Aivie. Sixteen

75 13 5
                                    

Aidenn dan Vielaby pulang bersama ke mansion Krashinveens, bahkan Aidenn sejak berada di dalam mobil tidak ingin melepaskan tautan tangan mereka.

"Kak, lepasin dulu, kamu nggak capek cuma pake satu tangan doang nyetirnya."

"Enggak."

Aidenn terlihat santai dan tetap menggenggam tangan kekasihnya itu.

"Tanganku udah keringetan loh kak."

"Nggak papa."

Sifat Aidenn sekarang kenapa sangat menyebalkan sekali, di mana predikat kulkasnya?

"Bentar deh, jangan bilang kakak yang rencanain ini semua? Dari cafe, dre4m, Viralesa sampai bang Niel?" Tanya Vielaby yang mulai menyadari.

"Hm."

"Buat apaan?"

"Ya, biar kamu pulang nggak bareng Zayn, emang buat apa lagi? Terus kamu ngapain juga pake aku kamuan sama dia?"

Vielaby yang mendengar kekesalan Aidenn menyunggingkan senyum, ternyata Aidenn sedang cemburu dengan Zayn.

"Kakak cemburu?"

"Bukan, kamu tau nanti orang yang ada salah paham sama hubungan kamu sama dia karena pake aku kamuan."

"Dan malah yang ada mereka ngira kalian pacaran atau bahkan udah mau nikah." Jelas Aidenn membuat Vielaby semakin senang untuk mengejeknya.

"Intinya kamu itu cemburu! Bilang gitu aja susah."

"Serah."

Vielaby tidak bisa lagi menahan tawanya melihat Aidenn sudah sangat datar dan sepertinya ngambek.

Drtt... drtt... drtt...

Suara ponsel Vielaby membuat Aidenn langsung menoleh dan Vielaby yang menyadarinya kembali ingin tertawa. Tapi, dengan cepat Aidenn kembali memfokuskan pandangannya pada jalanan.

"Yang telfon Zayn kak." Vielaby kembali memancing Aidenn.

"Aku angkat ya?" Aidenn tetap tidak merespon

"Yaudah aku angkat."

Vielaby memencet icon hijau dan meloudspeker agar Aidenn dapar mendengarkan juga.

"Ya Zayn?"

"Kamu masih di jalan?"

"Iya, ini kena macet, kamu sendiri?"

"Sama"

"Jadi kamu telfon aku sambil nyetir?" Tanya Vielaby dengan nada khawatir membuat Aidenn menoleh.

"Iya, tapi tenang aku nggak bakal kenapa kenapa kok, nggak usah khawatir."

Aidenn yang mendengar jawaban dari sebrang telepon sana menirukan dengan gaya menye menye.

"Siapa juga yang khawatirin, sadar gue cowoknya." Guman Aidenn yang masih dapat di dengar Vielaby.

"Hati hati, nanti kalau udah sampai kabarin, jangan sampai terjadi apa apa, aku khawatir banget soalnya."

Tuhkan Vielaby kembali memancing kemarahan Aidenn, apa apa ini bisa bisanya dia khawatir pada cowok lain di depan pacarnya sendiri.

"Matiin sekarang!" Perintah Aidenn dengan nada rendah agar tidak terdengar sampai ke telepon.

Vielaby tetap tidak menuruti perintah Aidenn, membuatnya semakin kesal dan menghentikan mobil di tepi jalan.

"AKH." Teriak Vielaby karena kaget Aidenn yang tiba tiba mengerem mendadak.

Cousin But Love ✓ Kde žijí příběhy. Začni objevovat