08

70.3K 9.5K 124
                                    

Happy reading
.
.
.

"Bang Elvann" Suara teriakan mengalihkan para pengunjung kafe.

Terlihat seorang gadis sedang berlari memeluk pria yang dipanggilnya tadi.

"Lesya?"

Gadis itu mendongak menatap wajah pria didepannya lalu mengangguk antusias.

"Iya bang, Ini Lesya. Aku tetep cantik kan meskipun pake tubuh ini" Unarnya sambil terkekeh geli.

Elvan mengangguk menyiyakan "Iya adek Abang selalu cantik."

Kedua orang berbeda gender itu berjalan duduk di meja samping kaca yang dapat langsung melihat jalanan.

Jadi Elvan itu adalah Abang kedua Lesya di kehidupan sebelumnya. Umurnya dua tahun lebih tua dari Lesya, sementara Abang pertamanya bernama Angga yang empat tahun lebih tua darinya.

Kedua abangnya dan beberapa orang terdekatnya sudah mengetahui bahwa dia adalah Lesya yang berpindah ke raga Aileen sejak tadi malam.

Sebenarnya mereka semua tidak percaya, namun setelah Lesya bisa membuktikannya dengan menyebutkan beberapa rahasia setiap masing-masing orang serta bukti-bukti lainnya yang memperkuat, akhirnya mereka percaya dan merasa senang karena orang yang dicintainya dapan kembali hidup meski berbeda raga.

"Gimana keadaan kamu sekarang?" Ucap Elvan membuka suara.

"Alhamdulillah Lesya baik ko bang" Ujar Lesya.

"Eh Abang udah pesenin makan sama minum belom?" Sambung lesya.

Elvan mengangguk "Udah ko, nasi goreng seafood kan sama jus leci?"

"Abang tau aja makanan kesukaan Lesya."

"Iya dong."

"Gimana keadaan Mommy sama Daddy bang?"

"Alhamdulillah mereka baik-baik aja sekarang, cuma ya gitu sering nanyain tentang kamu,"

Saat hendak melanjutkan ucapannya, seorang waiters pria datang membawakan makanan mereka.

"Permisi mas mbak. Ini pesanannya"
Elvan menganggukkan kepalanya, begitupun dengan Lesya.

Setelah waiters itu beranjak pergi, Elvan melanjutkan ucapannya yang terpotong tadi.
"Em kamu kapan balik kerumah? Mommy sama Daddy pasti bakalan seneng kalo tau princessnya pulang dan tinggal bareng-bareng lagi" Mata Elvan menatap sang adik yang tengah memandang ramainya jalanan diluar dengan bibir mengunyah makanan.

Lesya yang mendengar ucapan Abangnya memutuskan pandangan matanya. Dia balik menatap mata Elvan sambil meminum jusnya lalu tersenyum menenangkan.

"Iya bang, Lesya pasti bakalan balik ke rumah. Tapi bukan sekarang" Lesya menjeda kalimatnya lalu menghirup nafas sejenak "Untuk beberapa minggu kedepan Lesya bakalan ngurus masalah pemilik tubuh ini yang dulu dengan suaminya. Nanti kalo udah Lesya bakalan langsung keluar dari rumah itu ko" Lanjutnya dengan sungguh-sungguh.

"Yaudah kalo ada apa-apa jangn lupa hubungin Abang ya" Tangan Elvan mengelus surai rambut Lesya.

Lesya hanya mengangguk mengiyakan ucapan sang Abang.

Selanjutnya merekapun memakan makanan masing-masing dengan tenang.

"Udah selesai? Ayo jadi maen ke mall kan?"

Lesya mengangguk, tangannya menggandeng lengan Elvan yang tadi telulur di depannya.

Sebelum pergi meninggalkan kafe, Elvan membayar pesanan mereka terlebih dahulu pada seorang waiters yang mendekat.

"Oh iya bang, Bang Angga masih di luar negeri?"

"Iya, dua hari lagi katanya bakalan balik nemuin kamu"

Sepasang kakak beradik itu memasuki sebuah mobil sport milik Elvan.
Mobil tersebutpun melaju meninggalkan kawasan kafe diselingi obrolan ringan yang mewarnai sepanjang jalan.

Beberapa menit kemudian, mobil tersebut sampai di tempat tujuan.

Elvan merangkul pundak Lesya sambil sesekali mengecup kepala sang sang adik.

Lesya yang diperlukan seperti itupun hanya diam, karena memang sudah terbiasa dengan sikap Abangnya tanpa peduli dengan orang-orang di sekelilingnya yang memandang mereka dengan pandangan berbeda-beda.

"Kita mau nonton dulu atau belanja dulu ini?" Tanya Elvan

"Nonton dulu aja ya bang"

"Oke"

Tangan Elvan berganti merangkul pinggang ramping Lesya posesif.

Wajahnya berubah datar saat menyadari banyak pria disekelilingnya yang memandang adiknya dengan pandangan tertarik.

Lesya yang menyadari emosi abangnya segera mengecup pipi Elvan sambil berbisik "Tenang bang."

Elvan yang mendengar itu tersenyum tipis sambil mengeratkan rangkulannya pada pinggang Lesya.

Tanpa mereka berdua ketahui, ada seorang pria yang memandang Lesya penuh arti.

Tidak lama kemudian pria itu berbalik pergi dengan raut wajah yang tak dapat di artikan.

-
-
-
-
-

Bersambung...

Beda Raga [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang