5. Heboh

31.8K 4.9K 243
                                    

"Bener-bener si Maudy! Gak ngerasa bersalah lo bikin jantungan sekelas eh gak, se-sekolahan malah!" Lagi-lagi Amel sewot karena kelakuan Maudy, membuat Maudy, Wanda dan juga Lexa hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar, mereka jengah.

"Bahkan Pak Teges yang notabenenya musuh bebuyutan lo aja sampe ngomong lo cantik, ck bisa lo ya Dy bikin gempar dalam sekejap!" lanjut Amel, dia berjalan di depan ketiga sahabatnya, padahal sebelum Maudy berubah tampilan dia tidak berani.

Maudy yang malas mengeluarkan suara emasnya hanya terus berjalan lurus ke arah kantin sambil mendengarkan semua celotehan Amel.

Semua yang Amel omongkan memang benar adanya, semua murid bahkan guru dan juga staf SMA Taruna sempat menganggap Maudy murid baru, apalagi melihat wajah naturalnya membuat dia tampak berbeda seperti Maudy sebelumnya yang kemana-mana memakai memakai make up.

Ditambah lagi baju tertutupnya, yang bahkan hanya memperlihatkan sedikit kulit wajah dan juga telapak tangan, tidak seperti dahulu yang selalu memakai pakaian ngepres badan dan juga rok setengah lutut.

Mereka sampai di kantin yang hari ini lebih ramai dari hari biasanya, entahlah.

"Mau apa lo bertiga biar gue yang pesenin! Buru!" Walaupun Amel suka nyerocos gak jelas tapi dia yang paling ringan tangan membantu sahabat-sahabatnya.

"Gue mie ayam sama es jeruk!" ujar Lexa, Wanda mengganggu.

"Gue samain sama Lexa!" timpal Wanda.

"Aku ... yang bikin kenyang deh. Apa?" Maudy bertanya sambil mendongakan wajahnya.

"Nasi goreng aja Dy, enem rebu banyak porsinya," ujar Lexa merekomendasikan.

Maudy manggut-manggut. "Iya deh itu, yang pedes ya Mel!" serunya.

Amel mengangguk. "Minumnya apa?"

"Mmm susu dancow, ada?"

Amel berdecak jengkel. "Ini bukan taman kanak-kanak Dy, yang bener ah."

"Pengen susu dancow."

"Adanya susu kentel manis, udah itu aja."

Maudy cemberut, namun tak ayal dia mengangguk.

"Ya udah itu aja, yang coklat ya."

Semuanya sahabat Maudy mengernyit.

"Bukannya neng gak suka susu coklat ya?" Wanda bertanya keheranan.

Mereka bukan sehari dua hari berteman dengan Maudy, sudah hampir 2 tahun, tidak mungkin dia tidak tahu kalo Maudy gak suka susu coklat.

Maudy nyengir. "Hehe Udy udah putus sama susu putih, sekarang lagi proses pedekate sama susu coklat." Jawaban ngawur Maudy membuat bertiganya tercengang, kenapa dari Maudy yang angkuh menjadi Maudy yang suka ngawur gini?

"Ck ya udah berarti pesenan lo nasgor ama susu anget ya, udah yaa fix." Amel memutar badannya lalu melangkah hendak memesan makanan, namun panggilan Maudy membuatnya berhenti lalu menoleh.

"Apa lagi?" tanya Amel mencoba bersabar.

"Hee sekalian pesenin air putih deh, masa makan nasi goreng langsung minum susu gak enak banget," kata Maudy yang segera diangguki Amel.

"Neng kok bisa sih hilang ingatan jadi lembek gini?" tanya Wanda. Walaupun Wanda tak pernah ikut campur kala Maudy membully orang lain namun dia sangat tak menyukai sifat lembek Maudy yang seperti ini, dia takut dengan adanya Maudy yang lembek, orang-orang yang dulu dibully Maudy jadi membully balik Maudy.

Maudy mengerjap polos, membuatnya terlihat menggemaskan.

"Gak tau, tapi Udy nyaman. Kenapa emang Wan?" Maudy jelas tahu bahkan sangat tahu maksud dari perkata Wanda, namun dia tetap menjalankan perannya menjadi sosok Maudy yang polos.

Mendadak Jadi UkhtiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang