RAVENGGA - THIRTY FOUR

12.3K 1K 1.1K
                                    

Kini sudah tidak ada harapan lagi untuk aku dan kamu menjadi kita. Bahkan semuanya sudah jelas, bumi sudah melarang kita bersama. Karena kita berbeda.

play a music.

ABSEN REVANGGA DULU YUK! 👉🏻
SPAM EMOJI LUCUNYA YUK, RAMAIKAN LAPAK INI DENGAN KOMENTAR LUCU DARI KALIAN. ATAU SPILL KEJADIAN KALIAN YANG PALING MEMALUKAN 👉🏻

- 𝐑𝐀𝐕𝐄𝐍𝐆𝐆𝐀 -

37. SOON WE PLAY

Nampaknya matahari sudah lelah menyinari bumi, kini harus bulan yang menyinari bumi digelapnya malam yang semu. Ditemani beribu bintang, malam ini cukup dingin dan menyenangkan. Perkumpulan anak muda yang sedang mencari jati diri dan kebahagianya kini sedang berada di rumah sakit, tempat sang kepala suku harus beristirahat untuk sementara waktu.

Anak Xender kini sedang berkumpul sesuai perinta Rangga tadi pagi. Mereka kini sedang membahas tentang teror pagi tadi. Teror kemarin saja belum terpecahkan, jika seperti ini terus maka Xender akan kalah selangkag dengan musuh mereka. Mereka sadar bahwa musuh mereka bukan sekedar geng biasa, tapi ada juga sama kuatnya dan paling ditakuti. Maka sekarang harus lebih hati-hati.

Rangga sebagai kepala suku itu pun harus memberi keputusan agar semua anggotanya tidak terjadi apa-apa, belum lagi keluarganya dan orang yang ia sayang mungkin bisa saja terkena imbasnya. Itulah tanggung jawab seorang Ravengga, tapi dirinya sudah menyanggupi itu semua.

"Siapa lagi sih ini, kenapa harus main teror-teror nggak jelas gini?" keluh Vano sembari meneliti setiap pesan tersebut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Siapa lagi sih ini, kenapa harus main teror-teror nggak jelas gini?" keluh Vano sembari meneliti setiap pesan tersebut. Vale yang sama pun beranjak ke arah tas sekolahnya, lalu membuka laptop miliknya. Sudah ditebak Vale akan melacak nomer tersebut.

"Ini ada hubunganya sama kanji kemaren, Val coba lo lacak nomer itu. Nggak mungkin ini nggak ada hubunganya," suruh Gio yang beranjak ke arah Vale, dirinya juga kepo siapa yang berani-berani mengirimkan hal-hal seperti ini.

"Dia sengaja pake nomer luar, dikira nggak bisa dilacak kali ya. Anjing curiga ni yang ngasih teror otaknya bodong," celetuk Dylan kesal, dikeadaan serius seperti ini masih saja melawak. Siapa lagi Dylan orangnya.

"Ini bukan teror biasa, mereka tau siapa kita yang artinya mereka juga kuatnya sama kaya kita. Mereka ngambil resiko sebesar ini, mulai sekarang hati-hati. Mereka nggak cuma ngincer kita melainkan pacar bahkan keluarga, secepatnya kita harus tau siapa mereka sebelum semuanya makin rumit bisa aja salah satu dari kita jadi korban mereka," ucap Rangga dengan serius, mereka semua mengangguk paham.

"Mungkin nggak sih peneror ini sebenernya satu sekolah sama kita, i mean mereka tau semua gerak-gerik kita," pikir Vano membuat mereka pun berpikir seperti itu juga.

RAVENGGA [ON GOING]Where stories live. Discover now