23. Siksa kubur ala Melly

23.5K 4K 399
                                    

Ctas

"Gara-gara lo, nyokapnya Juan gak suka gue lagi!"

Ctas

"Puas lo, hah?!"

Ctas

"Dasar waruk, semuanya aja lo ambil! Ngaca, lo tuh gak cantik!"

Ctas

"Jadi jangan sekali-kali mimpi bisa bersanding sama Juan!"

Maudy mendongak, cewe dengan kaos oblong bertulis Jogja itu menghembuskan nafas kasar.

"Harusnya aku yang ngomong gitu."

Maudy mengelus bagian-bagian tubuhnya yang terasa perih.

"Kamu kalo deketin Juan, cuma mau hartanya aja mending berenti. Gak bakal kesampean!"

Melly melotot, cewe dengan rok span setengah lutut itu kembali mencambuk Maudy dengan ikat pinggang.

Ctas

"Lo main-main sama gue hah!?" teriak Melly marah.

Maudy berdecak, dia menyayangkan kamarnya yang kedap suara, sehingga Melly bisa sepuasnya menyiksa.

"Open BO aja deh kamu! Duitnya Juan gak pantes dipegang sama setan tau! Dasar cicitnya Qorun!"

"Anjing lo ya!"

Ctas

Maudy meringis, ternyata, lama-lama lukanya itu semakin terasa perihnya.

"Mel ... kalo aku pingsan, kamu yang dimarahin lho. Mau?"

Tok tok

Tepat setelah Maudy berkata demikian, pintu kamar Maudy diketuk.

Melly kelimpungan, menutupi tubuh Maudy yang penuh dengan luka cambuk dengan selimut.

Lalu anak itu, berlari cepat ke arah kamar mandi.

Pasti mau drama.

Maudy terkekeh, Melly itu ... mental ager-ager aja sok-sok-an.

Tok tok

Maudy melupakan seseorang yang sendari tadi mengetuk pintu.

"Masuk!" Suara Maudy sumbang. Dirinya tak ingin menangis, namun efek dari rasa sakit yang Melly perbuat membuat suaranya berbeda.

Matanya juga buram, terasa sekali jika dirinya sangat-sangat lemah kali ini.

Ceklek

Pintu terbuka.

Ah ternyata Dimas.

Dimas masuk, mengernyit bingung kala melihat putrinya itu berbalut selimut tebal.

"Sakit kamu?" tanya Dimas.

Maudy menggeleng. "Gak."

"Hikss." Maudy dan Dimas sama-sama menoleh ke arah kamar mandi.

Maudy geleng-geleng, drama yang Melly mainnya langsung tertebak di benaknya.

"Siapa itu?" tanya Dimas pada Maudy, Maudy menggedikan bahunya acuh. "Kunti bukan ya?"

Maudy melirik ayahnya, lalu tak lama terkekeh geli.

Ayahnya ini.

"Liat aja sendiri," ujar Maudy.

Cewe itu mengeratkan selimutnya.

Dimas menaikan alisnya. "Hantu beneran ya?"

"Bukan. Yakali Istana gini ada hantunya."

Mendadak Jadi UkhtiWhere stories live. Discover now