Aivie. Thirteen

72 11 5
                                    

Selama sebulan ini Vielaby dan Aidenn semakin sering bertemu, bimbingan lah, belajar bersama lah, dan Aidenn sepertinya moodnya kembali bagus.

Seperti kali ini mereka berhadapan dengan salah satu guru pendamping dan menyelesaikan tugas darinya.

Tidak ada yang bersuara selama mengerjakan tugas, hening dan tenang sampai selesai.

"Mau ke kantin?" Tanya Aidenn setelah mereka berada di luar.

"Mau ke perpustakaan dulu kak, cari materi yang nggak gue paham."

"Nggak usah maksain, nanti lo malah yang ngedrop." Nasehat Aidenn. "Ayo ke kantin aja."

Vielaby yang belum siap untuk di tarik Aidenn merasa kaget dan hampir jatuh tapi, untung saja tidak.

"Kak Aidenn bisa lembut dikit nggak." Omel Vielaby.

"Eh, maaf! Ada yang sakit?" Tanya Aidenn khawatir dan melepas genggamannya, melihat dan mengelus tangan Vielaby.

"Ng-nggak papa." Kan Vielaby jadi gugup di perhatikan gini sama kakelnya.

"Yaudah ayo jalan lagi." Aidenn mengulurkan tangannya untuk di gandeng. "Biar nggak ilang." Godanya.

"Apa sih." Tawa Vielaby tapi tetap menerima uluran tangan Aidenn.

Mereka berjalan beriringan dengan bergandengan tangan, bahkan semua murid yang melihat mereka merasa heran, kok? Mereka sedekat itu dan Aidenn tersenyum bahagia bersama Vielaby.

"Traktir dong bro." Ujar Rajendra yang baru datang dan langsung menepuk pundak Aidenn yang sedang sedang makan bersama Vielaby.

"Ngapain?"

"Kita denger lo lagi seneng dan dari tadi senyum mulu." Balas David yang sudah duduk di sebelah Vielaby.

"Kak David, lihat abang gue?"

"Dia lagi kena hukum sama cowok depan lo tuh." Jawab David sambil menunjuk Aidenn dengan dagunya.

Vielaby reflek kembali menoleh ke Aidenn dan seperti meminta penjelasan.

"Tadi pas baru bel dia ketauan mau bolos." Balas Aidenn tanpa menoleh dan memilih fokus pada makanannya.

"Gue duluan kak." Pamit Vielaby dan pergi begitu saja.

Belum sempat mereka bertanya Vielaby sudah pergi menjauh dan menghilang dari pandangan keempatnya.

Vielaby ternyata menghampiri abangnya itu dan siap untuk mengomeli dirinya karena lagi lagi ingin membolos, ini semua seperti terbalik, seharusnyakan Gael yang menjaga Vielaby lah ini malah sebaliknya.

"Bang?" Panggil Vielaby setelah berada di depan Gael yang sedang bersantai di depan toilet cowok.

Gael yang menyadari mendongak dan melihat adiknya yang sudah menampilkan raut wajah yang menahan marah.

"Ketahuan mau bolos?" To the point. "Mau gue aduin sama bunda, biar di sita motornya?"

Gael seketika menjadi gelagapan dan langsung berdiri, memohon agar tidak di adukan. "Nggak lagi deh, ini terakhir."

"Ayo gue traktir ke kantin tapi, nggak usah bilang ke bunda ya." Bujuknya.

"Nggak, gue mau ke perpus."

Vielaby pergi begitu saja meninggalkan Gael yang masih terlihat kusut, bagaimana kalau adiknya itu memberitahu bundanya apalagi ayah pasti bukan cuma motor mungkin dia akan di pindah lagi.

Vielaby pergi begitu saja meninggalkan Gael yang masih terlihat kusut, bagaimana kalau adiknya itu memberitahu bundanya apalagi ayah pasti bukan cuma motor mungkin dia akan di pindah lagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah pernyataan cinta yang di lakukan Aidenn seminggu yang lalu, keduanya semakin lengket, Aidenn juga kembali menjadi sopir Vielaby.

Ah ya keadaan Jayden sudah melewati kritis, kedua orang tuanya bergantian menjaga bersama anggota Krashinveens.

Tidak jarang Vielaby ikut menjaga Jayden saat tidak ada pasien.

Kedua orang tua keduanya juga sudah mengetahui hubungan Aidenn dan Vielaby, termasuk anggota Krashinveens kecuali kakek tentu saja.

Jangan sampai hubungan ini di ketahui kakek karena pastinya kakek berusaha untuk memisahkan seperti lima tahun lalu.

"Kak." Panggil Vielaby pada Aidenn. "Zayn udah pulang, nanti dia jemput aku."

"Terus kenapa?"

"Nggak papa aku bareng dia?"

"Nggak papa sayang." Ujar Aidenn melembut sambil mengelus rambut Vielaby.

Ya, mereka sekarang berada di ruangan Aidenn, sedang apa? Tentu saja makan siang masa kencan di rumah sakit.

"Apa perlu kita kasih tau juga ke Zayn?" Tanya Vielaby maksudnya memberitahu hubungan mereka.

"Nggak perlu, dia juga orang nggak begitu penting buat kita kan."

Vielaby mengangguk menyetujui perkataan Aidenn dan lagian Aidenn tidak begitu percaya dengan Zayn, apalagi dirinya yang menemani kekasihnya ini lima tahun belakang, dia tidak yakin perasaan Zayn hanya sebatas teman atau sahabat.

"Kak, aku keluar dulu, bentar lagi aku ada janji sama pasien."

Aidenn mengangguk sebagai jawaban, setelah membereskan kotak bekalnya, Vielaby membawa keluar dari ruangan Aidenn, sedangkan Aidenn sendiri duduk dengan menyandarkan punggungnya pada kursi kebesarannya.

Dia meraih ponsel yang berada di mejanya, mencari kontak seseorang dan menelfonnya.

"Rav, cari tau! Gue nggak bisa percaya sama dia begitu aja, apalagi lima tahun belakangan ini."

"Nanti kita ketemu di cafe yang sering kita datangi pas SMA, ajak anak Dream dan Viralesa, gue bawa Vielaby."

"Dan inget satu hal jangan sampai Vielaby tau gue selidiki dia."

Setelah mengatakan semuanya Aidenn memutuskan panggilannya, memasukkan ponselnya pada saku jas putihnya.

Setelah mengatakan semuanya Aidenn memutuskan panggilannya, memasukkan ponselnya pada saku jas putihnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Copyright @ 2021, vienyxxx

Cousin But Love ✓ Where stories live. Discover now