IYW 27

2K 285 15
                                    

Happy Reading








-NoRen Story-







Jeno membolak-balikkan kertas yang cukup membuatnya pusing hari ini. Baru hari pertama Jeno duduk di kursi CEO nya dia sudah ingin mengeluh saja. Kalau boleh saja ia lebih memilih untuk tidur di apartemen atau di rumah Renjun seperti dulu. Astaga! Dia tidak ingin gila lagi hanya saja dia menyesal menerima posisinya yang kini sudah menjadi pemilik perusahaan Lee.

"Pantas saja Hyung selalu terlihat lelah ketika pulang bekerja." Gumam Jeno. Dia bahkan masih memikirkan kakaknya di saat kondisinya bahkan pernah hampir gila karena si sulung Lee.

"Kalimat ini huh! Sungguh aku membutuhkan Renjun di sini. Hariku benar-benar sangat lelah tanpanya." Jeno terus berceloteh sambil terus menandatangani berkas di depannya.

Padahal hanya cukup menandatangani tetapi Jeno sudah sangat kesal. Meskipun hanya membubuhkan tanda tangan Jeno juga dengan teliti membaca satu persatu berkas itu. Ia tidak mau membuat perusahaan turunan keluarganya hancur karena kelalaiannya. Jeno tahu, dia adalah satu-satunya yang bisa memegang perusahaan ini. Perusahaan inilah yang juga menjadi sumber kehidupan Jeno.

"Jam segini pasti Renjun sedang sibuk-sibuknya mengurusi pasien. Ah aku baru sadar jika yang lelah bukan aku saja.". Setelah mereka resmi berkencan Jeno sudah tidak memanggil Renjun dengan embel-embel dokter. Dirinya bahkan sudah berani memanggil Renjun dengan sebutan sayang atau chagiya.

Jeno memutar playlist kesukaannya untuk mengurangi kebosanan yang mengerubungi dirinya. Lagu Some dari Bobbalgan4 cukup membuat Jeno bisa sedikit lebih bersemangat. Mulutnya tampak berkomat kamit menirukan lirik lagu.

Suara pintu diketuk terdengar membuat Jeno menatap pintu bercat coklat tua itu. Sebenarnya rasa takut Jeno kepada orang asing masih saja ada. Namun dirinya berusaha selalu berfikir positif untuk mengusir rasa takutnya.

"Masuk."

Ah. Sekretarisnya.

Seorang perempuan cantik bermarga Yoo lah yang ia ketahui menjadi sekretarisnya. Tubuhnya ramping dengan rambut lurus panjang menjadi ciri khas wanita itu. Dengan badan seperti itu sepertinya si Yoo lebih pantas menjadi model. Mengapa harus menjadi sekretaris yang terkadang membosankan?

"Ada apa Karina?"

Wanita itu tersenyum manis. Sedikit ada semburat merah di pipi tirusnya. Jeno heran dengan Karina karena sering malu-malu jika berhadapan dengan Jeno. Memangnya ada apa dengan Jeno.

"Saya mengantarkan berkas dari perusahaan Seo sajangnim. Anda cukup menandatangani saja. Berkas itu sudah dicek oleh tuan Kim." Ucap Karina.

Jeno menerima berkas itu lalu menatap Karina yang masih saja tersenyum.
"Baiklah. Kembalilah. Ini sudah masuk jam makan siang."

"Nee."

Jeno kembali duduk ke kursi kebesarannya. Ia menaruh berkasnya lalu mengecek ponselnya. Bibirnya tersenyum melihat banyak notifikasi dari sang kesayangan. Jeno segera merebahkan punggungnya pada sandaran kursi.

"Sajangnim?"

"Astaga! Mengapa kau tidak kembali?" Jeno terkejut karena ternyata sekretarisnya masih berdiri di depan mejanya.

Deine Welt ( In Your World ) Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin