25

482 49 4
                                    

"Oh bagus, orang lain yang kubenci ada di sini." kata Ginny dengan ketus kepada Pansy, kemudian memalingkan muka ke arah Hermione, memberinya tatapan apa-yang-sedang-terjadi.

Hermione menatap kosong gadis berambut hitam legam itu, yang sedang mengambil beberapa langkah lebih dekat. Pansy tidak terlihat galak dan jahat kali ini, tak ada paras angkuh di wajahnya.

"Kau mau apa, Parkinson?" kata Hermione, mencoba terdengar tabah, namun sebenarnya ia hanya mencoba untuk menyembunyikan fakta bahwa ia sedang takut, kalau-kalau Pansy sudah mengetahui perasaannya terhadap Draco, dan Pansy bisa saja menyebarkan rumor.

Pansy tertunduk, dan terlihat agak gugup. Hermione tak bisa mempercayai hal ini, Pansy Parkinson, takut?

"Aku... aku..." Pansy tergagap-gagap, melemparkan pandangannya pada Draco, yang sedang terbaring kaku di atas kasur rumah sakit.

"Pansy, apa kau tahu sesuatu? Pansy? Pansy, kau harus memberi tahu kami." Hermione bangkit dari kursinya, dan melangkah ke arah gadis itu, mengguncangnya. Biasanya Pansy akan mengatakan pada Hermione untuk menjauhkan tangan-tangan darah lumpurnya darinya, tetapi kali ini Pansy hanya menatap ke bawah, diam saja.

"Ini salahku." ucap Pansy dengan enggan, tapi ia tahu ini adalah hal yang mesti dilakukannya.

"Apanya?" Hermione membentak, tak sabaran.

"Surat itu dariku. Surat yang kau terima. Kupikir jika kau mengira Draco benci padamu, kau akan putus dengannya... dan dia akan mencintaiku. Tetapi rencanaku tidak berjalan dengan baik, karena..." Pansy memalingkan pandang pada Draco sebentar, "... dia mencintaimu, dan ia takkan pernah memilihku. Malah, dia..." Pansy memandang dengan perasaan bersalah pada Draco dan kemudian pada Hermione.

Wajah Hermione dipenuhi rasa syok. "Dia... mencintaiku?"

Hermione membungkukkan badannya ke sisi tempat tidur Draco, memegang tangan pemuda itu di antara kedua telapak tangannya. Tangannya dingin, dan Hermione merasa jantungnya copot.

"DASAR KAU PANSY KECOA KECIL JAHAT! KAU MERUSAK HUBUNGAN MEREKA!" Ginny berteriak, menyerang gadis Slytherin itu.

Untung ada Madam Pomfrey yang melerai mereka. "Jangan bertengkar di Hospital Wing!"

Ginny melirik ke arah Pansy. Kalau saja tatapan bisa membunuh...

"Sumpah, aku tak mengira dia bakal bertindak sejauh ini–"

"KAU MERUSAK HUBUNGAN MEREKA!"

Harry berjalan ke sisi kekasihnya. Ron hanya diam berdiri di situ, mencoba memahami situasinya. Pansy memanfaatkan saat-saat itu untuk mengeluarkan secarik kertas yang kucel dari dalam saku jubahnya.

Pansy berjalan ke arah Hermione, mengabaikan makian Ginny. "Ini surat yang asli."

Hermione menatap Pansy dengan mata yang sayu. Ia mengambil perkamen itu dan melicinkannya.

Dear Hermione,

Aku tak tahu bagaimana akhirnya ini. Ketika tahun ini berakhir, mungkin aku tidak bisa bertemu denganmu lagi. Tiga tahun yang lalu, aku tidak akan mengkhawatirkannya. Tapi sekarang, semuanya sudah berubah... aku tak tahu bagaimana harus mengatakannya–sebenarnya aku tahu, tetapi aku terlalu pengecut untuk mengakuinya. Well, tadinya, tapi tidak lagi. Aku akan mengatakannya padamu, sekarang,

Aku mencintaimu, Hermione Granger. Nah, sudah kukatakan. Aku–

Hermione terisak karena ia tak mampu melanjutkannya. Seorang Draco Malfoy, mencintainya. Draco mencintainya.

Ron menyaksikan Pansy pergi dengan terburu-buru. Ia mendekati Hermione, menggerakkan tangannya di sekitar tangan Hermione. Gadis itu menangis, sambil memegang erat surat itu di cengkeramannya. Air mata Hermione memudarkan tinta di surat itu, merusaknya.

Ron membaca surat itu dari balik pundak Hermione, sebelum mengambilnya dari gadis itu. "Hermione, kau akan merusak suratnya."

Hermione menatap Ron, kemudian tersenyum. Ron sangat perhatian padanya, dan Hermione tak akan pernah bisa membalasnya. Ginny dan Harry berdiri di pojok ruangan, menatap Hermione dengan khawatir.

Draco menggerakkan tubuhnya.

Hermione sampai meloncat karena terkejut, kemudian memalingkan diri. "Draco, Draco." bisiknya, mengguncang lengan atas Draco dengan lembut. Sambil menangis pelan, ia mencoba untuk membangunkannya.

"Jangan, sayangku! Dia belum sembuh benar!" Madam Pomfrey berlari ke arah mereka berdua dan menyuruh Hermione pergi.

Alone With YouWhere stories live. Discover now