30. "Ya Allah Mel, kamu sial sekali aja aku seneng banget."

23.2K 3.9K 389
                                    

Hm, malem-malem dikasih pencerahan diri, ya kali gak mau bagi-bagi HAHAHA

My Mom's said: Setan kue penggaweane ora mung nggawe wong-wong pada salah dalan, ning mbarang ya nggawe wong-wong ngerasa deweke paling maen dewek. Iri tandane ora mampu, sewu keapikan mesti bakal kalah kambi siji keelekan neng mripate wong-wong sing ndueni penyakit iri dengki. Biasane wong-wong kaya kue, gara-garane ya nu kurang syukur, adoh kambi Gusti Allah.

Translate:
Setan kerjaanya gak cuma bikin orang sesat tapi juga, bikin orang selalu ngerasa dia yang paling benar. Iri tanda tak mampu, seribu kebaikan akan kalah dari satu kesalahan di mata orang-orang pengidap penyakit iri dengki. Biasanya orang-orang kayak gitu, gara-gara ya karena kurang syukur, jauh dari Allah.

Maudy kembali soan ke UKS. Dirinya heran sendiri, padahal dulu sewaktu masih di raga Maudy Putri, Maudy hanya pernah sesekali pergi ke UKS selama dia sekolah dari SD sampai SMP, namun sekarang lihatlah, tak pernah absen dia seminggu sekali berkunjung ke tempatnya orang-orang sakit itu.

"Perih gak neng?" Maudy menoleh, menggeleng sekali lalu menyedot susu kotak yang Zidan berikan.

"Emang gila sih Melly." Amel mendudukan dirinya pada sofa UKS. "Bagus juga. Tuh anak bisa-bisanya tetep gak ngerti kalo Melly orangnya munafik, sinting, gila turunan setan!" sambungnya menggebu.

Lexa mengangguk, cewe yang tengah bersandar di tembok samping sofa itu menimpali ucapan Amel. "Tuh orang kayaknya diguna-guna."

"Bisa aja tuh." Wanda membersihkan tangannya yang tadi dia gunakan untuk memberi salep ke tangan Maudy. "Padahal sahabat-sahabat dia kan udah sering ngomong kalo Melly tuh cewe gak bener, tapi tetep aja Bagus buta mata, tuli telinga."

Maudy menghembuskan nafas lelah. "Gak diguna-guna. Cuma ya karena kodratnya manusia." Cewe yang tengah mengocok kotak susu itu mengedarkan pandangannya. "Kalo udah sayang, mau dia kayak gimana pun ya bakal tetep disayang, sebaliknya, kalo udah benci mau sebener apapun orangnya, kalo udah benci ya bakal tetep benci. Ngubah pandangan kayak gitu yang sulit sebenarnya."

Ketiga sahabat Maudy mengangguk setuju, benar juga.

Orang-orang yang sering lalai dengan ibadahnya, cenderung memiliki sifat itu. Mereka terlalu berambisi ingin menang di dunia, hingga pandangan mereka pun akan mengikuti ambisi yang mereka pilih itu.

"Udah lah gak usah bahas ini. Kalo dibahas terus makin banyak pula dosa kita karena kebanyakan ngungkit kesalahan dan kekurangan orang lain. Intinya mah ya, kesel boleh tapi jangan sampe benci."

Maudy beranjak dari duduknya hendak membuang kotak susu yang telah habis diminum.

"Hm omongan lo bener, tapi ... terkecualian sih buat Melly. Mau sampe kapan pun dan gimana pun gue bakal tetep benci sama tuh orang. Masa bodo sama dosa, kesalahan dia terlalu fatal buat dilupakan," ujar Amel sembari membenarkan kucirannya.

Maudy tertawa kecil. "Sebenarnya mah aku juga sering mikir mau benci ke Melly. Tapi gak tau kenapa, setiap mau ngebenci dia, rasanya gak bisa, gak sanggup aku. Dari dulu sih sebenernya, setiap mau benci ke orang selalunya gagal dan berakhir terlupakan."

"Neng?" Wanda memanggil.

Maudy menoleh, memberikan tatapan bertanya.

Mendadak Jadi UkhtiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang