Aivie. Twenty four

65 11 1
                                    

Hari sudah berganti tapi, Aidenn belum juga di temukan sampai sekarang, para relawan masih terus berusaha mencari keberadaan dokter muda itu.

Pihak rumah sakit juga mengetahui kejadian ini, sampai membuat salah satu dokter mereka belum di temukan. Bukan cuma itu saja Krashinveens juga mengetahuinya bahkan mami Michella memaksa untuk datang melihat keadaan putranya itu tapi, di halangi oleh papi Zavian karena ini cukup berbahaya.

Mereka semua berharap tidak terjadi apapun pada Aidenn, begitu juga dengan Vielaby. Dirinya bahkan tidak tidur semalaman memikirkan semua ini.

Kejadian ini mengingatkannya pada peristiwa belasan tahun lalu, saat dirinya kehilangan laki laki yang juga berharga untuknya, dimana dia mempertaruhkan nyawanya untuk Vielaby dan setelah kejadian itu tidak ada kabar lagi dari laki laki itu.

"Dokter Vielaby, ayo makan dulu."

Vielaby menoleh melihat orang yang menyapanya itu, tersenyum dan menggeleng sebagai jawaban.

"Dari semalam dokter belum makan apapun."

"Tidak apa, saya belum lapar. Kalian bisa makan, ah ya nanti saya ikut lagi ke tempat kemarin untuk membantu lagi boleh?"

Pertanyaan tersebut di tujukan pada lawan bicaranya karena, Vielaby adalah psikolog dan tidak di perlukan dalam penyelamat tersebut.

"Dokter tidak perlu khawatir, dokter Aidenn pasti bisa di temukan dan dalam keadaan baik baik saja."

Baklasnya seperti mengerti keinginan sebenarnya Vielaby untuk ikut misi ini.

"Jadi, dokter harus tetap berada di sini, menjadi anak anak yang masih ada rasa trauma atas kejadian ini."

"Hm, terima kasih."

Vielaby menyetujuinya lagipula dia juga harus menjaga anak anak itu dan membamtu menghilang rasa trauma dan takut mereka.














































Kabar Vielaby masuk rumah sakit sudah terdengar sampai ke teman temannya, Viralesa.

Ketiga orang itu sempat syok saat mengetahuinya dan langsung menuju rumah sakit, melihat keadaan temannya itu.

Soal Aidenn, dia juga sempat datang dan ingin bertemu dengan Vielaby namun, Niel melarang dan malah memaki makinya, bahkan kedua orangtua Vielaby seperti enggan menjelaskan kejadian sebenarnya yang membuat Aidenn memutuskan Vielaby dan membuatnya jadi seperti ini.

Jadi siapa yang salah sekarang?

Vielaby masih betah menutup matanya dan tertidur di ranjang rumah sakit, membuat bunda menangisi keadaan putrinya.

Padahal Vielaby sudah melalui banyak hal dalam hidupnya bahkan dia sudah lebih baik setelah kepergian Kenan tapi, kejadian ini membuat kembali dalam masa masa itu.

"Bunda pulang aja ya, biar Niel sama Kael yang jagain adek."

Bunda Juliana menggeleng sebagai balasan dan tetap duduk diam melihat putrinya.

"Pulang ya bun, bunda juga butuh istirahat biar Gael yang anterin bunda pulang."

"Jangan khawatir, ayah nanti pulang dari kantor bakal kesini kok."

"Gael anterin bunda, sana."

Niel menyuruh adik laki laki terkecilnya itu untuk pulang mengantar bunda mereka.

"Lo nggak usah balik lagi nggak papa, istirahat aja di rumah."

Aidenn terus berusaha untuk menemui Vielaby tapi, usahanya itu selalu gagal karena selalu saja ada yang menjaganya.

Entah mungkin malam ini adalah keberuntungan untuk Aidenn mungkin saja, tidak ada yang menjaga Vielaby di sana, dengan segera dia masuk dan mendapati Vielaby masih terbaring.

"Vie, maafin kakak." Ucapnya sambil menggenggam tangan Vielaby.

"Bukannya kakak nggak cinta lagi sama kamu tapi, status kita yang memaksa."

"Kakak masih mencintaimu, sangat mencintaimu."

"Cepet sadar dan sembuh, sekali lagi maafin kakak."

"I love you kesayangan kakak."

Setelah mengatakan itu semua Aidenn segera keluar sebelum ada seseorang yang memergokinya menyelinap ke rusng rawat Vielaby.

Tanpa di sadari setelah kepergian Aidenn, ada sedikit air yang mengalir dari mata yang terpejam itu membasahi pipinya dan gerakan pelan dari jarinya.















































"TOLONG DI SINI ADA ORANG." Teriak satu relawan sambil melambaikan tangannya untuk membantu mengeluarkan orang yang berada di reruntuhan itu.

Semuq relawan langsung mengangkat reruntuhan itu dan benar saja ada dua orang tertimpa di sana. Seorang pria yang berusaha melindungi seorang anak kecil dan membuat pria itu tertimpa reruntuhan dan tidak sadarkan diri.

Mereka berusaha mengeluarkan keduanya dan segera membawanya ke pos kesehatan.

Vielaby yang sedang bermain dengan anak anak berdiri saat melihat relawan membawa dua tandu dan melihat siapa yang telah mereka temukan.

"Aidenn?"

Seketika dirinya mematung saat melihat siapa yang berada di salah satu tandu, saat melewatinya tidak sengaja tangan Aidenn memegang tangan Vielaby walau sebentar.

Vielaby melihat tangannya yang terdapat darah Aidenn dan seketika terduduk dan menangis melihat keadaan pria yang dia cintai.

















Aku lagi nggak bisa tidur makanya lanjut ini aja eh malah nggak tau aku nulis apaan.

Memaksa bangetkan ceritanya? Iya.

Mana Kenan belum tau hubungannya apa sama Vielaby.

Terus hubungan sama Zayn juga belum jelas.

Sabar, masih panjang sepertinya, konflik yang utama belum mulai.

Nggak perlu mikirin bakal happy atau sad, jalanin aja dulu kalau kata Aidenn. Nikmati selagi bisa.


Copyright @ 2021, vienyxxx

Cousin But Love ✓ Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ