedih seketika. "Kalau kamu kurang saos, kecap dan cabai, aku bisa kasih satu-satu botol untuk stok kamu." Ucap Joni membuat Nadia berdecak lidah.

Be My Boyfriend Mas Joni Where stories live. Discover now