17

53.3K 6.9K 151
                                    

Happy reading
.
.
.

"Deg"

"Sialan! Kenapa ni orang bisa pulang sekarang sih." Umpat gadis itu dalam hati.

"Alfaro?" Panggil Lesya dengan suara lirih.

"Jadi gini kelakuan kamu saat aku ga pulang kerumah." Ujar Alfaro dingin.

"Ya ampun sayang, bisa-bisanya kamu punya istri jalang kaya dia." Clarisa yang berada di samping Alfaro berbicara dengan nada memanas-manasi, tangannya dengan lancang menunjuk wajah Lesya.

Mendengar adik kesayangannya di sebut jalang, Angga berdiri dari duduknya dengan aura permusuhan. "Jaga ucapanmu. Lesya bukan jalang seperti kamu."

Clarisa menurunkan sambil tersenyum remeh. "Ckckck si jalang dibelain sama selingkuhannya masa."

Rahang Angga mengeras, dia hendak melangkah mendekati wanita itu untuk memberinya pelajaran namun baru satu langkah sebuah tangan menahannya.

Lesya sekarang tepat berada di samping Angga sambil menggenggam tangan pria itu. Entah sejak kapan dia ada disana.

"Jangan sayang. Kalo kamu bales nanti dia nangis, kan kasian jadinya." Ucap Lesya sambil melirik Clarisa sekilas.

"Dasar jalang gatau malu! Beraninya bawa pria lain kerumah." Kata Alfaro, tangannya menggenggam jemari Clarisa dengan erat.

"Pfftthh hahaha"
"Apa gatau malu? Wah-wah kalau aku gatau malu kamu apa hah?" Lesya menjeda ucapannya. "Kamu aja bisa bawa Clarisa kerumah masa aku engga. Harus seri dong biar samaan." Lanjutannya santai.

Alfaro dibuat bungkam dengan perkataan Lesya, begitupun dengan Clarisa.

Memang benar perbuatannya selama ini salah karena saat setatusnya yang masih menjadi suami Lesya dia malah menggandeng wanita lain bahkan tinggal dan tidur dengan wanita tersebut.

Tapi dia tidak pernah menyangka bahwa Lesya membalas perbuatannya itu dengan ikut mengajak pria lain kerumahnya malam-malam begini.

Namun melihat Lesya yang menggandeng lengan Angga dengan mesra serta tangan Angga yang bertengger manis dipundak gadis itu, membuat hatinya mengganjal hingga tanpa dia sadar pria itu semakin mengeratkan genggaman tangannya pada Clarisa.

"Awss." Lirih Clarisa pelan saat merasakan genggaman tangan pria disampingnya semakin kencang.

Wanita itu menatap manik mata Alfaro yang sekarang tengah melihat Lesya dan Angga yang masih bermesraan dengan raut marah.

Dia menggerakkan giginya tak bisa dibiarkan, sepertinya sang kekasih mulai tertarik dengan istri diatas kertasnya itu.

Dengan tiba-tiba Clarisa memeluk dan mengecup pipi Alfaro agar fokus pria itu beralih padanya.

Dan benar saja, Alfaro melihat ke arah Clarisa lalu tersenyum tipis dan membalas pelukan wanita itu.

"Udah ah ayo sayang kita ke kamarku, ngapain juga disini." Ucap Lesya setelah berhenti mendusel di dada bidang Angga .

"Wah ternyata kamu memang jalang." Ujar Alfaro.

"Mau di bilang jalang kek apa kek, bodo amat emang aku pikirin." Kata Lesya.

Gadis itu menarik lengan abangnya menaiki tangga menuju kamarnya meninggalkan kedua manusia tersebut.

Tidak ingin membuat Alfaro terus menatap kepergian Lesya dan memikirkan gadis itu, Clarisa menarik tangan Alfaro keluar rumah.

"Sayang kita ke hotel aja yu, aku gasuka disini." Ucap wanita itu dengan nada mendayu.

Membuang jauh pikirannya tentang sang istri, Alfaro mengikuti langkah kekasihnya.

***

"Itu suami pemilik tubuh ini dulu dek?" Tanya Angga.

"Iya bang. Udah jelek sok ganteng lagi maen selingkuh-selingkuhan sama jalang itu." Jawab Lesya dengan kesal.

Angga mengeratkan pelukannya pada sang adik dalam posisi mereka yang berada diatas ranjang dan saling menghadap menyamping.

"Sampai kapan kamu disini sama pria bajingan itu?"

"Ga lama lagi ko bang."

"Gimana dengan Fathan?"

"Gimana apanya bang? Ga gimana-gimana lah. Dia udah tau semuanya ko, sekarang aja dia ngirim bodyguard buat lesya yang ngawasin dari jauh kalo ada apa-apa."

"Hem, Abang akui rasa cinta dan sayangnya sama kamu itu besar banget."

"Iya bang, Lesya juga sayang dan cinta sama dia."

"Jujur aja dulu waktu kamu ngehubungin Abang sama Elvan kita sempet ga percaya karena ga masuk logika gitu loh, masa iya jiwa kamu bisa bersemayam di tubuh orang lain, kan aneh." Ungkap Angga.

"Terus gimana bisa percaya?"

"Ya setelah kamu buktiin dengan nyebutin segala fakta tentang kamu dan seluruh keluarga besar akhirnya kita mulai percaya. Setelah itu Elvan ngehubungin Fathan dan bilang tentang kamu sekarang." Jelasnya.

"Pasti Fathan langsung ngirim mata-mata buat Lesya kan?"

"Yah kamu bener. Dan itu terbukti tentang kamu yang bisa ngambil apartemen itu dengan mudah. Juga sifat kamu yang berbeda dengan Aileen dulu."

"Kenapa kamu ga ngehubungin Fathan saat itu? Dia pasti kesal karna hanya Abang dan Elvan yang kamu beri tau."

"Hehe niatnya sih nunggu waktu yang tepat, tapi karna dia udah tau yaudahlah."

"He em. Udah ceritanya sekarang kamu mejem tidur."

Angga membelai rambut Lesya dengan sayang hingga adiknya itu tertidur lelap.

Pria itu tersenyum menatap wajah polos Lesya lalu ikut memejamkan matanya untuk tidur.

Mereka berdua tidur dalam posisi saling memeluk.

-
-
-
-
-

Bersambung...

Beda Raga [End]Where stories live. Discover now