Aivie. Twenty nine

77 10 2
                                    

Sore tadi Jorgas dan Gael sudah berada di mansion kakek dengan alasan mau nginep karena besok mereka ada urusan dekat sini.

"Monitor, monitor!" Gael begaya seperti mata mata.

"Nggak usah kayak orang norak dah Ga!" Ujar Jorgas yang berada di sampingnya.

"Jangan buat mainan! Gunain kalau Zayn udah di sana!" Omel Aidenn yang mengawasi lewat komputernya.

"Sorry, sorry!" Balas Gael sambil melepas earphone yang menjadi alat komunikasi mereka.

"Pantau terus, Zayn bisa datang kapan aja." Arahan Aidenn pada kedua orang itu.

Baru saja Aidenn berbicara suara mobil terdengar memasuki pekarangan mansion kakek, kedua orang itu langsung melihat lewat jendela kamarnya.

"Dia datang." Guman Gael melihat sepupunya.

"Ayo turun sekarang."

Jorgas dan Gael berjalan santai menuju depan teras dengan secangkir teh yang Gael bawa.

Saat berada di depan Zayn, Gael sengaja menabrak Zayn hingga berkas yang dia bawa jatuh dan teh Gael mengenai baju Zayn.

"Eh, maaf." Sesal Gael membantu membersihkan baju Zayn yang sudah basah.

Sedangkan Jorgas bertugas mengambil berkas dan menukarnya dengan yang lain.

Gael menoleh sebentar pada Jorgas, yang langsung di angguki bertanda semua sudah selesai menukarnya.

"Maaf banget ya Zayn, gue nggak sengaja."

"Nggak papa Ga, ini nanti kering kok."

"Gue ambilin baju dulu ya, ganti pake baju gue, nanti lo sakit yang ada."

Gael langsung pergi ke kamarnya dan mengambilkan pakaian sedangkan, Jorgas memberikan berkas itu.

"Ini, kakek kayakan udah nunggu lo ruangannya."

"Terima kasih."

Udah sana, biar nanti gue bilang sama Gael lo ke ruangan kakek." Suruh Jorgas.

"Gimana?" Tanya Gael yang menghampiri Jorgas.

"Lancar, sekarang kita ke ruangan kakek."

Tanpa mengetuk pintu kedua orang itu langsung masuk mengejutkan orang yang berada di dalam sana.

"Ini ganti dulu, baju lo basah kan." Gael memberikan baju yang dia bawa pada Zayn.

"Nyaman banget sih ruangan kakek, numpang tidur bentar ya." Ujar Jorgas langsung menidurkan badannya pada sofa panjang di sana.

"Ga, sini deh, enak banget!" Ajak Jorgas yang sudah merubah posisinya duduk.

Zayn datang dengan pakaian yang sudah di ganti dan kembali duduk di depan kakek.

"Kalian keluar!" Perintah kakek pada cucu cucunya itu.

"Kita di sini dulu ya, bentar. Badan Gael pegel pen rebahan, sofa kakek empuk." Sahut Gael dan berakting seperti orang kecapean.
















































Aidenn bisa melihat dan mendengar semua yang di lakukan sepupunya itu di mansion kakek, sampai penandatanganan berkas itu.

"Ck, bodoh banget kakek nggak baca berkasnya dulu!" Kesal Aileen yang ikut melihat semuanya.

"Tenang, berkas itu udah di tukar sama Jorgas." Aileen mengangguk.

Saat Aidenn sedang fokus pada komputer di depannya, ponselnya berbunyi.

"Lo tunggu sini dulu, gue angkat telfon dulu." Minta Aidenn pada Aileen yang di angguki.

Aidenn menjauh dari adiknya itu untuk mengangkat telepon.

"Iya Dav?"

"Vielaby ke supermarket sendirian, gue sama Rajendra ikutin dia tapi, ada orang lain yang juga ikutin Vielaby, suruhan lo?"

"Gue cuma nyuruh kalian doang, nggak ada orang lain! Bang Niel juga nggak nyuruh siapapun."

"Gue berfikir mungkin itu suruhan Zyan?" David bertanya tanya.

"Bentar dav, Ravian nelfon gue, lo jagain terus Vielaby jangan sampai ada sesuatu sama dia. Sama hubungi Viralesa buat ada di sekitarnya."

"Oke"

Setelah mematikan sambungan telepon dengan David, Aidenn mencari kontak Ravian dan menelpon balik.

"Aidenn, Vielaby di ikuti sama anak buah Zayn."

"Jadi bener?" Guman Aidenn. "David tadi telepon gue dan bilang ada orang lain yang ngikutin Vielaby."

"Sepertinya Zayn mulai tau rencana kita."

"Gue udah minta tolong Viralesa buat selalu ada di samping Vielaby, gue yakin kalau ada orang lain di dekat Vielaby mereka nggak bakal bergerak lebih jauh." Jelas Aidenn.

"Oke, gue lanjutin tugas gue dulu."
















































Vielaby yang sedang berbelanja di supermarket tiba tiba di dikejutkan dengan kedatangan ketiga temannya.

"Weh kebetulan kita ketemu disini, ayo kita quality time bareng, udah lamakan Viralesa nggak jalan bareng." Ajak Nevayra semangat.

"Ayo aja gue."

"Gimana yang lain?"

"Gue nggak bisa." Balas Vielaby yang merasa tidak enak.

"Kenapa?"

"Besok hari kematian Kenan gue harus urus semua buat peringatan itu."

"Yaudah kita bantuin lo aja deh." Putus Naleva.

"Nggak papa?"

"Iya, ayo kita belanja kebutuhannya sekarang."

Dan pada akhirnya mereka berempat berbelanja untuk kebutuhan besok. Sekaligus terbongkarnya semua kebohongan Zayn.

Semoga semua berjalan sesuai rencana mereka.























Copyright @ 2021, vienyxxx

Cousin But Love ✓ Where stories live. Discover now