7. Hari pertama jadian

6.9K 715 98
                                    

Nadia membekap bibirnya. Ia tampak melamun, tidak percaya bahwa dirinya kini resmi menjadi kekasih mas Joni. Ia tidak percaya bahwa tadi malam, ia dan mas Joni telah.. berciuman.

Nadia melepas bekapan mulutnya, kemudian tangannya pun mengusap rambutnya sendiri. Ia masih merasa bahwa yang terjadi tadi malam adalah mimpi. Segalanya tiba-tiba berbalik begitu saja.

Ting!

Suara itu membuat Nadia seketika menoleh ke arah ponselnya yang tergeletak di nakas. Ia langsung meraih ponselnya. Dan saat ia melihat siapa yang mengirim pesan, perasaan Nadia seketika mengembang. Ia mendadak salah tingkah dan jantungnya bergemuruh cepat. Padahal hanya untuk membaca sebuah pesan singkat.

Nadia pun membuka pesan dari kekasih barunya itu. Ia begitu bergembira riang di pagi ini.

Mas Joni
Nanti ambil kunci motor kamu di warung

Nadia tertawa cekikikan. Ia menggelepar-geleparkan tubuhnya di atas ranjang. Ia seperti cacing kepanasan yang tidak bisa diam sedikit pun. Rasa kasmaran dan bahagia itu begitu menggebu-gebu di hatinya.

"Aaaa mas Joniii. Mmm, pengen cepat-cepat ketemu," gumam Nadia yang kesemsem sendiri membayangkan sosok Joni dalam pikirannya.

Dengan senyuman lebar tiada niat untuk luntur, Nadia pun mulai mengetik membalas pesan singkat itu.

Nadia
Iya, sayang.
Makasih ❤

"AAAAAAA!!" Teriak Nadia kencang. Ia yang mengetik tulisan itu, ia sendiri yang heboh dan panas dingin. Bahkan ia terperanjat di atas kasurnya sendiri.

Nadia begitu bersemangat pagi ini. Luka bekas kejadian tadi malam, tidak lagi terasa baginya. Segalanya tergantikan oleh rasa bahagia menjadi kekasih baru mas Joni.

Pagi-pagi, ia sudah senam dengan semangat di dalam unitnya. Tidak lupa ia membersihkan segala yang ada dengan semangat. Membuat apartemennya menjadi bersih dan harum.

Inilah kekuatan cinta. Ketika orang jatuh cinta, segalanya terasa ringan. Jiwa dan raga seperti terisi penuh energi untuk beraktivitas. Lelahpun tiada rasa.

"WENDAAAAAAAAA!!" Pekik Nadia dengan kencang saat ia baru terhubung dengan Wenda melalui panggilan telepon.

"Anjir! Suara lo! Mana gue pakai speaker lagi," Gerutu Wenda mengomeli Nadia. "Ngapain sih pagi-pagi udah nelpon? Penting amat yang mau lo sampein?!"

"Hahaha," Bukan menjawab Nadia malah tertawa cekikikan. Ia juga terdengar terpekik girang. Membuat Wenda yang ada di seberang sana mengernyit heran.

"Kenapa lo, beb? Gila?" Tanya Wenda memastikan.

"Tau nggak, semalam gue di begal hahaha,"

"Hah? Di begal?!" Pekik Wenda terkejut. "Terus kalau di begal kenapa lo ketawa-ketawa ngab?! Apa bahagianya kena begal?" Wenda benar-benar tak habis pikir.

Dengan sok centil Nadia pun menjawab. "Kan gue kena begaaal. Teyuss, ada cowok ganteng nolongin gue hahaha,"

"Owh, pantes..," Decak Wenda.

"Dia anterin gue sampai apartemen."

"Owwhh..,"

"Dia ngobatin gue gitu. Karena gue sempat jatoh kan,"

"Mmm, lalu?" Balas Wenda jengah.

"Terus, kita jadian deh,"

"Huk..huk..huk..hukk.." Wenda sampai tersedak karena terkejut mendengar apa yang Nadia katakan. "Gila! Murahan banget lo, nad. Masa baru di tolongin gitu aja lo langsung jadian?!" Mata Wenda sampai nelotot sembari mengomeli Nadia melalui panggilan telepon.

Be My Boyfriend Mas Joni Onde histórias criam vida. Descubra agora