IYW : 8

3.3K 504 47
                                    

Happy Reading





- Noren Story -





"Hyung! Cepat bantu aku!" Jaemin berteriak dengan terus mendorong pintu kayu di depannya.

Mark yang baru saja datang dengan membawa mobilnya segera menghampiri sang kekasih. Mark ikut mendobrak pintu kayu di depannya. Sekuat tenaga ia terus mendorong pintu tersebut.

"Sepertinya di belakang pintu ini diganjal sesuatu. Ini sangat sulit. " Gumam Mark. Dia mengeluarkan sebuah alat untuk melubangi kayu.

"Nana, menyingkirlah dahulu. "

Jaemin minggir dan memperhatikan kekasihnya yang sedang melubangi pintu tersebut. Hanya sebuah lubang kecil, lalu lelaki berdarah Kanada itu mengintip lewat lubang yang ia buat tadi.

"Astaga! Jeno!"

"Ada apa hyung? Selamatkan Jeno hiks. " Jaemin frustasi, dia mengambil sebuah balok kayu dengan ukuran cukup besar. Jaemin melempar balok kayu itu pada pintu. Voila! Pintu itu akhirnya terbuka walaupun engselnya sampai rusak.

Mark terperangah, tanpa berlama-lama ia masuk ke dalam. Mark terkejut mendapati tubuh Jeno yang tergeletak tak berdaya di lantai. Jaemin dan Mark segera mengangkat tubuh Jeno lalu membawa ke mobil.

"Sial."











Jeno merapikan kemejanya yang tadi sempat berantakan. Bibirnya mengulas senyum tatkala melihat hasil karya nya. Beberapa saat lalu Jeno berusaha membersihkan kamarnya. Ia tidak mau membuat Renjun lelah karena mengurusi kamarnya. Jeno berfikir jika kamar ini adalah miliknya meskipun berada di rumah Renjun. Ia membuka pintu teras lebar-lebar. Lalu duduk di kursi teras sambil menikmati buah apel yang tadi berikan oleh ayahnya Renjun.

"Keluarga di sini sangat baik. " Gumam Jeno.

Ini sudah cukup siang, seharusnya Renjun sudah kembali dari rumah sakit. Biasanya Renjun pulang sekitar pukul 10 pagi. Dia mempunyai jadwal spesialis psikiater pukul 6. Tetapi ini sudah hampir tengah hari, Renjun juga belum kembali.

"Jeno?"

Jeno menoleh lalu berdiri saat mendapati ibunda Renjun yang masuk ke dalam kamarnya.

"Kau sedang menunggu Renjun ya?"

Jeno mengangguk sambil tersenyum malu.

"Renjun baru saja mengabari mama, hari ini pasiennya cukup banyak. Jadi dia akan pulang agak lambat. " Jelas Winwin.

"Baiklah. Tidak apa-apa mama. " Jawab Jeno.

Winwin tersenyum, ia bersyukur karena Jeno sudah lumayan sembuh. Dia bisa berbicara layaknya orang normal. Jeno juga sudah pandai bertanya dan meminta. Setidaknya itu. Terkadang Winwin masih mendapati Jeno menangis sendiri di kamar. Tentunya saat anaknya belum pulang dari rumah sakit.

"Kau membutuhkan apa?"

Jeno menggeleng,
"Tidak ada mama. "

"Kau membersihkan kamar sendiri ya? Seharusnya tadi kau menyuruh mama atau baba saja. Nanti kau lelah. " Ucap Winwin sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh kamar yang cukup bersih.

Deine Welt ( In Your World ) Where stories live. Discover now