Aivie. Seventeen

66 12 4
                                    

Aidenn melihat Vielaby yang masih tertidur pulas, tidak ingin membangunkan gadisnya itu, karena tidurnya seperti sangat pulas.

Vielaby yang merasa di perhatikan membuka mata perlahan dan tepat di depannya ada seseorang yang melihatnya sangat dalam, siapa lagi kalau bukan Aidenn.

"Lah udah sampai?" Tanya Vielaby sambil membenarkan duduknya. "Loh?"

Vielaby kebingungan karena ini bukan di area mansion Krashinveens lalu di mana mereka sekarang berada? Suasana di sini sepi, tidak ada kendaraan yang melintas, udaranya juga lebih sejuk.

"Kok berhenti di sini? Bang Niel nanti nungguin."

"Nggak papa, bang Niel nggak bakal nyariin kalau kamu sama aku."

Aidenn keluar terlebih dahulu dan berjalan memutar dan membukakan pintu untuk Vielaby.

"Ayo turun!" Ujar Aidenn sambil mengulurkan tangannya.

Dengan senang hati Vielaby menerima uluran tangan itu dan melangkah turun dan berjalan berdampingan.

"Mau kemana?"

Sejak tadi Vielaby penasaran akan di bawa kemana dirinya ini sekarang, Aidenn bahkan tidak berkata sepatah katapun.

Langkah Aidenn berhenti dan membuat Vielaby sangat terkejut karena sungguh sangt indah tempat ini, tumbuhan tumbuh begitu subur disini, pohon dan bunga bertebaran di sana, sangat sangat tenang dan sejuk.

"Dulu waktu SMA aku pernah janji buat ajak kamu pergi ke tempat ini, tapi belum kesampaian karena kebenaran tentang kekerabatan kita."

"J-jadi, ini tempat yang kakak maksud dulu?" Aidenn mengangguk.

"Bagus banget kak, sering sering bawa aku ke sini ya." Vielaby lagi lagi membuka suara membuat Aidenn gemas dan mencubit pipi gadisnya itu.

"Iya."

"Kakak mau berjanji, nggak bakal ninggalin aku kayak dulu lagi, sebanyak apapun masalah yang mau bikin kita pisah, kita harus terus berjuang bareng?"

"Kakak nggak mau berjanji."

Jawaban Aidenn membuat raut wajah Vielaby menjadi murung dan sudah berfikir aneh aneh.

"Kakak bakal buktiin, kakak udah banyak berjanji sama kamu dan banyak yang kakak nggak tepatin, jadi mulai sekarang kakak nggak bakal terlalu memberi janji lagi tapi, bakal kakak buktiin semuanya."

Mendengar penjelasan itu Vielaby tersenyum dan langsung memeluk Aidenn sangat erat dan menenggelamkan wajahnya pada dada kekasihnya itu.

Aidenn membalas pelukam itu dan mengelus punggung dan rambut halus Vielaby, tersenyum dan mencium pucuk kepala Vielaby.

"Nyaman bangetnya?" Goda Aidenn karena Vielaby masih berada di pelukannya.

Vielaby langsung melepas pelukannya dan sedikit menjauh dari Aidenn yang malah tersenyum.

"Ayo pulang."

Vielaby sudah berjalan terlebih dahulu, sedangkan Aidenn mengikuti dari belakang.

Saat baru memasuki mobil suara ponsel berbunyi Aidenn mengambil ponsel itu yang ternyata ponsel Vielaby.

Ah ya, selama mereka jalan jalan tadi ponsel keduanya di tinggalkan di dalam mobil.

"Siapa kak?"

"Zayn."

"Nggak usah di angkat."

"Kenapa?"

"Kakak nanti marah lagi, itu menyeramkan."

Aidenn tidak mendengarkan dan tetap mengangkatnya.

"Hallo, Viel?"

"Kamu kemana aja, kenapa aku telepon dari tadi nggak di angkat angkat."

"Kamu nggak papa kan?"

Pertanyaan bertubi tubi terlontar dari Zyan yang berada di sebrang telepon sana.

"Maaf, tadi hpnya ketinggalan."

"Kamu udah pulang? Mau aku jemput?"

"Nggak usah, ini udah mau pulang kok."

"Yaudah, hati hatinya!"

"Hm."

Aidenn yang mendengar obrolan dua orang itu hanya diam dan menyimak dengan tangannya bertautan dengan tangan Vielaby dan sesekali mengelus rambut Vielaby.

"Udah? Kita pulang sekarang."

Vielaby mengangguk dan Aidenn mulai menyalakan mesinnya dan meninggalkan tempat itu.

Babak penyisihan sudah selesai, perwakilan dari sekolah Prajaya memasuki babak selanjutnya, sedangkan yang tidak lolos boleh pulang atau menetap di sini sebagai penonton untuk babak selanjutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Babak penyisihan sudah selesai, perwakilan dari sekolah Prajaya memasuki babak selanjutnya, sedangkan yang tidak lolos boleh pulang atau menetap di sini sebagai penonton untuk babak selanjutnya.

Vielaby sudah berada di kamarnya memikirkan pernyataan cinta dari ketua osisnya itu tadi, sebenarnya dia juga masih bingung dengan perasaannya itu, semoga saja keputusan nanti benar dan tidak menyakiti dirinya sendiri dan juga orang lain.

"Viel tadi lo sama partner lo tadi keren bisa jawab semua dan cepet banget."

"Makasih."

"Eh, partner lo itu sapa namanya tadi? Terus udah punya pawang nggak? Kalau belum mau gue sikat lah."

"Kak Aidenn, dia udah punya cewek baru aja jadian." Jawab Vielaby terkesan dingin.

"Ya kirain belum berpawang."

"Jangan macem macem, cewek dia maung."

"Aidenn? Kayak nggak asing namanya, ketos SMA Prajaya bukan."

"Hm."

"Anjir ternyata dia yang di maksud selama ini?"

"Hah?"

"Aidenn dan kabinet kerjanya itu udah terkenal sampai ke sekolah lain, kesuksesan dalam program kerjanya dan kinerja mereka udah di akui sama ketos dari semua sekolah."

"Wah, beruntung banget yang jadi pacarnya, kenalin dong sapa tau gue bisa temenan sama dia."

"Nggak tau, gue capek mau tidur."

Vielaby menaiki ranjangnya, menarik selimut dan memejamkan matanya, meredakan kekesalan karena pujian pujian yang di berikan pada Aidenn. Ada rasa tidak suka saat orang lain memujinya bahkan terang terangan memberitahu ketertarikan pada Aidenn.

 Ada rasa tidak suka saat orang lain memujinya bahkan terang terangan memberitahu ketertarikan pada Aidenn

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Copyright @ 2021, vienyxxx

Cousin But Love ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang