Aivie. Twenty two

63 12 8
                                    

Seperti yang keluarga Pradana minta kemarin pada keluarga Aidenn untuk bertemu, hari ini mereka memutuskan bertemu di cafe Krash, yang hadir hanya kedua orangtua Vielaby, orangtua Aidenn dan Aidenn saja. Sedangkan, Vielaby saat ingin ikut malah ayahnya menguncinya di kamar.

"Apa kabar kalian?" Tanya Zavian, papi Aidenn berbasa basi.

"Baik, kalian sendiri?" Balas bunda Juliana.

"Kita juga baik mbak." Jawab Michella, mami Aidenn sopan.

"Aidenn gimana? Lama kita nggak ketemu, kamu udah sedewasa ini."

"Hm."

"To the point aja, saya mau Aidenn putusin Vielaby, hubungan kalian terlarang. Kalau kakek Broto tau dia tidak akan tinggal diam." Jelas Rivaille memperjelas pertemuan ini.

"A-apa? Kamu pacaran dengan sepupumu?" Tanya Michella kepada putranya itu dengan kebingungan.

"Putusin dia sekarang!" Giliran Zavian yang berkata.

Aidenn hanya diam, tidak mau mengatakan apapun, dia benar benar merasa bingung di satu sisi dia tidak bisa memutuskan Vielaby seperti ini karena dirinya sangat mencintai gadis itu tapi, di sisi lain kebenaran bahwa hubungan mereka adalah saudara sepupu.

"Aidenn papi terima kamu berhubungan sama siapapun tapi, tidak dengan sepupumu sendiri, kalian masih satu darah, satu marga."

"Putusin putri saya sekarang!"

Aidenn mengambil ponselnya dan melihat mencari kontak bernama "Labyy!." Dirinya memencet icon telfon.

"Kak tolong, aku di kunci di kamar, aku nggak bisa keluar, aku mau ketemu kakak." Suara dari sebrang membuat Aidenn terdiam mendengar semuanya.

"Kakak tau orang tua kita sekarang lagi ketemuan, mereka mau pisahin kita, kakak harus bicara sama mereka biar kita nggak di pisahin." Vielaby terus mengeluarkan semua pikiran.

"Laby, kita putus!" Kata itu yang keluar dari mulut Aidenn sebagai balasan semua permintaan Vielaby.

"Kak, jangan bercanda! Ini nggak lucu, kita bahkan belum lama pacaran loh, kakak bilang cinta sama aku tapi kenapa sekarang kayak gini?"

Aidenn tidak ingin menjawab dan mendengar tangis Vielaby dari sebrang sana, sehingga dirinya mematikan sambungan telepon sepihak.

"Sudah kan?!"

"Bagus!" Balas Rivaille dengan senyuman di bibirnya tersebut.

"Saya pergi dulu, ada urusan!" Pamit Aidenn dan langsung meninggalkan dua pasang orangtua itu.

Di sisi lain, tepatnya kamar anak bungsu keluarga Pradana, Vielaby benar benar dalam keadaan berantakan, mata yang sudah sembab, hidung memerah dan rambut berantakan, dia sudah kacau dan seperti mayat hidup, dari semalam hanya menangis saja.

PRANG

Vielaby melempar cermin yang berada di kamarnya menggunakan ponselnya yang dia pegang hingga pecah.

"Katanya mau terus sama sama, nggak bakal nyakitin, terus ini apa." Guman Vielaby dengan senyumannya yang sedetik kemudian menjadi tawa kencang dan kemudian kembali menangis.

Vielaby berdiri, menghampiri cermin yang pecah itu, dia bahkan menjalan menginjak beberapa pecahan lain hingga lakinya terluka.

"Kenan kamu di mana? Katanya mau jemput aku kalau aku udah ngerasa capek dan nyerah." Bicaranya sendiri di depan cermin yang sudah pecah.

"Sekarang aku minta kamu datang dan bawa aku pergi." Minta entah pada siapa dengan terus memandang pantulan dirinya pada kaca yang rusak itu.

Vielaby mengambil pecahan cermin itu dan memandangnya lekat dan mengarahkannya pada pergelangan tangannya.

"Mungkin dengan cara ini aku bisa ketemu Kenan."

Pagi ini Vielaby sedang bermain dengan anak anak yang berada di pengungsian tapi, pikirannya ke yang lain, dia memikirkan soal mimpinya semalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini Vielaby sedang bermain dengan anak anak yang berada di pengungsian tapi, pikirannya ke yang lain, dia memikirkan soal mimpinya semalam.

Di dalam mimpinya itu dia bertemu dengan Kenan yang ingin membawanya pergi, tapi di sisi lain ada Aidenn yang menunggunya di belakang dirinya, pilihan yang sangat rumit untuknya.

"Kak Viel?" Panggil salah satu anak itu. "Kakak kenapa?"

"Hm, ng-nggak papa, ada yang kakak bisa bantu?

"Kakak lihat gambar aku bagus kan?"

"Bagus banget, ini gambar apa?"

"Itu gambar aku, sama ibu bapak."

Saat asik bermain dan belajar bersama anak anak tiba tiba tanah bergerak, sepertinya ada gempa susulan.

"SEMUA PERGI, CARI TEMPAT AMAN, ADA GEMPA SUSULAN!" Teriak salah satu orang menggunakan toa.

Vielaby langsung menuntun anak anak untuk menjauh dari sana dan mencari tempat perlindungan yang lebih aman.

"Aidenn?!" Panggil Vielaby saat melihat Aidenn berlari berlawanan dengannya.

"Kamu cari tempat yang aman, aku harus ke sana, karena di ujung sana masih ada banyak orang yang butuh bantuan." Balas Aidenn dan kembali berlari bersama beberapa tenaga medis lainnya.

Bahkan Aidenn masih sempat melambaikan tangan pada Vielaby dan menyunggingkan senyum padanya.

"Adek adek ayo cepet!" Perintah Vielaby dan kembali membawa mereka ke tempat yang lebih aman.

"Lah kalian tidak ikut dengan dokter ysng lain?" Tanya Vielaby saat melihat para dokter dari rumah sakitnya berada di sana.

"Tidak, dokter Aidenn melarang kita ikut ke sana dan menyuruh menjaga di sini."

Jadi tenaga medis yang pergi tadi hanya Aidenn yang dari rumah sakitnya, bagaimana jika terjadi sesuatu tidak ada yang mengenalnya di sana.

Saat Vielaby ingin menyusul Aidenn, baru beberapa langkah suara reruntuhan mengagetkan mereka semua, bahkan ada seseorang yang berlari kearahnya dengan luka di kepala dan tangannya.

"Tenaga medis harus segera kesana, gempa susulan mengakibatkan reruntuhan semakin para dan tenaga medis yang berada di sana banyak yang terluka." Ujarnya.

Vielaby yang mendengar itu terdiam, dia jadi mengingat Aidenn yang juga berada di sana, terbayang senyum dan lambaian Aidenn sebelum pergi tadi.

Vielaby yang mendengar itu terdiam, dia jadi mengingat Aidenn yang juga berada di sana, terbayang senyum dan lambaian Aidenn sebelum pergi tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ccopyright @ 2021, vienyxxx

Cousin But Love ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang