IYW 23

2K 253 5
                                    

Happy Reading












Lelaki pewaris keluarga Lee itu menatap sepasang orang tua yang tampak gusar. Dirinya sudah jauh-jauh dari kota dan hanya disambut raut gusar dari sang pemilik rumah. Jaehyun tidak mengerti mengapa kedua orang di depannya ini menunduk sambil memainkan jari. Mengapa pula juga harus terlihat gusar seperti itu.

"Paman bibi, kedatanganku ke sini untuk menjenguk Jeno, apakah bisa?" Tanya Jaehyun pada akhirnya.

Winwin tampak menoleh pada Yuta tanda meminta jawaban pada suami. Namun Yuta hanya menggeleng tidak jelas membuat Winwin berdecak kesal. Dia juga yang harus memikirkan jawaban untuk si sulung Lee itu.

"Nak, Jeno sudah tidak berada di rumah ini."

Mata Jaehyun hampir keluar dari tempatnya mendengar jawaban Winwin. Jika Jeno sudah tidak di rumah ini lalu dibawa ke mana? Jaehyun tidak merasa jika Jeno dipulangkan.

"Lalu? Jeno tidak pulang juga."

"Huh. Renjun membawanya ke kota. Dia membelikan apartemen untuk tempat tinggal Jeno. Renjun memiliki job di sana jadi dia turut serta membawa Jeno." Jelas Winwin dengan nada tidak ikhlas. Ia takut jika jujur seperti ini akan mengganggu ketenangan Jeno dan Renjun di sana.

"Sesayang itukah anak kalian pada Jeno? Sampai-sampai harus dibelikan apartemen? Tanpa seizin ku pula." Ucap Jaehyun dengan geram.

Yuta dan Winwin hanya saling menatap . Mereka tidak tahu harus berbuat apa. Ya karena hidup mereka bergantung pada anak bungsunya. Renjun juga tidak melakukan kesalahan besar pada orang tuanya. Tidak mungkin Yuta dan Winwin melarang anaknya bekerja di kota.

"Paman Yuta aku memiliki penawaran menarik untukmu."

Yuta menatap Jaehyun dengan tatapan selidik.

"Bisakah kau mempengaruhi anakmu agar menjauhi Jeno. Setidaknya melepaskan Jeno, dan aku akan memberikan imbalan yang besar." Tawar Jaehyun.

Alis Yuta menukik tajam. Iblis memang sudah benar-benar menguasai tubuh Jaehyun. Yuta tampak sedikit menarik ujung bibirnya. Lirikan Winwin yang mengarah padanya ia abaikan. Akhirnya Yuta tersenyum lalu mendekat ke arah Jaehyun.

"Tuan Jaehyun yang terhormat. Penawaran yang sangat menarik." Ucap Yuta dengan merangkul pundak Jaehyun.

Winwin sampai terkejut melihat adegan itu. Bisa-bisanya suaminya menerima tawaran gila yang bisa merugikan anaknya. Belum sempat Winwin akan melayangkan pukulan pada suaminya sebuah kalimat keluar dari mulut lelaki berdarah Jepang itu.

"Anda benar-benar gila ya! Aku hidup dari uang anakku dan kau malah menyuruhku menyakitinya. Aku bukan orang tua bodoh Tuan Lee Jaehyun. Astaga anak ini." Ujar Yuta membuat Winwin batal memukulnya. Ia melihat suaminya menyeret Jaehyun untuk keluar dari rumahnya. Winwin tampak mengelus dada dengan sabar.

"Tuan Jaehyun lebih gila dari Jeno dulu."













"Sial!" Umpat Jaehyun.

Dirinya memukul kemudi stir dengan bar-bar. Setelah acara di usir paksa oleh Yuta,Jaehyun hanya bisa menatap pintu dengan ukiran China di depannya. Jaehyun tidak menyangka jika Yuta menolak tawarannya. Padahal sepertinya wajah Yuta sangat mencintai uang. Sekarang Jaehyun tidak tahu harus mengemudikan mobilnya ke mana.

"Kau membawa Jeno kemana Renjun?" Gumam Jaehyun.

Jaehyun mencari ponsel di saku celana lalu mendial nomor telepon sang dokter. Sudah beberapa hari ini Jaehyun memang sibuk dengan pekerjaannya. Sampai lupa dengan keadaan Jeno dan juga Renjun. Dirinya bahkan sudah tidak pernah menghubungi Renjun lagi. Sebenarnya bukan karena sibuk bekerja tapi sibuk berbuat gila.

Deine Welt ( In Your World ) Where stories live. Discover now