IYW 29

2.1K 282 21
                                    

Happy Reading







-NoRen Story-







Huang Renjun, sebaris nama yang tertulis di sebuah nametag yang terpasang apik di dada sebelah kanan pemuda manis namun bermata sinis itu. Cukup membuat  sekretaris muda dengan rambut bergelombang yang berdiri kaku di sana bergidik ngeri. Mulutnya hanya bisa terkatup rapat saat mendapati seseorang yang ia yakini dokter tiba-tiba saja hadir di perusahaan ini.

"Ada yang bisa saya bantu?" Karina memberanikan diri bertanya setelah keheningan hampir 5 menit terjadi.

"Saya ingin menemui Lee Jeno."

Huh! Karina berdecak sebal, selalu saja ada orang asing yang ingin menemui direkturnya tanpa ada janji sebelumnya. Apakah orang-orang tidak tahu jika akan menemui sang bos harus membuat janji dulu. Ia menatap remeh lelaki di depannya yang masih saja memasang wajah sinis.

"Sebaiknya jika ingin menemui Presdir harus membuat janji terlebih dahulu. Saya lihat anda seorang dokter. Anda harusnya paham untuk tidak seenaknya masuk ke perusahaan besar tanpa janji terlebih dahulu." Jelas Karina dengan nada sombongnya. Ia ingin menunjukan bahwa izin bosnya adalah izinnya juga.

Alis Renjun menukik mendengar penjelasan Karina. Ia sudah berbaik hati tidak melabrak dengan kasar atas perlakuan Karina yang terlalu berlebihan kepada Jeno akhir-akhir ini. Bukan tanpa alasan Renjun datang kesini. Renjun selalu mendapati Karina menghubungi Jeno di luar jam kerja. Ia juga pernah membaca pesan Karina yang menanyakan hal yang tentu saja tidak penting sama sekali. Renjun juga sering mendapati bau tubuh Jeno seperti parfum seorang wanita. Siapa lagi jika bukan sekretaris bak model itu.

"But, anda seharusnya paham bagaimana sekretaris bersikap kepada tamu. Saya rasa anda terlalu berlebihan dalam menyambut saya saat ini. Seakan saya adalah musuh terbesar perusahaan ini." Ucap Renjun tak kalah mantap.

Karina berdiri dari duduknya lalu menatap tajam Renjun. Ia mendial nomor pada teleponnya mungkin untuk menghubungi Jeno.
"Saya tidak bertanggung jawab jika Presdir marah setelah ini. Dia sangat tidak suka di ganggu ketika banyak pekerjaan."

"Tapi anda suka mengganggunya." Ucap Renjun dengan santai.

Mulut Karina terkatup mendengar ucapan Renjun. Ia memperhatikan Renjun yang berjalan dengan santai ke arah pintu ruangan direktur. Karina menunda acara menelponnya dan beralih menahan Renjun yang akan masuk ke dalam.

"Apa yang kau lakukan?! Aku bilang Jeno sedang banyak pekerjaan!" Teriak Karina.

"Cih, Jeno? Seakrab itu kau memanggil bosmu dengan nama panggilan langsung?!" Renjun menghempaskan tangan Karina lalu masuk ke dalam.

"Hey!"













Jeno cukup merasa pening melihat banyak tumpukan kertas di meja kerjanya. Hari ini ia disuguhi banyak sekali pekerjaan. Entah kerja sama dari perusahaan lain ataupun rencana proyek ke depannya. Ah sungguh melelahkan. Tau begini Jeno lebih memilih tidur di apartemen sambil menunggui Renjun bekerja. Astaga pemikiran apa itu. Ia kan dominant sudah seharusnya dia saja yang bekerja. Selama ini pula Jeno sudah mengusahkan Renjun.

Brakk

Tubuh Jeno berjengit ketika tiba-tiba saja pintu ruangan terbuka dengan kasar. Ia terkejut ketika mendapati sang kekasih tengah membuka pintu lalu masuk dengan berjalan menghentak. Mata Jeno juga tak lepas dari sekretarisnya yang mengejar Renjun .

Deine Welt ( In Your World ) Where stories live. Discover now