8. Jalan sama mas joni

6.4K 647 83
                                    

Nadia berlari kegirangan keluar dari apartemennya. Malam ini ia janji jalan-jalan dengan mas Joni.

Dengan gaya anak kuliahannya itu, Nadia menyusuri jalan keluar dari area apartemen. Ia menggunakan baju blouse, rok kembang pendek di atas lutut, serta flatshoes yang menghiasi kakinya. Tak lupa dengan tas selempang kecil dan rambut yang di kuncir.

Nadia keluar dari gerbang apartemen. Senyumannya langsung merekah melihat Joni yang sudah menunggunya di atas motor.

"Mas Jonii," ucapnya manja dan Joni pun mengembangkan senyuman kecil untuk Nadia.

Nadia naik ke motor Joni. Melingkarkan kedua tangannya di tubuh pria itu. Lalu Joni pun melajukan kendaraannya.

"Mas Joni, kita mau kemana?" Tanya Nadia.

"Kamu maunya kemana?" Tanya Joni balik yang membuat Nadia langsung tertawa cekikikan. Nadia senang, sikap dingin Joni menghilang saat mereka berdua saja seperti ini.

"Mmm, kemana ya," gumam Nadia berpikir. Ia menempelkan pipi kanannya di bahu belakang Joni.

"Mau nonton nggak?" Tanya Joni.

"Mau!" Jawab Nadia tanpa berpikir. Kemanapun ia mau asal bersama mas Joninya tercinta.

Nadia tersenyum kesenangan. Ia pun sedikit agresif terhadap Joni yang sedari tadi menahan diri untuk Nadia.

Mmmhhh.. mas Joni wangi banget batin Nadia. Kalau lagi pakai baju bagus begini, nggak kelihatan kaya orang susah. Maksudnya nggak kelihatan kaya abang-abang tukang bakso hihihi.

Saat Nadia tenggelam dalam rasa kasmaran yang sedang melingkupi dirinya, matanya tiba-tiba menggerjap karena ia melihat sesuatu. Sesuatu yang ada di balik kerah baju Joni. Melekat di punggungnya dan hampir sampai di tengkuk.

Hah? Mas Joni tatoan? Batin Nadia yang matanya membesar.

Bukannya berburuk sangka, Nadia malah penasaran ingin melihat seperti apa gambar tato yang menghiasi punggung Joni.

Pengen lihat.. Nadia tertawa didalam hatinya. Ia tersenyum riang di balik punggung Joni.

Tapi.. nanti kalau aku bilang pengen lihat, dia kira aku cewek murahan lagi batin Nadia. Nadia pun mengurungkan niatnya.

"Sayang," panggil Nadia kemudian menjulurkan lidahnya. Ia masih merasa geli sendiri dengan panggilan itu. Bahkan di balik punggung Joni, ia tertawa tanpa suara. Kedua tulang pipi Nadia pun terasa ngilu karena terlalu banyak tersenyum bahagia. "..kamu kok wangi banget sih, YANG? Parfumnya merek apa sih?" Tanya Nadia.

Joni menggelengkan kepalanya tidak habis pikir akan kelakuan abg yang ada di boncengannya itu. Manja, centil, agresif, sukaaa sekali mencari perhatian Joni.

"Parfum isi ulang yang 10 ribuan kok," jawab Joni sembari menyunggingkan senyuman kecil.

"Oh gitu," Nadia mengendus-endus dari balik punggung Joni. Membuat Joni refleks melirik ke belakang karena sikap agresif Nadia.

"Emang kalau udah dasarnya wangi, mau pakai parfum 10ribuan rasanya kaya pakai yang jutaan ya. Nyaman banget, berasa kebius," gumam Nadia nyeleneh membuat Joni tertawa mendengarnya.

...

Lihatlah Nadia, wanita yang sedang berbunga-bunga hatinya. Ia layaknya budak cinta seorang Joni sang tukang bakso kesayangan.

Nadia dan Joni duduk di dalam bioskop. Duduk di kursi paling belakang dan sedikit di ujung. Kebetulan pula, tidak terlalu banyak penonton disana karena hari sudah malam dan pengunjung bioskop pun tidak ramai.

Be My Boyfriend Mas Joni Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang