03

84.2K 11K 697
                                    

Happy reading
.
.
.

"Brakk"

Suara pintu terbuka terdengar nyaring ditelinga, Aileen yang sedang memakan apel didepan TV pun terlonjak kaget lalu mengelus dadanya pelan menetralkan detak jantungnya yang sedang berdetak cepat.

Sebuah langkah kaki mendekat ke arah tempat Aileen berada.

"Apa yang kau lakukan disini jalang" suara dingin nan ketus memasuki indra pendengaran Aileen.

Aileen segera berbalik menghadap orang yang baru saja  berbicara padanya.

"A-aku hanya sedang menonton tv Al" ucap Aileen pelan.

"Siapa yang menyuruhmu bersantai-santai dirumahku hah. Kau ada disini hanya untuk menjadi pelayan rendahan jadi jangan belagak seperti nyonya besar!" Bibir Alfaro berujar pedas.

Tangannya tak tinggal diam, dia menarik rambut panjang Aileen sampai membuat gadis itu mengerang kesakitan.

Gadis itu merintih kesakitan "Aws s-sakit Al, m-maafkan aku" Aileen tertunduk memohon memegangi kepala yang terasa sakit akibat tarikan yang tak kunjung lepas.

Alfaro diam beberapa saat setelahnya dia mendorong tubuh mungil Aileen ke lantai.

"Brukk"

"Fuck"
Batin Lesya mengumpat karena menahan amarah dan kesal.

Aileen merintih pelan saat merasakan dinginnya lantai menyentuh tubuhnya.

"Sekarang kau siapkan makan malam untukku dan Clarisa!"
Alfaro berbalik pergi setelah mengucapkannya meninggalkan Aileen sendiri.

"Huaaa kampret itu orang, gatau pala princess sakit apa di jambakin terus lama-lama ku santet baru tau kau" Lesya beranjak berdiri sudah cukup dia tadi menjadi Aileen jadi-jadian.

Gadis itu mengusap kepalanya pelan
Baru kali ini dia di sakiti tapi tidak membalas biasanya dia akan balas orang-orang yang membuatnya merasakan sakit dalam sekejap
Ah tapi mungkin untuk kali Alfaro dia akan menundanya sebentar.

Liat saja nanti dia pasti akan membuat laki-laki tak berotak itu menyesal karena telah membuat tubuh ini menderita.

"Huh"

Lesya menghela nafas kasar, kemudian gadis itu pergi ke dapur untuk memasak makanan.

Setelah lama berkutat dengan bahan dan alat-alat dapur akhirnya dia selesai membuat tiga porsi spaghetti dan dua steak.

Sebelum sang tuan rumah datang Lesya lebih dulu memakan satu porsi spaghetti buatannya hingga habis dan mencuci piringnya.

Jangan berpikir dia akan diam saja tak diberi makan seperti Aileen dulu, masa iya dia hanya boleh makan satu hari sekali wah bisa mati kelaparan Lesya.

Selama hidup dulu, Lesya selalu makan tepat waktu dan tidak akan dibiarkan sakit begitu saja hanya karena tidak makan, tidak mungkin sekarang dia harus merasa kelaparankan.

Karena sudah tak ada yang harus dikerjakan, Lesya pergi ke kamarnya untuk membersihkan kamar yang sebelumnya tak layak pakai.

Sebenarnya dia malas untuk membersihkan tempat ini, tapi mau tak mau dia harus melakukannya agar saat nanti malam tidur tidak ada hewan yang menggangu.

Tubuh mungil gadis itu bergerak kesana kemari membersihkan debu-debu yang ada disana, wajar saja jika kamarnya sangat kotor karena selama ini tidak ada maid yang membersihkan kamarnya selain itu sudah hampir tujuh hari tubuh Aileen sangat lemah hingga tidak bisa membersihkan kamarnya sendiri.

Karena sudah merasa lelah Lesya menyelesaikan acara bersih-bersihnya, sekarang kamar itu sudah cukup bersih dan layak untuk ditempati.

"Huh sungguh melelahkan" Lesya merenggangkan tubuhnya yang sedikit terasa pegal.

Hidup ini sangat berbeda dengan kehidupan yang dulu. Saat dulu mana ada seorang princess bak di kerjaan mengerjakan tugas seperti ini.

Akhirnya dia memilih untuk menidurkan tubuhnya karena sudah terlalu lelah hingga masuk ke alam mimpi.

***

Disisi lain Alfaro sedang memandang langit malam dengan sebatang rokok diantara jemarinya.

Setelah Clarisa pulang dia jadi merasa aneh dengan sifat istrinya itu, tidak biasanya Aileen akan langsung masuk ke kamar saat masih ada Clarisa.

Biasanya gadis itu pasti akan menunggu hingga kekasihnya pulang, entah dia mengamati dari dapur atau ruang keluarga intinya sebelum Clarisa pulang dia tidak akan tidur sekalipun yang Aileen lihat hanyalah kemesraan Alfaro dan Clarisa.

"Huhh" Asap rokok keluar dari mulut pria itu. Sorot matanya menatap pemandangan gedung-gedung tinggi didepannya.

Dia menggeleng, untuk apa Alfaro memikirkan istri yang tidak diinginkannya itu ah sungguh membuang-buang waktu.

"Drrt drrt"
Getaran handphone disaku celananya mengalikan pandangan Alfaro.

Tangan pria itu merogoh saku untuk mengambil benda pipih itu.
Sebuah nama pengirim pesan tertera disana.

Senyum tipis muncul di bibirnya. Bilang saja dia sedikit bodoh karna meskipun dirinya sudah tau bagaimana sifat sang kekasih yang selalu menghambur-hamburkan uang tetapi tetap saja dia turuti keinginan wanitanya itu.

_________________________________________

Clarisa❤️

Sayang besok bisa
antarkan aku ke mall?
Bisa, kebetulan besok

aku ga berangkat kerja
Mau jamberapa?

Jam sembilan
Yaudah Good night syg
Love you

Night too syg
Love you too

_________________________________________

Seusai membalas pesan dari Clarisa, pria itu membuka dan membalas pesan lain yang dikirim dari beberapa temannya.

Alfaro segera menghabiskan rokok yang berada di selipan jemarinya lalu dia beranjak dari balkon menuju kamarnya dan membaringkan tubuhnya untuk tidur diatas ranjang mewahnya.

Matanya menerawang keatas. Akhir-akhir ini perasaannya merasa ada yang janggal namun ia belum juga tau dimana letak kejanggalan itu.

Sebelum benar-benar tidur, Alfaro menyempatkan untuk mengirim satu buah pesan pada sekertarisnya agar besok pagi bisa mentransfer uang kantor ke rekeningnya dengan jumlah yang sudah dia tentukan.

-
-
-
-
-

Bersambung...

Beda Raga [End]Where stories live. Discover now