09

67.6K 9.1K 578
                                    

Happy reading
.
.
.

Alfaro menggeram menahan emosinya saat teringat seorang gadis yang tadi tengah bermesraan di dalam mall.

Yah pria yang tadi menatap Lesya dari jauh adalah Alfaro.

Entah mengapa ada rasa tak terima saat melihat sang istri berjalan dengan pria lain, padahal selama ini diapun selalu berselingkuh didepan Lesya.

Sekarang Alfaro tengah berada di dalam mobilnya yang melaju menuju rumahnya.

Setelah sampai, Alfaro segera keluar dari mobil dan berjalan kedalam menuju kamarnya.

"Brakkk"

"Brukk"

"Prakk"

"Arrggh kenapa aku merasa sakit saat dia berjalan dengan orang lain!"

"Shit!"

Alfaro sudah tak bisa menahan gejolak emosinya.
Dia memecahkan barang-barang yang ada di kamarnya.

Bahkan sekarang dirinya lupa bahwa dia telah meninggalkan sang kekasih di mall sendirian.

Sepasang mata tajam Alfaro menatap lurus kedepan. Dia duduk di sofa yang ada di kamarnya itu dengan tangan memegang sebotol Vodka.

Ini adalah kebiasaan buruknya. Saat banyak masalah Alfaro pasti akan melampiaskannya pada minuman keras.

Alfaro tak abis pikir, bagaimana bisa dirinya sekalut ini hanya karena melihat Lesya berangkulan dengan orang lain sementara saat dia memergoki Clarisa berciuman dengan seorang pria malah biasa saja seperti tak terjadi apa-apa.

Tidak mungkinkan jika dia sekarang mencintai seorang gadis yang dia anggap sebagai perusak kebebasan dan hidupnya.

***

Disisi lain seorang pria bermata hitam pekat nan tajam dengan setelan jas hitam lengkap tengah duduk diruang kerjanya.
Bibir sexy itu tersenyum miring saat melihat rekaman cctv sebuah rumah di laptopnya.

"Tok tok tok"

"Masuk"

Tangan pria itu terangkat menggeser laptop yang ada didepannya ke samping.

"Bagaimana?" Tanya pria bermata hitam pekat itu pada orang bawahannya yang baru saja masuk.

"Semuanya berjalan dengan baik bos, Dia beserta keluarganya sudah lenyap dari bumi ini"

Dengan wajah datar nan tegasnya dia mengangguk. "Bagus, lalu bagaimana dengan gadisku?"

"Nona sedang jalan-jalan bersama tuan Elvan di sebuah mall milik anda bos"

"Tak tak tak"
Jari-jari pria itu mengetuk meja hingga suarannya terdengar nyaring didalam ruangan tersebut.

"En, pantau terus gadisku jangan sampai ada orang yang menyakitinya seujung kukupun!" Mata itu menatap bawahannya seolah akan membunuh "Jika gadisku terluka kau tau akibatnya" lanjutnya dingin.

"Iya bos"

Pria itu mengangkat tangannya seolah menyuruh bawahan itu untuk pergi.

Setelah bawahannya pergi, dia mengambil sebuah foto dilaci meja kerjanya. Disana terpampang foto seorang gadis cantik dengan rambut tergerai yang tak lain adalah Lesya (dengan tubuh yang dulu).

Tangannya mengelus pelan foto itu lalu mengambil foto gadis lainnya yang juga Lesya namun dengan tubuh yang sekarang (tubuh Aileen).

"Bagaimanapun ragamu, jiwamu tetaplah Lesya gadis kecilku milikku" Gumamnya lirih.

"Kau milikku dan akan tetap menjadi milikku!" Ujarnya mutlak.

***

"Jangan makan eskrim banyak-banyak, nanti kamu sakit"

"Isss ga akan sakit loh bang" Bantah Lesya saat mendengar penuturan Elvan.

"Jangan ngeyel kalo dibilangin! Udah makan satu aja" Ujar Elfan sambil merebut satu cup eskrim yang ada ditangan kiri Lesya.

"Ya masa yang itu ga dimakan" Ucap Lesya.

"Biar Abang yang makan. Kamu si tadi dibilangin buat ambil satu aja ngeyel"

"Iya iya maaf" Kata Lesya mengalah.

Elvan tersenyum mengangguk dengan tangan mengelus surai rambut Lesya.

Mereka berduapun memakan eskrim tersebut disebuah bangku yang ada di taman.

Tadi seusai menonton film bioskop dan berkeliling mall membeli barang, mereka berdua mampir di Alfamart untuk membeli eskrim serta beberapa snack dan berhenti di sebuah taman terdekat.

"Abang besok pergi dek" Tutur Elvan setelah menghabiskan eskrimnya.

"Pergi? Pergi kemana? Padahal kita baru main loh" Wajah Lesya berubah sendu mendengar penuturan sang Abang.

"Ke luar negeri. Abang ada kerjaan disana sekalian ketemu dia."

"Gak bisa ditunda bang?"

"Gak bisa dek. Kalo bisa juga Abang gak mau ninggalin kamu disini sendirian."

"Emm yaudahdeh kalo udah kesana jangn lupa kabarin Lesya."

Elvan menarik tubuh adiknya kedalam pelukannya. Dia mengelus punggung Lesya sayang "Jaga diri baik-baik selama Abang disana!" Peringat Elvan pada sang adik.

"Iya bang pasti. Lesya juga titip salam buat dia disana ya" Bisik Lesya ditelinga Elvan.

Elvan tersenyum lalu mengangguk.

-
-
-
-
-

Bersambung...

Beda Raga [End]Where stories live. Discover now