31. Pekerjaan Mulia?

5.1K 735 149
                                    

Hay guys, Be My Boyfriend Mas Joni sekarang udah ada di playbook yaa

Bisa klik link di bio Atau kamu bisa beli e-booknya atau pdfnya langsung di 085761933556

Makasih guys ☺🙏

......

Si polos Jaiden menatap Nadia dengan dahi mengkerut. Semenjak tahu bahwa dirinya sudah di bohongi masalah kehamilan, Jaiden masih menaruh rasa kesal terhadap Nadia.

"Ada perlu apa kak?" Tanya nya tanpa basa-basi. Saat ini mereka sedang berada di taman yang tak jauh dari komplek rumah Nadia. Berdiri saling berhadapan.

"Enggak, aku cuma kepikiran gitu," Ucap Nadia sembari mengusap anak rambutnya.

Jaiden menatap Nadia waspada. Entah kenapa Jaiden jadi berhati-hati terhadap Nadia. Ia takut tertipu lagi. Takut masuk ke dalam perangkap Nadia lagi.

"..aku tau kamu nggak bakalan jawab. Makanya aku nggak bakalan tanya." Ucap Nadia membuat dahi Jaiden semakin mengkerut heran.

"Cuma.. Aku kepikiran. Selama ini mas Joni ngerahasiain banyak hal dari aku. Dalam dua bulan ke depan, setelah nanti dia balik, aku justru cemas.. Karena mungkin masalah kami nggak akan sesimpel susah ketemu." Ucap Nadia terdengar bimbang.

Bibir Jaiden sedikit merekah sembari menatap Nadia. Ia jadi semakin penasaran akan inti pembicaraan Nadia.

"Aku cuma perempuan biasa. Keraguan banyak, itu pasti. Selama ini, aku khawatir sama mas Joni. Maksudku kakakmu. Aku nggak tau dia ngelakuin apa di luar sana. Aku udah ingatin dia buat berhenti, aku nggak papa kalau dia cuma jual bakso. Itu lebih baik dari pada dia.. Jual narkoba dan jadi buronan kaya gini,"

Mata Jaiden langsung menyipit dan dahinya benar-benar mengkerut saat mendengar ucapan Nadia. Jaiden hanya diam dan memperhatikan serta mendengarkan Nadia dengan baik.

"Maaf.. Aku tau kalau aku belum ada hak buat larang-larang dia. Tapi aku bingung," Air mata Nadia pun mulai terjatuh. "..gimana nanti aku ngenalin dia sama orang tua ku?! Aku harus bilang apa?! Orang tuaku nggak bakalan kasih restu kalau tau mas Joni itu orang berbahaya."

Hati kecil si bungsu Jaiden pun tersentuh. Ia merasa wajar saja jika Nadia mengkhawatirkan hal itu.

"Entah kenapa aku ngerasa kalau semuanya bakalan sia-sia," Gumam Nadia.

Jaiden menatap iba Nadia. Hati kecilnya ingin memberitahu Nadia, tetapi takut saat terlintas wajah sang kakak dalam benaknya.

"Aku mau minta tolong, tolong bilangin mas Joni.. Jualan bakso aja kaya dulu. Jangan jadi orang jahat. Aku takut dia kenapa-kenapa. Aku takut dia dalam bahaya. Aku takut.. Kami nggak bakalan bisa ngelanjutin hubungan ini." Ucap Nadia dengan perasaan yang begitu sedih.

"Aku cuma mau bilang itu kok Jaiden. Tolong sampai kan pesanku ya. Makasih sebelum nya." Ucap Nadia mengakhiri kata-katanya.

Nadia hendak berbalik, berniat beranjak dari sana. Namun langkahnya seketika terhenti saat Jaiden bersuara. "Kak," Panggilnya membuat Nadia langsung menoleh. Menatap Jaiden dengan lekat.

"..kakak tenang aja. Kak Jeno itu bukan orang jahat kok." Ucap Jaiden menatap Nadia dengan yakin.

Nadia menatap Jaiden sambil tersenyum. Tersenyum sembari menunggu si bungsu melanjutkan kata-katanya.

"Kerjaan kak Jeno itu mulia."

Mulia? Batin Nadia.

"Kak Jeno itu..,"

Nadia menelan gumpalan besar dan memasang pendengaran nya dengan baik. Ia menatap Jaiden lekat sembari sebelah alisnya terangkat.

"..dia.. Pokoknya dia nggak jahat." Ucap Jaiden sembari mengangguk mantap.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Be My Boyfriend Mas Joni Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang