Part 12. Mencegat

5.2K 659 54
                                    

Malam telah menyelimuti dunia. Tampak Joni sudah menutup warung baksonya. Ia berjalan  ke arah parkiran motor, lalu memanaskan sejenak mesin motornya. Saat ia merasa mesin motornya sudah sedikit panas, Joni pun mulai melajukan kendaraannya. Meninggalkan area apartemen.

Saat motor yang Joni kendarai keluar dari area apartemen dan hendak berbaur menuju ke jalan besar, mata Joni menelisik jauh. Samar, ia melihat seseorang yang berdiri di keremangan malam. Berdiri di tengah jalan, sembari merentangkan kedua tangannya lebar.

Joni semakin mendekat dan ia semakin yakin jika apa yang ia lihat benar. Dan perlahan, laju kendaraannya pun melambat.

Semakin dekat, mata Joni pun menggerjap dan seketika melebar. Nadia batinnya. Satu meter sebelum tempat Nadia berdiri, Joni pun menghentikan motornya.

"Nadia! Ngapain kamu?!" Senggak Joni yang tak habis pikir dengan Nadia yang bisa-bisanya berdiri di tengah jalan di malam yang gelap itu.

Nadia langsung berlari menghampiri Joni dan memeluknya. Membuat Joni begitu terkejut."Mas Jonii hiks.. hiks.." Nadia menangis memeluk tubuh Joni. "Jangaaaan," rengeknya dengan sedih.

"Jangan putusin aku mas Jonii heeee," Tangis Nadia.

Nadia memeluk tubuh pria itu dengan erat sambil menangis sedih. "Aku nggak mau putus, mas Joni. Aku janji nggak bakalan gitu lagi. Aku janji nggak bakalan ikut campur lagi. Hiks.. hiks.."

"Aku cuma takut kalau mas Joni ngelakuin hal buruk. Udaah.. mas Joni fokus jualan bakso aja. Maafin aku, mas Joni. Mas Joni nggak boleh mutusin aku. Kemarinkan mas Joni udah grepe-grepe aku,"

He? Dahi Joni mengkerut mendengar kalimat terakhir yang Nadia ucapkan.

"..kalau mas Joni mutusin aku, aku bakalan aduin mas Joni ke komnas perlindungan anak. Biar mas Joni di penjara. Mas Joni udah cabulin aku dan ngelakuin pelecahan seksual tau nggak! Hiks.. Hiks..."

Joni menyeringai malas mendengar ancaman itu. Nadia memang paling bisa membuat emosi Joni jadi tertahan. Hal yang rumit malah menjadi nyeleneh karena kepolosan wanita itu.

"Please mas Jonii, jangan putusin aku. Aku nggak bisa hidup tanpa mas Jonii.. hiks.. hiks,"

Bukan terharu, Joni malah geli mendengar ucapan Nadia. Joni pun menyerah. Ia mengusap kepala Nadia dan membalas pelukan wanita itu. Mencium kepala wanita itu dengan sayang.

"Kamu janji nggak bakalan gitu lagi?" Bisik Joni tepat di telinga Nadia.

"Iya, janji, mas Joni," jawab wanita itu mewek. Suaranya teredam karena bekapan pelukan Joni. Dan serangan sesenggukan masih saja menghantuinya.

"Janji, mulai hari ini dengar dan nurut apa yang aku bilang?" Kembali Joni berbisik.

"Iya, janji. Hiks.. hiks.."

Joni tersenyum kecil dan mengusap punggung wanita itu. Bagaimana pun Joni telah membuat perasaan seorang wanita muda menjadi porak poranda. Nadia pasti merasakan ketidak nyamanan yang mendorong ia untuk bertindak. Dan Joni sangat paham hal itu.

Tetapi, Nadia tidak boleh bertindak. Nadia tidak boleh ikut campur. Karena itu akan sangat membahayakan bagi Nadia. Karena itulah, Joni tetap merahasiakan hubungan mereka dari semua orang. Termasuk, orang-orang yang bekerja sama dengannya.

...

"Hkhkhkk..," Nadia sudah tidak lagi menangis. Tetapi ia masih sesenggukan di situ.

Setelah drama di tengah jalan bersama mas Joninya tercinta, akhirnya Nadia pun ikut dengan Joni. Mereka berhenti di sebuah taman, yang di sekitaran taman terdapat beberapa tenda pedagang kaki lima.

Be My Boyfriend Mas Joni Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang