36. Maudy kan rada-rada

17.6K 3.5K 508
                                    

"Hah apa?" Cowo berkaos putih dengan banyak bercak di sebagian sisi itu terlihat sekali sedang keheranan tak percaya.

"Anu ..." Maudy menggaruk tengkuknya yang tertutupi kerudung. "Aku laper, ya kali udah nyulik gak modal kasih makan."

"Gila-gila." Cowo tanpa atasan mendekat, melangkah pongah dengan muka sok gantengnya. "Lo tau lo ngomong kek gitu ke siapa?"

Maudy menggeleng, cewe itu was-was, takut-takut cowo itu mendekat dan menyentuhnya.

"Seriusan?"

Kembali Maudy menggeleng.

"Ah anjir, tuh kan bos geng kita gak terkenal." Cowo tanpa baju itu balik badan, dengan menampilkan baby face-nya dia mendekati salah satu cowo yang sedang merokok di sofa single.

Maudy keheranan, gayanya saja macam preman, sifatnya malah macem mochi, lembek.

"Seriusan ih ada makanan nggak?" tanya lagi Maudy, kali ini suaranya lebih keras dari sebelumnya.

"Ck, lo tuh lagi diculik bukan disewa."

"Lah?" Maudy membeo, cewe itu melepaskan ikat tangan yang tadi mengikat kedua tangannya kencang. "Ya tapi kan kalian harusnya tanggung jawab, kalo aku mati emangnya kalian mau nanggung dosa heh?"

Hening.

Sekitar 20 orang di ruangan itu tak ada yang menyahuti ucapan Maudy, mereka masih shock karena, Maudy bisa melepaskan dirinya dari ikatan kencang khas Taksaka.

Maudy menaikan alisnya bingung, kenapa semua orang menatap ke arahnya tanpa berkedip, bahkan cowo yang tadi didekati oleh cowo berwajah bayi pun sudah berdiri kaku macam zombie.

"Gi-gimana caranya lo bisa ngelepasin diri?" tanya cowo berbaju putih dengan banyak bercak darah itu.

Namanya Tio, Natio Aikawa Kaidamar, cowo dengan tubuh berotot yang menonjol di beberapa bagian itu memiliki peran penting di Taksaka, seorang penanggungjawab ketua. Jadi, untuk keselamatan ketuanya Tio lah yang mengurus.

Maudy menunduk, memperhatikan tangannya yang sudah terlepas dari ikatan.

Dia kan keturunan superhero, ah tidak bercanda, dia hanya. "Gak tau. Mungkin karena aku keturunan Ronaldowati," ujar Maudy menjawab.

"Ck, ngelawak lo?" sinis Andy.

Andy Bintang Kusuma, cowo kutu buku yang hobbynya memberantas keamanan-keamanan negara. Dia hacker.

"Ya enggak, aku kelaperan." Maudy makin ngawur, cewe itu berdiri setelah melepas ikat kakinya lalu mengelus perutnya yang datar. "Aku kalo gak makan bisa mati, buruan gratisin aku McD."

"Ck! Lo tau Taksaka kan?"

Maudy mengernyit, memiringkan wajahnya lambat tanda berfikir. "Taksaka? Ular?"

"Lo tau artinya?" Cowo yang tadi merokok di sofa single itu angkat suara, suaranya rendah namun mengintimidasi laman bicaranya.

Narendra Yuda Widagda, cowo dingin yang menjabat sebagai ketua Taksaka, sekaligus pendiri geng Taksaka.

"Tau lah, orang aku pernah belajar bahasa jawa."

"Lah emang bener bos artinya?"

"Asyu! Malu-maluin bego!" umpat Tio pada cowo berwajah bayi itu.

Namanya Genan, Genan Triyasa Vernaco, cowo blesteran Indo-Itali itu memiliki peran sebagai perlengkapan senjata.

Genan diam, cowo itu akan murung kalau sudah diberi umpatan.

Mendadak Jadi UkhtiOnde histórias criam vida. Descubra agora