Bab 7 Yuwa PMS

300 39 4
                                    

VOTELAH, KAWAN. KARENA VOTE-MU ADALAH SUMBER KEKUATAN PENULIS. 😎👍

🌟🌟🌟

List Pekerjaan Ibu Rumah Tangga, tertulis tebal dan jelek menggunakan pulpen di sobekan kertas yang menempel menggunakan plester luka.

"Menjijikkan. Memang enggak ada selotip apa?" Dengan malas, Yuwa meneruskan membaca lanjutannya.

Matanya perlahan membuka lebar,

Memasak:

Beli ikan, pilih dulu, kalau enggak ada putar otak. Lanjut, siapkan bumbu; potong, iris, penggal, geprek, uleg.

Kalau enggak mau ribet, goreng semua beres.

Waktu 2 jam.

Catatan: Kalau mau makan siapkan garam untuk bahan cocol.

Lembar kedua. Semakin lebar kelopak mata Yuwa membuka,

Pembersihan dapur:

Cuci semua piring, gelas, sendok, garpu, panci yang menghitam, wajan yang berminyak, dan juga cobek yang bersambal.

Yuwa melempar tatapan ke wastafel. Bahkan sebelum dia memasak pun sudah ada benda-benda sesuai daftar ada di sana. Teronggok manis, menunggu dicuci kinclong.

Matanya kembali ke tulisan.

Lanjut, lap semua bagian yang terciprat minyak, bumbu, dan amis ikan.

Sekali lagi, Yuwa memandang sekeliling. Mulutnya tidak bisa merapat.

"Selesai dua puluh menit apanya?!" Dia sudah frustrasi. Ketika mengecek lembaran kertas lagi, ternyata ada tiga lembar.

Kelopak mata Yuwa kini seakan malu menutup. Antara berani baca lagi atau tidak. Tapi, otak terlalu cepat dan pintar untuk memindai walau sekilas membaca.

List terakhir yaitu pembersihan rumah, yang intinya sapu dari ujung ke ujung dan pel semua juga dari ujung ke ujung. Secara manual menggunakan sapu dan ijuk.

"Ah, enggak bisa!" Yuwa mengerang. Dia remas kertas-kertas itu dan membantingnya. "Membayangkannya saja sudah membuatku capek parah. Enggak, enggak. Jauh lebih baik aku ke dokter dan bertanya apa ada penyakit tukar jiwa. Nah, itu baru ide cemerlang."

Yuwa beranjak pergi bermodal semprotan minyak wangi dan percaya diri, meski penampilan persis orang gila dekat jembatan menuju pasar. Rambut acak, baju kusut, wajah mirip hantu.

***

"SIAAA...L!!"

Jeritan Yuwa menjadikan para pasien yang mengantre melayangkan pandang padanya seribu persen, selanjutnya disusul bisik-bisik dengan tatapan tidak suka.

"Ngapain ibu-ibu itu teriak?"

"Enggak tahu, kesurupan kali."

"Atau mungkin salah obat?"

"Atau sedang patah hati diselingkuhi suaminya."

"Heem, bener juga kali, Bu, ya."

Semakin ngawur! Tetapi, bodoh amat. Yuwa tidak peduli. Terserah para pecinta gosip berasumsi. Yuwa tidak sudi meladeni. Dia sudah amat kesal dengan omongan dokter yang luknut bukan peanut itu.

Sekali lagi Yuwa tendang pintu ruangan dokter. Darahnya mendidih panas. Sekujur tubuhnya terasa gemetar menahan amarah. Giginya bergemeletuk parah. Kalau saja tidak ada satpam tengah berjalan cepat ke arahnya, dipastikan Yuwa akan meninju pintu, membantingnya, atau merusaknya sekalian.

Jiwa yang Tertukar (TAMAT)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن