20

50.6K 6.2K 270
                                    

Happy reading
.
.
.

Tiga minggu berlalu.

Semua berjalan seperti biasa, dan selama itu juga Lesya sangat jarang bertemu dengan Alfaro.

Mereka bertemu hanya tiga kali saat Alfaro pulang untuk mengambil barang di kamarnya, itupun diantara keduanya tidak ada yang membuka suara.

Dua Minggu yang lalu Angga pergi keluar negeri lagi untuk mengurus pekerjaannya.

Sebenarnya Lesya diajak untuk ikut pria itu kesana, namun dia menolak dengan alasan belum menyelesaikan urusannya di sini.

Hari-hari Lesya sangat monoton, dia hanya tidur - mandi - makan - baca novel sambil rebahan dengan beberapa cemilan ringan yang menemani - nonton tv - dan terkadang pergi joging atau ke mall saat hari Minggu.

Seperti saat ini Lesya tengah menangis tersedu-sedu dengan tangan memegang sebuah novel.

"Hiks hiks i-itu kenapa cowonya hiks jahat banget hiks."

"D-dia gatau hiks apa kalo cewenya lagi sakit hiks kangker udah mau sekarat."

"Huaaaaaa mommy hiks."

"Kan nyeselll."

"Aaaaaa hiks masa meninggal."

Tangis Lesya semakin keras. Dia mengguling-nggulingkan badanya kesana kemari diatas ranjang.

Gadis itu menggigit selimut tebal, air matanya mengalir deras dengan hidung yang sudah memerah.

Setelah dia lelah menangis, Lesya menyenderkan badannya pada kepala ranjang.

Dengan hidung yang masih sedikit memerah, bibir menjadi pink terang, dan mata sedikit sebab dia menggerutu. "Penulis sialan! Jahat banget sih masa tokoh utamanya meninggal. Gak like aku."

Dia mengambil sebotol yogurt diatas meja lalu duduk di sofa dan meminumnya dengan sedikit kesal hingga habis tak tersisa.

"Itu juga cowonya gada akhlak banget, masa mentingin si cabe pasar daripada cewenya sendiri." Gumam Lesya pelan.

"Meskipun ujungnya si cowok mati juga karna dibunuh tapi tetep aja aku kan ga ikhlas kalo tokoh utama cewenya mati karna penyakit." Lesya sudah seperti orang gila yang berbicara sendiri dan marah-marah sendiri.

Saat gadis itu tidak sengaja melihat ke arah jam dinding matanya terbelalak kaget. "Gila udah mau jam dua belas aja sih. Padahal aku baca baru dua buku, sebentar juga."

Lesya membuang botol bekas minumannya itu kedalam kotak sampah kecil di balkon kamarnya.

Setelahnya dia melangkah masuk kedalam kamar mandi membawa serta pakaian sebagai ganti nanti untuk membersihkan tubuhnya dan berendam mendinginkan otak yang sudah mendidih karena novel sad ending.

Empat puluh menit berlalu, Lesya keluar dengan kemeja biru tua dilapisi kaos putih didalamnya juga celana jeans pendek diatas setengah paha.

Gadis itu berjalan ke meja rias, dia menyisir rambut halusnya lalu menyanggulnya keatas.

Gadis itu berjalan ke meja rias, dia menyisir rambut halusnya lalu menyanggulnya keatas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Beda Raga [End]Where stories live. Discover now