IYW : 9

3.3K 493 68
                                    

Happy Reading

- Noren Story -




"Jeno! Ayo bangun! Lihatlah mataharinya sudah naik. " Ucap Renjun saat masuk ke kamar Jeno. Dia membawa sebuah nampan berisi sarapan pagi hari ini untuk Jeno.

Jeno membuka matanya, dia tersenyum ketika yang dilihat pertama kali saat bangun adalah bidadarinya. Ia bangun lalu mengucek matanya. Disandarkan punggung tegapnya ke kepala ranjang. Jeno justru memperhatikan bagaimana lihainya Renjun yang menyibak korden.

"Jeno mandi dulu ya, habis itu baru sarapan. Setelah ini aku akan mengajak Jeno jalan-jalan. Mau?" Ucap Renjun duduk di samping Jeno.

Jeno mengangguk, ia beranjak dari tempat tidur miliknya. Mengambil handuk yang tersampir apik di sebuah gantungan baju. Jeno masuk ke dalam kamar mandi. Sementara Renjun membereskan tempat tidur Jeno dan menyapu lantai kamar itu.

"Apa Haechan tidak salah lihat ya?" Gumam Renjun di sela kegiatannya.

Renjun masih memikirkan foto yang dikirimkan Haechan tadi malam. Saat itu Renjun sudah sangat mengantuk, jadi ia tidak terlalu peduli. Namun paginya, ia mencoba mengecek kembali. Renjun cukup menutup mulutnya dengan apa yang ia lihat. Tetapi ia harus benar-benar memastikan kebenarannya nanti.

Tak selang beberapa lama Jeno sudah keluar dari kamar mandi. Tubuhnya terlihat lebih segar tentunya karena baru saja mandi. Lelaki itu segera menempatkan diri untuk sarapan.

"Em habis ini aku akan mengajak Jeno ke kebun? Mau tidak? Nanti Jeno bisa melihat banyak buah di sana. Jeno juga bisa memetiknya. " Jelas Renjun.

"Mau dokter. "

Renjun mengangguk dan tersenyum. Dia menatap Jeno yang lahap memakan sarapan buatannya kali ini. Tidak mewah dan juga tidak banyak. Hanya tumis ayam saus lada dan beberapa potong asparagus. Pagi ini orang tua Renjun pergi ke rumah kakek nenek Renjun. Jadi mereka tidak bisa memasakkan makanan terlebih dahulu. Beruntung saja jika Renjun masih cukup ahli dalam memasak.

Setelah Jeno menyelesaikan sarapan paginya, Renjun benar-benar membawa Jeno keluar. Ia sudah cukup yakin akan membawa Jeno keluar dari kamarnya. Menurut Renjun, Jeno sudah bisa mengontrol emosinya. Sehingga ketika menghadapi dunia luar pun Jeno tidak akan terkejut.

"Baba dan Mama kemana?" Tanya Jeno saat mereka berdua sudah keluar dari kamar Jeno.

Renjun menoleh sejenak pada Jeno. Tersenyum tipis sambil terus menuntun lengan kekar lelaki di sampingnya.

"Baba dan Mama berkunjung ke rumah haraboji. " Jawab Renjun.

Jeno mengangguk, kembali melangkah mengikuti arahan Renjun. Jeno sedikit mengamati rumah Renjun yang tak begitu besar. Saat datang dulu Jeno tidak terlalu memperhatikan rumah Renjun. Ternyata rumah Renjun cukup luas dan terkesan tradisional. Beberapa furniture pun juga masih berbau adat China yang di kombinasi kan dengan budaya Korea.

"Jika Jeno merasa tidak nyaman bilang ya. Nanti kita bisa beristirahat dahulu. " Ucap Renjun setelah ia menutup pintu rumahnya.

Jeno mengangguk sekilas. Perasaannya cukup nyaman sampai sekarang. Pemandangan halaman depan rumah Renjun juga terasa sejuk. Bunga-bunga musim semi tampak bermekaran. Kolam kecil yang sengaja dibuat di pinggir pagar tampak berkilah. Bunga teratai dan eceng gondok juga menghiasi kolam mini tersebut.

Deine Welt ( In Your World ) Where stories live. Discover now