Aivie. Twenty six

63 10 3
                                    

Kejadian ini terjadi saat Vielaby kelas 9 semester 2, di mana kecelakaan besar terjadi padanya.

Saat itu dirinya baru pulang dari les sekitar jam 3 sore, belum ada yang menjemputnya, sampai ada seseorang yang menepuk pundaknya.

Vielaby menoleh ke belakang dan seketika dia menyunggingkan senyum pada orang itu.

Kenan dwinata, teman sekelas dan les Vielaby mereka sangat dekat.

"Belum pulang?"

"Abang belum jemput, kamu juga kok belum pulang?"

"Tadi mau pesen ojek tapi, pas lihat kamu masih belum pulang jadi, aku samperin."

"Eh pulang aja, nggak papa."

"Serius?"

"Iya, udah sana!"

"Aku beli minum dulu buat kamu baru pulang, gimana?" Tawarnya. "Nggak ada penolakan! Oke, bentar aku beli di depan sana."

Kenan menyebrang untuk membelikan minuman di sebrang, baru saja menyebrang hujan mengguyur kota.

Bahkan Kenan yang sudah berada di sebrang sana sudah basah kuyup, dirinya tidak mau meneduh sebentar dan malah ingin kembali setelah mendapat minumannya.

Kenan langsung menyebrang kembali namun dari arah kanan ada truk yang melaju dengan kecepatan tinggi.

BRAK!

Suara tabrakan itu terdengar, tepat di depan mata Vielaby sebuah truk menghantam tubuh basah Kenan hingga memental jauh dari posisi awal, minuman yang dia beli tadi malah tidak terlepas dari genggamannya.

Suasana yang masih hujan membuat genangan di jalanan, bahkan sudah menyatu dengan darah yang keluar dari tubuh Kenan.

Semua orang yang berada di sana sangatlah kaget dengan kejadian itu, teriakan terdengar saat melihat Kenan terpental.

Vielaby mematung melihatnya, dia tidak tau harus berbuat apa, ingin menghampiri tapi, kakinya tidak mampu untuk melangkah mendekat.

"Adek?"

"Abang." Vielaby langsung memeluk Niel yang baru datang dengan payung di tangannya.

"Kenan bang..." Vielaby tidak dapat melanjutkan perkataan karena suara ambulan yang datang dan langsung membawa Kenan yang sudah sekarat pergi.

"Ikuti ambulan itu bang." Minta Vielaby sambil menunjuk ambulan yang mulai menjauh.

"Iya dek, tenang dulu!"

Vielaby langsung berlari masuk setelah berada di rumah sakit mencari keberadaan Kenan.

"Adek jangan lari lari."

"Ngapain kamu disini? Udah puas bikin anak saya kayak gini?" Marah ibu Kenan membentak Vielaby yang baru datang bersama Niel.

"Kenan gimana keadaannya tante?" Tanya Vielaby tanpa memperdulikan kemarahan orangtua Kenan.

Dokter baru keluar dengan raut yang... aish susah di jelasin.

"Maaf, karena pendarahan hebat dan luka yang sangat parah di kepalanya, pasien tidak terselamatkan." Jelas dokter itu.

Orangtua Kenan mematung mendengar keadaan putra semata wayang mereka tidak terselamatkan.

"Nggak!"

"INI SEMUA KARENA KAMU BUKAN?! KARENA KAMU ANAK SAYA MERENGGUT NYAWANYA, KAMU MEMANG PEMBAWA SIAL! KENAPA BUKAN KAMU SAJA YANG MENGGANTIKAN PUTRA SAYA?! SEHARUSNYA KAMU YANG MATI!" Maki ibu Kenan tepat di depan Vielaby.

"Ini bukan kesalahan adik saya, ini semua murni kecelakaan!" Bela Niel.

"PUAS KAMU BUNUH ANAK SAYA?! SAYA SUDAH MELARANG DIA UNTUK BERTEMAN DENGAN GADIS SIAL SEPERTIMU! TAPI, DIA MENOLAK DAN SEKARANG DIA JADI SEPERTI INI!"

"Maaf..." Guman Vielaby meminta maaf sambil terus menangis.

"Maaf kamu nggak bakak bisa balikin nyawa anak saya! Pergi kamu dari sini! Saya tidak ingin melihatmu!"

Sejak kematian Kenan, semua orang beranggapan Vielabylah penyebabnya dan setiap hari dia mendapat makian dari masyarakat.

Dan sejak itulah alter egonya muncul dalam dirinya dan rasa bersalah terus meliputi kehidupannya.













































Kejadian belasan tahun lalu kembali teringat, Vielaby jadi rindu padanya yang menemaninya di masa sulit dulu.

"Viel, kenapa ngelamun?"

"Eh nayesa, kok disini?"

"Jengukin Aidenn sama yang lain."

Ya, dre4m dan Viralesa sudah berada di rumah sakit ternyata, Aidenn menyuruh cewek cewek untuk menghampiri Vielaby di ruangannya.

"Yang lain mana?"

"Naleva nganterin Nevayra ke toilet, Terus anak dre4m di ruang rawat Aidenn bahas apa gitu."

"Ruangan lo macem bukan ruangan dokter, nyaman bener rasanya udah kayak kamar sendiri aja."

"Gue emang dekor gini biar nyaman aja kalau gue berjam jam di sini."

"Gitu ternyata."

"SELAMAT DATANG DI INDOHOME!" Teriak Nevayra yang baru masuk ke ruangan Vielaby.

"Jangan teriak bodat! Inget ini rumah sakit." Balas Naleva sambil mengeplak kepala Nevayra dari belakang.

"Jangan pukul kepala gue dong, makin bego nanti gue gimana?"

"Lah ngaku bego." Celetuk Nayesa yang sudah duduk manis di sofa yang berada di sana.

"Gue masukin kalian semua ke rsj ya, lebih cocok." Sahut Vielaby yang sudah lelah punya teman macem mereka.

"Lo juga ikut dong, kan lo juga ketularan gila karena kita."

"Nggak gue masih normal!" Bantah Vielaby.

"Lo tadi belum jawab pertanyaan gue." Nayesa mengalihkan topik.

"Yang mana?" Vielaby lupa pertanyaan yang mana ya?

"Ngapa lo bengong?!"

"Kangen Kenan."

"Kalau kangen yang datengin dong, jangan curhat." Ceplos Nevayra.

Bego!

Emang bego temannya yang satu ini, Nevayra salah ngomong yang membuat Vielaby murung seketika.

"Ke makamnya aja, doain dia kalau kangen. Lagian cuma itu yang sekarang bisa lo lakuin buat dia kan." Usul Naleva.

"Iya, makasih kalian."

"Kita nggak tau gimana Kenan itu tapi, dia seperti sangat berpengaruh sama lo sampai bikin lo berubah banyak sekarang kan."

"Bener kata Naleva, Aidenn aja kalah di banding Kenan kan?"

Vielaby mengangguk membenarkan semua pernyataan teman temannya.





















Copyright @ 2021, vienyxxx

Cousin But Love ✓ Where stories live. Discover now