Aivie. Twenty three

67 10 2
                                    

Niel yang baru datang dan melihat keributan di kamar Vielaby langsung berlari ke atas dan menggedot gedor pintu kamar Vielaby.

"Adek?! Buka pintunya sekarang! Ini bang Niel." Teriak Niel sambil terus menggedor gedor pintu.

Samar samar Niel mendengar suara Vielaby yang terus menyebut nama Aidenn dan Juga Kenan bersamaan.

Gawat!

Niel langsung mengambil ponselnya menghubungi Gael untuk mendapatkan nomer Aidenn.

Ini akan buruk, karena Vielaby sudah menyebut nama Kenan itu tandanya dirinya sudah tidak dalam kondisi baik baik saja.

"Viel ayo buka sekarang!"

Setelah mendapat nomer Aidenn Niel langsung menghubunginya namun, tidak ada jawaban darinya membuat Niel frustasi.

"Niel ada apa?" Tanya Kael yang baru datang.

"Viel ngamuk di dalem, dia panggil panggil Aidenn sama Kenan."

"HAH?!"

"Kenapa bisa? Viel udah lupain Kenan, kenapa sekarang dia malah kayak gini lagi."

Kedua anak kembar itu syok dan langsung mendobrak pintu kamar Vielaby sebelum hal buruk terjadi.

BRAK

Terlambat Vielaby sudah terbujur kaku fi lantai yang berantakan dan penuh pecahan, jangan lupakan pergelangan tangannya yang terluka dan mengeluarkan banyak darah dan juga kakinya yang juga terkena pecahan.

"VIELABY?!" Teriak keduanya dan langsung menjauhkan Vielaby dari sana.

"Dek?" Panggil Kael sambil menepuk pipi Vielaby berharap dia bisa membuka matanya.

"Lo bawa Vielaby ke rumah sakit, biar gue hubungi ayah sama bunda, gue harus ketemu Gael dulu." Minta Niel menyuruh Kael pergi membawa Vielaby dulu.

Tanpa bantahan lagi Kael langsung membawa Vielaby segera ke rumah sakit sebelum terjadi hal tidak di inginkan.














































Semua tenaga medis langsung pergi menuju tempat yang di maksud tadi, tanpa terkecuali Vielaby ikut dan ingin memastikan keadaan Aidenn.

"Dokter Aidenn di mana?" Tanya Vielaby saat sudah sampai di sana bersama tenaga medis lainnya

"Kami tidak tau, sepertinya dia terjebak di sana." Jawab salah satu dari mereka dan menunjuk ke arah reruntuhan.

"Hah?! Apa maksudmu?!"

"Sebelum bangunan itu roboh, ada anak kecil yang masih terjebak di sana, kami sudah melarangnya tapi, dokter Aidenn bersikeras dan berlari masuk kemudian bangunannya roboh." Jelasnya.

"B-bagaimana bisa?" Guman Vielaby menahan tangisnya.

Orang orang mulai mengevaluasikan para korban dan beberapa dokter memberi penanganan, dan beberapa lagi masih menunggu korban lainnya.

Vielaby masih terdiam menatap reruntuhan itu, banyak orang yang berkeliran di sana mencari para korban yang tertimbun di sana.

"Dokter Vielaby bisa bantu saya?" Tanya rekan Vielaby yang langsung di angguki.

Vielaby dan dokter itu meninggalkan tempat tersebut, dengan Vielaby sesekali menengok ke belakang berharap Aidenn di temukan dan melihatnya dengan tatapan hangat dan senyumannya.























































BUGH!

Satu pukulan di berikan pada Aidenn yang sedang duduk bersama teman temannya di salah satu warung tempat biasa dirinya nongkrong.

Aidenn yang belum siap dengan pukulan itu tersungkur ke tanah.

"Apa apaan ini?!" Tanya Ravian yang kaget tiba tiba ada yang memukul temannya itu.

"Tanya sendiri sama temen lo itu!"

Aidenn berusaha kembali ke posisinya awal dan mengusap sudut bibirnya yang sedikit berdarah.

"Lo siapa? Main pukul orang aja." Giliran Rajendra yang bertanya.

"Gue? Abang dari cewek yang hampir dia bunuh!"

"Hah?"

"Karena dia, adik gue sekarang sekarat,  berada di antara hidup dan mati! Denger baik baik kalau adik gue sampai kenapa kenapa lo nggak bakal selamat dari gue." Ancam Niel sambil menunjuk nunjuk Aidenn.

"Mulai sekarang jangan coba coba deketin Vielaby lagi! Jauhin dia! Kalau cuma lo buat main main!"

"Bakal gue inget terus nama dan muka lo itu, dan selamat udah buat adek gue kambuh dan munculin traumanya lagi."

Perkataan Niel panjang lebar sebelum pergi meninggal mereka yang terdiam mematung di tempat.

"Maksudnya apaan? Lo ada masalah sama Vielaby? Lo nyakitin dia?" Tanya David.

"Nanti gue cerita semua, gue harus pergi sekarang."

Aidenn mengambil kunci motornya dan langsung meninggalkan teman temannya, dia harus ke rumah sakit memcari tau apa yang terjadi pada mantan kekasihnya tersebut.

Baru sampai di parkiran Aidenn bertemu dengan Gael yang baru keluar, dia langsung menghentikannya.

"Gael?!"

Kedua laki laki memilih tempat yang lebih nyaman untuk berbicara.

"Apa yang terjadi sama Vielaby?"

"Viel mencoba bunuh diri."

Aidenn benar benar syok, bagaimana bisa Vielaby berfikiran seperti itu, pantas saja Niel semarah itu padanya tadi.

"Bahkan saat dia tidak sadarkan diri, dia terus nyebut nama lo sama Kenan."

"Kenan? Siapa?"

Aidenn kebingungan siapa Kenan itu? Sehingga ikut tersebut, padahal dirinya saja yang menyebabkan Vielaby seperti ini bukan?

"Gue nggak berhak buat jelasin Kenan itu siapa, lo tanya aja Vielaby sendiri nanti."

"Gue duluan!"

Gael pergi terlebih dahulu meninggalkan Aidenn sendiri di tempat itu yang masih terdiam dan memikirkan semuanya sekarang, Gael tidak mau mengganggu.















































Nggak pake pict dulu ya, nggak bisa soalnya.

Copyright @ 2021, vienyxxx

Cousin But Love ✓ Where stories live. Discover now