IYW : 1

9.8K 677 31
                                    

Happy Reading






- NoRen Story -






Pemuda mungil berambut blonde tengah tersenyum puas saat melihat hasil kerjanya. Ia beranjak membereskan segala urusannya di tempat itu. Lalu menutup pintu dan melangkah menuju kediamannya. Ia berjalan dengan riang sambil menenteng sekeranjang buah hasil panennya.

"Wah buahnya sudah panen banyak ya Renjun? " Tanya seseorang yang ia temui di jalan.

Renjun mengangguk dan tersenyum dengan mata rubahnya yang menyipit.
"Iya! Ambillah jika kau mau, berikan kepada paman dan bibi juga. "

Orang itu tersenyum senang lalu mengambil beberapa buah yang di sodorkan oleh Renjun. Ia hanya mengambil tiga buah mangga dan dua buah jeruk. Setelahnya ia menyimpan di kantong belanja di tangannya.

"Terima kasih Renjunie, semoga kebun buah mu semakin berkembang ya. Aku harus cepat pulang. Eomma pasti menunggu. " Ucap orang itu lalu berjalan menjauhi Renjun.

"Sama-sama Haechan! Berhati-hatilah. " Renjun kembali melangkahkan kakinya untuk pulang. Ini sudah hampir tengah hari, ia harus segera sampai di rumah untuk bersiap ke rumah sakit.

Dia tidak pernah menyangka ataupun membayangkan semua ini terjadi. Saat Renjun tiba di rumah terdapat sebuah mobil mewah yang ia yakini bukan orang asli desa ini. Renjun masuk setelah memanggil ibunya. Ia melihat dua orang laki-laki yang duduk di kursi ruang tamunya bersama dengan ayah ibunya.

Renjun ikut duduk sesaat setelah meletakkan buah. Ibunya mengkode agar dia mendengarkan apa yang dikatakan tamunya itu. Renjun mengangguk sembari terus mendengarkan. Lama kelamaan dahinya berkerut setelah mendengar beberapa rentetan kalimat yang keluar dari mulut salah satu tamunya.

Hampir dua jam mereka saling berdiskusi. Renjun semakin seksama mendengarkan sambil menuliskan sesuatu pada kertas note yang selalu ia simpan di saku jaketnya. Pembicaraan itu terus berlangsung sampai suatu keputusan telah di cetuskan.

Renjun, akan mendapat pekerjaan baru.











"Bagaimana Renjun? Sudah siap semuanya?" Winwin, yang merupakan ibu dari pemuda mungil tadi terus berlarian kesana kemari untuk membantu anaknya berkemas.

"Sudah mama, Renjun sudah menyiapkan semuanya. Kita tinggal menunggu jemputannya saja. Di mana baba?" Tanya Renjun setelah merapikan kopernya.

"Baba mu sedang menangis hahaha. Dia tidak rela jika harus berpisah denganmu. " Winwin menjawab dengan tawanya yang khas.

"Aish mama. Berarti Baba menyayangiku. Biarlah aku pamit dulu dengannya. " Renjun berjalan keluar dari kamarnya. Ia tersenyum melihat babanya yang duduk di ruang tamu sambil menangis dalam diam.

"Baba?"

Ayah Renjun itu menoleh lalu tersenyum dan merentangkan tangannya. Rentangan tangan itu disambut oleh Renjun. Mereka berpelukan dengan sangat erat.

"Baba tidak boleh menangis. Aku kan di sana mencari uang. " Ucap Renjun.

Yuta mengangguk,
"Baba hanya sedih ditinggal pergi oleh anak-anak baba. Gege mu sudah menikah dan tinggal sendiri. Sekarang kau harus pergi untuk bekerja. "

Deine Welt ( In Your World ) Where stories live. Discover now