5. Dalam Bahaya

5.8K 604 60
                                    

"Heeeee... hkhkhk.." nadia menangis hingga ia sesenggukan. Begitu hancurnya perasaan nadia yang di tolak mentah-mentah oleh joni. Pria itu benar-benar kejam. Ia tak sedikit pun memberi celah untuk membuat nadia masuk ke hatinya. Sungguh kejam.

Nadia menangis sedih. Ia benar-benar tidak mampu mengontrol dirinya hingga ia menyatakan perasaannya kepada pria itu. Harapannya pun pupus dengan kata maaf yang berarti menolak dari joni. Jika nadia tahu akan di tolak seperti ini, nadia akan memilih untuk tidak menyatakan perasaannya.

Mulai hari ini, rasa sakit hati dan malu karena penolakan si tukang bakso harus nadia derita. Sungguh, nadia tidak akan pernah memunculkan wajahnya lagi di depan mas joni. Jika perlu, ia tidak akan pernah masuk apartemen melalui lobby lagi agar tidak lewat dari depan warung mas joni.

"Si anjim! Segalau itu di tolak tukang bakso?!" Umpat wenda menatap heran sabahatnya itu. Ia menatap nadia yang tampak bersandar lemah di sofa sambil menangis. Wenda merasa geli dan prihatin di saat bersamaan.

"Lo tuh nggak tau, rasa sakitnya tuh gimana," ereng nadia yang menangis pilu. Ia bahkan meremas bajunya di bagian dada. Menyatakan bahwa dadanya begitu terasa tersiksa dengan rasa sesak itu. Matanya pun ia pejamkan erat dengan buliran air mata mengulas pipinya.

"Lagian sih, lo.. ngapain cobak nembak dia. Jelas-jelas dia naksirnya sama pembantu tetangga sebelah. Masiiiih aja lo berusaha ambil tikungan tajam. Kan nabrak.. sakit deh," gerutu wenda. Wenda menggelengkan kepala jengah, tidak habis pikir akan kelakuan nadia yang berani menyatakan perasaan pada mas joni.

Nadia tidak menjawab atau pun menanggapi ucapan wenda. Ia mengusap mata sembabnya dengan perlahan. Yang ia pikirkan saat ini hanya masalah perasaannya. Perasaannya yang tak di sambut oleh pujaan hati. Perasaannya yang sudah hancur berkeping-keping oleh kata "maaf" Yang berarti menolak dari mas joni.

"Senior kita ada yang lagi cari cewek tuh. Mau gue kenalin nggak? Lebih baik lo sama dia dari pada ngarepin kang bakso yang php itu." Ucap wenda memberi saran.

Nadia menarik napasnya dalam. Menetralisir kesesakan yang sedang ia rasakan. Kemudian ia menggelengkan kepalanya. Menolak tawaran wenda.

"Gue mau sembuhin hati dulu. Gue nggak mau sakitnya makin dalam, dengan ngorbanin perasaan orang lain." Jawab nadia.

Wenda memutar bola matanya malas. Kehidupan nadia sungguh drama di mata wenda. "Serah.." ucapnya yang sudah tak lagi acuh.

...

Sudah satu minggu sejak adegan penolakan mas joni terhadap perasaan cinta nadia. Nadia tidak pernah lagi mengunjungi lapak jualan mas joni. Jika ia lapar, ia akan pergi keluar apartemen dengan menggunakan motornya. Mencari makanan di luar.

Ia juga tidak pernah lagi keluar dari lobby. Selalu masuk dan keluar apartemen dari basement menggunakan motor. Sehingga ia tidak akan bertemu ataupun berpapasan dengan warung bakso milik pria yang telah menghancurkan hatinya.

Malam ini, nadia baru saja pulang dari kediaman wenda. Saat motor yang ia kendarai hampir sampai di area apartemen, tiba-tiba ia harus memberhentikan motornya begitu saja.

Di malam yang gelap itu nadia turun dari motornya dan melihat apa yang terjadi. Ban motornya kempes. Pantas saja ia tidak bisa mengendalikan motornya dengan baik.

"Yaah, bocor," keluh nadia.

Nadia menoleh ke sekitar. Tentunya ia tidak akan menemukan tukang tambal ban di sana. Jika pun ada, pastinya sudah tutup. Jadi, mau tidak mau nadia pun harus mendorong motornya menuju apartemen yang jaraknya tidak lagi jauh.

Jalanan begitu sepi. Hanya ada kendaraan sesekali yang melintas disana. Lampu jalan pun tampak tak bersahabat karena kedap kedip tak jelas. Suasana begitu sunyi di jalanan yang gelap.

"Huaaaa!"

"AAAAA!!" Nadia refleks terperanjat karena tiba-tiba di kagetkan dengan kedatangan seorang pria yang tak di kenal.

"Serahin motor lo!" Perintah pria itu. Pria itu langsung ingin mengambil alih motor nadia. Membuat nadia berusaha mengahadangnya. Walau gemetar setengah mati, walau darah nadia berdesir hebat di ikuti detak jantung yang berdegup tak karuan kencangnya, tetap saja nadia berusaha mempertahankan motornya yang ingin di ambil alih oleh pria itu.

"Jangan! Jangan!" Pekik nadia tetap memegang kedua stang motornya. Kedua tangan nadia memegang erat stang motornya dan mengkakukan tubuhnya.

"Awas! Sana lo!" Seru pria itu. Ia menarik kencang tangan nadia agar lepas dari stang motor. Dan nadia tetap berusaha bertahan.

"Tolong! Tolong! Tolong!" Lolong nadia dengan kencang.

Teriakan itu membuat pria jahat itu langsung menampar keras wajah nadia.

PLLAAAKKK!!

Air mata nadia terjatuh sangkin sakitnya yang ia rasakan. Ia tidak pernah di tampar sekencang itu sebelumnya. Dan rasanya, begitu amat sangat sakit.

Tak hanya itu, pria itu bahkan menendang tubuh nadia hingga nadia terpelanting ke badan jalan. Tubuhnya menghantam jalanan aspal penuh kerikil tajam.

"Aakhh," keluh nadia kesakitan. Air mata nadia terjatuh dengan rasa takut dan sakit yang berbaur menjadi satu.

Pria itu pun menguasai sepeda motor nadia. Terdengar suara bunyi mesin motor. Lalu pria itu melajukannya dengan kondisi ban yang kempes.

"Hiks.. hiks..," nadia menangis sembari memejamkan matanya erat. Menahan segala rasa sakit yang menderunya. Bahkan ia tak dapat berbuat apapun saat pria itu membawa motornya.

Brakk!!

"Hk!" Suara hantaman keras itu membuat nadia terkejut. Refleks ia membuka mata dan mendapati si pria jahat telah tumbang bersama motor milik nadia. Dan disana..  berdiri seorang pria. Pria yang seminggu ini nadia hindari. Mas joni si tukang bakso.

Sambil menangis nadia menyaksikan mas joni menghajar pria itu. Memukul wajahnya hingga babak belur. Nadia tercengang sambil menangis segugukan. Tetapi sayang, pria itu berhasil melarikan diri dari mas joni.

Mas joni menoleh ke arah nadia, membuat nadia refleks tertunduk. Entah mau di mana di buat wajah nadia saat ini. Sudah ia di tolak dengan pernyataan cinta yang memalukan, sekarang ia malah terlihat begitu menyedihkan dengan mengalami kejadian seperti ini. Nadia yang bisa menangis pilu menghadapi kesialannya.

Mas joni pun menghampiri nadia yang terkapar di jalanan. "Mbak," ucapnya dengan nada khawatir. Ia menatap lekat nadia. Melihat bagian tubuh nadia yang terluka.

Wajah nadia lebam karena bekas tamparan keras yang ia terima. Pinggul nadia sakit akibat di tendang. Bahkan telapak tangan dan sikunya tampak lecet karena membentur aspal. Ia tampak sangat berantakan dan sangat menyedihkan.

"Ayo mbak," ucap joni. Joni membantu nadia berdiri. Merangkul wanita itu, membantunya untuk berjalan dengan kakinya yang terlihat cengklang.

Dalam keremangan malam itu, wajah nadia bergetar. Ia mengigit bibirnya menahan isakan tangis. Ingin sekali ia memeluk joni. Membagi rasa takut dan sakitnya. Namun ia urungkan niat. Ia sadar, bahwa pria itu tidak pernah melihatnya.

......
Ini nih, yang namanya udah jatuh ketimpah tangga lagi 😆

Udah di tolak, kenak begal pulak wkwk

Jangan lupa vote dan komen yaa..
Makasih ❤

Be My Boyfriend Mas Joni Where stories live. Discover now