27. Frustasi karena cinta

4.8K 747 180
                                    


Lihatlah Nadia, betapa frustasinya dia karena masalah percintaan yang tak kunjung membaik. Ia sudah mencoba berbagai cara untuk dapat berkomunikasi kembali dengan Joni, namun segala cara yang ia lakukan selalu saja gagal. Tidak ada kemajuan sama sekali.

Begitu terlihat frustasi, pagi ini Nadia.. Seorang pengangguran yang sedang patah hati mencoba berolahraga. Berharap udara sejuk di pagi hari dapat menenangkan pikirannya yang kacau.

Napas Nadia terengah. Ia yang hampir tidak pernah berolahraga begitu kelelahan walau berlari hanya 10 menit saja. Wajahnya pun sudah memerah dan wajahnya di lapisi keringat tipis.

Nadia duduk di bawah pohon di taman sekitar komplek rumah tempat tinggalnya. Ia menyandarkan tubuhnya ke pohon sembari menetralisir pernapasannya. Namun saat itu, belenggu di dadanya sudah tak tertahankan lagi.

Nadia menutup wajahnya dengan telapak tangan dan menangis disitu. Menangis menumpahkan kekesalan dan kekecewaan nya. Ia sudah terlalu lelah menjalin hubungan dengan Joni. Amat sangat lelah berusaha dan menunggu.

Kenapa sih mas Joni? Kenapa kita kaya gini? Kenapa setelah 4 tahun berlalu, mas Joni datang cuma untuk nambah sakit perasaan ini batin Nadia.

Beberapa lama Nadia duduk di sana. Setelah merasa perasaannya jauh lebih baik dan pernapasannya pun terasa sudah normal kembali, Nadia pun beranjak. Namun kali ini ia tidak berlari melainkan hanya berjalan normal.

Nadia mengernyitkan dahinya saat perasaannya berkata bahwa sepertinya ada orang yang mengikutinya.

Nadia membalikkan tubuhnya, namun ia tak menemukan apa yang ia curigai.

Gue yakin banget ada yang ngikutin. Tapi siapa ya? Batin Nadia.

Nadia pun kembali melanjutkan langkahnya, namun lagi-lagi perasaannya berkata buruk. Ia pun mempercepat langkahnya. Begitu cepat hingga berlari, lalu buru-buru menyembunyikan diri ke balik salah satu mobil yang terparkir.

Nadia memantau dan ia menemukan seorang pria tampak kelimpungan. Celangak celinguk seakan ia mencari sesuatu.

Nadia pun menggertakkan giginya. Ia segera menghampiri pria itu dan mendaratkan tendangan kencang ke punggung pria itu. Hingga pria itu tersungkur ke tanah. Dan langsung saja Nadia menahannya dengan memijak punggung pria itu.

"Siapa lo?! Kenapa lo ngikutin gue?!" Tanya Nadia tegas.

Pria tersebut tampak merintih kesakitan. "Aakkhh.. Ampun ampun kak. Ampun kak." Dari suaranya, tampaknya ia seorang remaja yang sedang beranjak dewasa.

Nadia menghelakan napasnya dan melepaskan kakinya dari punggung pria itu. Dan pria itu pun seketika berbalik.

Nadia sedikit tercengang menatap wajah meringis pria itu. Pria yang tampan. Memiliki hidung mancung, rahang tegas namun semua tak dapat menutupi sikapnya yang terlihat manja.

"Berdiri! Cepat jawab! Kamu siapa?! Kenapa dari tadi ngikutin aku hah?!" Bentak Nadia yang sudah beracak pinggang.

Pria itu tampak mengusap usap lengan dan dadanya yang mungkin terasa sakit. "Kakak pacarnya kak Jeno ya?" Tanya pria itu membuat Nadia sedikit tercenung.

"Jeno? Bukan! Siapa Jeno?!" Balas Nadia dengan masih menggunakan nada yang tegas.

Pria itu mengusap tengkuknya. "Jasvier Janeiro Jordan nama panjangnya. Panggilnya Jeno," Jawab pria itu membuat Nadia mengusap keningnya seketika.

"Kenapa banyak banget sih namanya," Gumam Nadia tak habis pikir.

Nadia segara berlutut dan menarik kerah pria itu. Tampaknya ia pria yang lugu, sehingga Nadia bisa mengintimdasinya. "Jeno?" Nadia mengangkat kedua alisnya. Menatap pria itu dengan alis terangkat.

Be My Boyfriend Mas Joni Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang